ANDA MEMPUNYAI MASALAH?

ANDA MEMPUNYAI MASALAH?
Yohanes 2:1-11
Setiap keluarga mempunyai masalah sendiri; demikian pula setiap orang.  Pemecahan masalah dilakukan secara bermacam-macam: mulai dari pengenalan masalah dengan lebih baik; pengantisipasian masalah yang mungkin terjadi; sampai perencanaan ke depan.  Kesemuanya itu baik, namun bukankah semuanya itu masih dalam keterbatasan manusia yang kerap kali masih dipusingkan dengan masalahnya?  Bagaimana menyelesaikan masalah yanga ada; atau setidaknya menghadapinya dengan baik?
Kisah perkawinan di Kana yang terkenal dengan mujizat Yesus pertama kali dicatat sebagai peristiwa unik di mana Allah menunjukkan kemurahan kepada manusia.
Waktu itu Maria juga hadir di pesta perkawinan di Galilea itu dan mengetahui pula keadaan tuan rumah yang kehabisan anggur.  Adalah sesuatu yang sangat memalukan bila sebelum akhir pesta perkawinan (ada yang hingga sekitar 7 hari); jamuannya sudah habis lebih dahulu.  Apakah tuan rumah tidak mempersiapkan rencana dengan baik?  Apakah tamu-tamu yang hadir sangat kehausan dan kelaparan? Apapun sebabnya; saat itu masalah begitu besar:diambang kegagalan pesta.
Maria prihatin terhadap masalah tuan rumah itu.  Ia percaya dan melihat bahwa satu-satunya solusi atas segala masalah manusia dapat datang kepada Yesus.  Bukankah Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjadi manusia dalam segala kesediaan untuk merendahkan diri melayani?  Inilah yang mendorong Maria berkata kepada para pelayan untuk mengikuti perintah Yesus.  Ada kemungkinan Maria terlibat dalam panitia perayaan atau masih ada hubungan kerabat jauh dengan pengantin baru itu.
Yesus akhirnya menyelesaikan masalah dengan meminta menuangkan air ke dalam 6 tempayan yang berisi 2-3 buyung (ayat 6).  Perkiraan isinya adalah 31 lt/buyung x 3/tempayan x 6tempayan= 560 lt.  Jumlah yang banyak dengan kualitas yang sangat baik (ayat 10).  Mujizat Yesus pertama kali mengubah air menjadi anggur diketahui oleh para pelayan yang taat mengikuti perintah Yesus.  Semula tampaknya seperti tidak masuk akal; namun ketika mereka taat; mereka melihat kuasa Allah dinyatakan.
Masalah dalam hidup ini amat bervariasi dan tidak jarang membuat kesulitan yang sangat amat bagi seseorang.  Di sinilah saatnya bagi setiap orang untuk kembali melihat bahwa: Tuhan Yesus Kristus mampu menolong kita dengan segala masalah yang kita hadapi; apapun dan bagaimanapun masalah itu adanya.
Yesus Kristus meminta ketaatan dari kita agar Ia dapat bekerja melalui dan di dalam kita.  Kristus ingin agar setiap orang percaya dapat menghadapi bahkan menyelesaikan masalahnya; bahkan lebih dari itu:menjadi berkat bagi penyelesaian masalah orang lain.  Apapun dan bagaimanapun Tuhan meminta kita melakukan sesuatu adakah kita bersedia dengar dan taat?  Mohon Tuhan menolong kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

BERBAGI KEBAIKAN

BERBAGI KEBAIKAN
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Filipi 4:5

 

 Apakah Anda ingin memperoleh damai sejahtera Allah?  Apakah Anda merindukan pemeliharaan Tuhan berlaku atas hidup Anda?  Apakah Anda ingin dapat penyertaan Tuhan dalam hidupmu?  Bila ya, marilah kita menyimak sejumlah nasihat Paulus terhadap jemaat di kota Filipi.
Paulus mengajak orang-orang percaya untuk hidup di dalam Tuhan walaupun berada dalam situasi yang sulit.  Surat Paulus kepada jemaat Filipi boleh dikatakan sebagai surat sukacita, sebab banyak kalimat dan nada kegembiraan di dalam Tuhan terkandung dari surat ini.  Menariknya adalah pada saat Paulus menulis surat sukacita ini, ia berada di dalam sel penjara yang pengap, kotor, bau, gelap dan besar kemungkinan disertai banyak tikus dan kecoa.
Pada umumnya orang yang berada dalam keadaan seperti Paulus di penjara lebih muda bersungut-sungut, frustasi bahkan putus asa.  Mengapa Paulus bisa bersukacita di saat sulit? Apa rahasianya sehingga Paulus bisa mendapat kekuatan berlimpah-limpah dari Tuhan?
Belajar dari surat Filipi, setidaknya kita bisa melihat bagaimana Paulus bukan saja merasakan kekuatan berlimpah tetapi berani mengatakan bahwa janji-janji Tuhan itu berlaku di dalam kehidupan orang-orang yang mengikut Tuhan.  Alasan pertama adalah, Paulus tidak memikirkan nasibnya sendiri melainkan memikirkan kebaikan orang lain.
Paulus menasihati Euodia dan Sintikhe yang kemungkinan sedang konflik.  Paulus bahkan meminta dengan sangat kepada Sunsugos agar menolong mendamaikannya.  Terlebih lagi, Paulus dengan jelas mengajak jemaat Filipi agar menyatakan kebaikan kepada orang-orang lain (ayat 5).  Kebaikan tidak boleh disimpan sendiri apalagi dimanipulasi untuk kepentingan sendiri atau nafsu duniawi.  Kebaikan harus dibagi agar orang lain merasakan dan diberkati melaluinya.
Alasan kedua Paulus bersukacita di tengah kesulitan bahkan memperoleh kekuatan berlimpah adalah karena berpikir seperti yang Tuhan mau.  Dalam suratnya dengan jelas mengajak pembaca untuk memikirkan yang benar, mulia, adil, suci, manis dan semua yang baik.
Berpikir seperti yang Tuhan mau adalah latihan setiap hari.  Dibutuhkan komitmen untuk mengusahakan.  Yang menjadi pertanyaan bukan apakah orang Kristen bisa atau tidak bisa, melainkan mau atau tidak mau untuk berpikir seperti yang Tuhan mau.
Beberapa waktu lalu saya baru menyadari bahwa dua ekor burung yang saya pelihara di sangkar ternyata adalah burung yang memikirkan kebaikan burung lain.  Semula saya jengkel, karena setiap kali diberi makan maka tidak lama kemudian makanan itu tercecer di lantai.  Dalam hati saya berpikir, “burung ini tidak menghargai makanan!  Diserak-serakkan makanan semaunya.”
Kemudian, sewaktu habis memberi makan dan membersihkan kotoran burung serta memberi minum air, saya sembunyi tetapi dengan iseng mengamati tingkah laku burung-burung itu.  Astaga, ternyata dia sering bersiul-siul di pagi hari ataupun waktu lain karena sedang berkomunikasi dengan burung lain di luar sangkar.  Burung liar di luar itu makan dari makanan yang sengaja dibagi oleh burung-burung saya.
Entah apa karena hidup di perkotaan lebih sulit bagi burung dari pada hidup dalam sangkar yang lengkap makanan dan minuman?  Saya tidak tahu.  Tetapi yang saya lihat, dapat saya simpulkan bahwa dua ekor burung peliharaan saya yang disebut Nuri itu membagi kebaikan kepada burung-burung lain.  Ini pelajaran yang luar biasa dari peristiwa alam yang biasa!
Jauh sebelum saya mengerti secuil dinamika kebaikan burung, Tuhan sudah mengajarkan di dalam Alkitab tentang kebaikan yang harus dibagi agar orang lain melihat kebaikan Tuhan.  Anda ingin mendapat dan merasakan janji-janji Tuhan?  Belajarlah berpikir seperti yang Tuhan mau.  Belajarlah untuk berbagi kebaikan.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

CINTA KELUARGA

Cinta Keluarga
 Kejadian 14:1-16
Pernakah Anda mendengar semboyan “Cintailah Keluargamu!” atau pepatah, “seburuk-buruknya keadaan saudara/i bagaimanapun juga adalah keluargamu” ?  Ungkapan di atas menunjukkan bahwa keluarga adalah hal yang penting.  Namun hal ini tidaklah mudah ketika anggota keluarga itu merugikan, menyakiti, melukai bahkan mengkhianati diri kita.  Kurang lebih seperti inilah yang dialami Abram dengan Lot yang adalah kerabatnya.
Abram yang lebih tua, lebih senior, lebih mapan, lebih berpengalaman, dan lebih dalam banyak hal pernah berselisih dengan Lot yang adalah anak dari saudaranya.  Lot tentu saja lebih muda, lebih yunior, meskipun tidak kalah kaya tetapi Lot-lah yang mengikut Abram.  Perselisihan dalam keluarga dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan dalam situasi apa saja.  Abram berselisih dengan Lot dikarenakan ada banyak kepentingan dan tumpang tindih dalam teritorial.
Sebenarnya Alkitab hanya mencatat bahwa perselisihan Abram dan Lot lebih dahulu dimulai dari perselisihan antara para gembala mereka.  Bisa jadi karena sumur tempat minum hewan ternak menjadi masalah.  Kambing domba mana yang perlu didahulukan mendapatkan minuman bisa jadi memunculkan pertengkaran.  Masalah bisa terjadi ketika ternak milik orang lain menginjak-injak kesuburan padang rumput.  Besar kemungkinan juga adalah karena banyaknya ternak dan hidup berdampingan, maka ada sejumlah hewan yang berpindah tempat ke ladang orang lain.
Singkat cerita, Abram dan Lot berpisah.  Alkitab tidak banyak menceritakan bagaimana perasaan Abram.  Abram mengalah dari Lot dalam hal keputusan meskipun ia lebih senior.  Abram mengalah untuk tidak memilih tanah yang makmur.  Apakah mungkin ada rasa kecewa dari Abram?  Apakah mungkin ada rasa tidak suka dan marah terhadap Lot?  Bisa jadi.
Apapun perasaan dan pemikiran Abram, ia tetap mengasihi keluarganya Lot.  Ketika ada konflik antar penguasa Kedorlaomer dan sekutu penguasa Sodom, Abram tidak tinggal diam.  Abram dengan segera mengambil strategi dan tindakan menyelamatkan keluarga Lot beserta seluruh hartanya.  Abram terbukti sayang dengan Lot sebagai keluarganya (bdk.Kejadian 18:16-33).
Hari ini banyak terjadi sesama orang Kristen konflik.  Permasalahan bukan bagaimana menghindari konflik, tetapi bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik secara benar.  Ironis sekali bila ada keluarga Kristen yang konflik sampai di pengadilan, saling pukul, saling jatuhkan dan melibatkan aparat keamanan.  Konflik menjadi tajam dan besar ketika kedagingan lebih diutamakan dan penyangkalan diri diabaikan.
Hari ini Alkitab mengajarkan kepada kita untuk cinta keluarga.  Abram mengasihi Lot walaupun sudah merugikan dan bisa jadi mengecewakannya.  Abram bisa tetap mengasihi keluarga dan kerabatnya karena ia hidup di dalam Tuhan.  Ini bukan berarti orang Kristen suka dianiaya atau harus mematikan perasaannya.  Ini bukan berarti orang Kristen harus jadi korban dirugikan.  Sikap Abram adalah contoh bagaimana orang percaya bebas memberi respon untuk hidup di dalam Tuhan.  Suatu sikap yang tidak ditentukan oleh keadaan dari luar tetapi dari dalam adalah penting menjadi pembelajaran setiap kita.  Setiap orang bebas memilih reaksi apa yang terjadi atas situasi yang menimpanya.  Ia bisa marah dan kemudian membalas kejahatan atau ia bisa marah tetapi menenangkan diri dan berpikir positif.
Cinta terhadap keluarga adalah ajaran Alkitab.  Cinta terhadap keluarga gampang-gampang sulit.  Dikatakan gampang karena itu adalah keluarga sendiri, orang dekat.  Kalau orang tionghoa bilang, “ce ci ren”.  Dikatakan susah, karena setiap keluarga berbeda kedekatanan dan perlakukan satu sama lain.  Itulah sebab apabila kita ingin bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun, kita harus belajar kasih Tuhan.  Tanpa memahami dan mengalami kasih Tuhan Yesus Kristus, akan menjadi hal yang sukar bahkan mustahil untuk bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun.   Bagaimana keadaan hubungan keluarga Anda? Lancar dan penuh kasih atau jauh dan saling bermusuhan?  Mari kita mohon Tuhan memampukan untuk bisa mengasihi keluarga dan bahkan menjadi kesaksian kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

NYATAKAN KHARISMA NASRANIMU…!

NYATAKAN KHARISMA NASRANIMU…!

Kejadian 14:17-24

Tidak ada kehidupan Kristen yang lebih nyata dengan perbuatan dari pada kata-kata atau pemikiran belaka. Setiap orang yang sungguh-sungguh merindukan menjadi seorang Kristen berdampak pada lingkungan dan orang-orang sekitar, maka ia harus mempraktekkan kharismanya.
Kharisma dalam kamus Oxford diterjemahkan dengan pengertian kemampuan yang sangat kuat untuk menarik atau kualitas yang sangat baik sehingga menimbulkan inspirasi. Kharisma sendiri dari akar kata bahasa Yunani berarti anugerah Tuhan dalam diri seseorang.
Abram adalah contoh bagi setiap kita tentang hidup Kristen yang nyata. Kehidupan Kristen yang berdampak tidak dibatasi hanya dengan doa, baca Alkitab dan ke Gereja. Kehidupan Kristen yang memberi dampak diwujudkan dalam tindakan nyata dalam rangka meresponi anugerah Tuhan.
Abram yang sudah disertai Tuhan dalam mengalahkan Kedorlaomer dan raja-raja sekutunya, mendapat berkat sekali lagi dari Imam Melkisedek, raja Salem (lihat artikel saya tentang asal-usul Urusalim). Abram menyadari bahwa semua keberhasilan yang dialami adalah berkat Tuhan yang perlu disalurkan dan bukan disimpan sendiri.
Kharisma bapak orang percaya ini begitu besar, berdampak pada masyarakatnya, bahkan pada ribuan tahun setelah meninggalnya adalah tidak lain karena ia mempraktekkan kharismanya. Abram menunjukkan kesaksian hidup percayanya dengan memberikan perpuluhan, menolak mengingini harta orang lain dan memperhatikan kesejahteraan pengikutnya.
Banyak orang ingin berkat Tuhan dan ketika sudah diberkati sedemikian besar oleh Tuhan, justru pelit di dalam memberikan perpuluhan. Banyak orang tahu makna perpuluhan (Maleakhi 3:10), tetapi imannya kepada Tuhan tidak sampai seper sepuluh.
Ironis sekali setiap kali saya mendengar sesama orang Kristen bertengkar bahkan sampai di pengadilan karena masalah harta atau tentang hal kepemilikan. Menyedihkan melihat pengusaha-pengusaha Kristen yang kemudian memeras bahkan menekan biaya hidup dari pegawainya. Tragis memang bila mendengar usaha seseorang pengusaha Kristen begitu diberkati Tuhan sementara kesejahteraan pegawainya dilalaikan. Ada orang yang begitu setia bekerja puluhan tahun dengan baik, tetapi gajinya naik sangat sedikit dan dibawah standar kelayakan.
Siapapun kita dan apapun pekerjaan kita, hari ini Firman Tuhan datang mendorong kita untuk mempraktekkan kharisma Kristen yang sudah diberikan Tuhan. Mari kita belajar setia memberikan perpuluhan, belajar untuk tidak tamak dengan mengingini apa yang bukan milik kita, belajar untuk memperhatikan orang-orang yang mengikut/bekerja pada kita atau berada dalam satu kelompok/tim dengan kita. Amin.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail