SEMUA BAIK

SEMUA BAIK

(Baca: Kejadian 50:20)

Suatu malam seorang pemuda pulang dari tempat nya bekerja dan melewati sebuah jalan remang-remang di malam hari. Ia melihat seorang pemabuk sedang terhuyung huyung sambil membungkukan kepala mencari sesuatu. Pemuda ini bertanya kepada pemabuk tersebut, “Bapak sedang mencari apa? Apakah ada yang hilang?”, dijawab pemabuk ini, “Oh ya, saya mencari kunci rumah ku yang jatuh dari kantong celana.” Sang pemuda kontan membantu mencari dan mencari tetapi tidak menemukan.

Kemudian pemuda ini bertanya lagi, “Apa bapak yakin kunci tersebut jatuh dari kantong celana? Tampak nya tidak ada di sini. Kira kira tadi jatuh nya di mana ya?”, Pemabuk itu menjawab, “Tadi jatuh di seberang sana.”. Kontan pemuda ini kaget dan berkata, “Lah, ngapain bapak cari di sini kalau jatuhnya di seberang jalan sana?”. Pemabuk ini ketawa dan berkata, “Sebab di sini lebih terang dekat lampu jalan. Di sana gelap tidak ada penerangan lampu”. Pemabuk kemudian sambil tertawa terbahak bahak berjalan pergi.

Jatuh nya di sana koq cari di sini? Manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Ada yang terburu buru menyalahkan pihak lain tanpa mengevaluasi diri. Ada pula yang lebih suka menuduh penyakit akibat ulah Iblis padahal kita lah yang kurang menjaga kesehatan. Masalah besar menimpah yang disalahkan Tuhan, kenapa tidak menjaga dan memberkati, padahal setiap hari keputusan diambil secara ceroboh dan dengan motif nafsu duniawi.

Berbeda hal nya dengan Yusuf yang sudah ditempah Tuhan dari nol sampai sukses. Perkataan yang keluar dari mulutnya adalah sari dari hidup berjalan bersama Tuhan. Ia pernah naif sewaktu kecil di tengah tengah keluarga besar nya. Bermimpi boleh boleh saja, tetapi penyampaian tanpa hikmat menimbulkan efek yang tidak perlu. Yusuf pernah dikhianati, dijual, difitnah bahkan dilemparkan ke dalam penjara yang gelap dan kotor. Kendati demikian, ia tidak menyalahkan Tuhan dan menyimpan dendam dan kebencian. Yusuf belajar melanjutkan hidup dengan tau belajar menempatkan diri. Ia keluar sebagai pribadi yang tidak menyimpan dendam, memaafkan dan bahkan mengasihi. Jatuh nya di sana dan cari  nya di sana. Inilah yang disebut tepat sasaran.

Mari belajar dari Yusuf dengan melihat hidup ini dari persepektif Ilahi. Manusia bisa saja mereka rekakan yang buruk, negatif bahkan putus asa; tetapi bila kita berjalan bersama Tuhan maka yang di depan tersedia pengharapan, kebaikan dan keberhasilan. Adalah lebih baik mulai dari Nol dan tidak punya apa-apa yang dibanggakan tetapi berjalan bersama Tuhan dari pada memiliki segala nya tetapi berjalan sendiri tanpa Tuhan. Kiranya Tuhan menolong setiap kita, Amin.

ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA SESUATU UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

ANAK TAKUT GELAP

ANAK TAKUT GELAP

(Baca: Matius 5:14-16)

terang

      Apakah anak Anda takut gelap? Malam itu, salah satu anak kami minta ditemani untuk pergi ke kamar mandi karena ia takut gelap. “Kenapa kamu begitu penakut?” Kalimat yang kemudian saya sesali dan meminta maaf kepadanya. Bagaimana mendidik anak apabila takut gelap?

       Ketika berada di bukit Arbel, Yesus menyebut bahwa setiap pengikut-Nya adalah Terang Dunia. Dari bukit inilah kita bisa melihat betapa subur dan indah nya pemandangan danau Galilea dari atas. Terang dari atas menyingkapkan realitas keadaan di bawah. Inilah panggilan hidup orang percaya, yakni menjadi saksi dan saluran berkat Tuhan.

       Apa yang dapat kita lakukan ketika anak takut gelap? Pertama, jangan menyebutnya “Penakut”. Dengan menghakimi atau melabeli anak sebagai penakut sama saja dengan semakin menjerumuskan anak tersebut menjadi rendah diri (inferiority).

       Kedua, dampingi anak Anda menghadapi rasa takut. Ingat bahwa anak yang takut gelap bisa bermacam-macam sebabnya. Ada anak yang takut gelap karena sering menonton film monster, dan ada pula karena perceraian orang tua sehingga timbul rasa cemas dalam diri anak yang keluar dalam bentuk takut gelap. Dalam kasus yang berat, kita perlu bantuan profesional konselor atau psikiatri. Jangan memarahi atau mengabaikan perasaannya.

       Ketiga, ijinkan anak bertumbuh secara wajar.  Setiap orang memiliki rasa takut masing-masing. Bagi anak, gelap gulita dapat menimbulkan rasa tidak aman karena tidak dapat melihat keadaan sekitarnya. Jangan menakuti anak dengan ancaman ada hantu A yang datang bila tidak dengar-dengaran perkataan Anda. Ijinkan dan hargai perasaannya ketika ia cerita perasaan, pikiran dan imajinasinya agar Anda dapat memahami dan menolongnya. Ajak anak berdoa dan mendengarkan Firman Tuhan sebelum tidur.

      Oh ya sejak semua hal praktis di atas diterapkan, anak saya sudah beberapa kali pergi ke kamar mandi sendiri, termasuk ke ruangan gelap sendiri. Tanpa disadarinya, ia jadi tidak setakut sebelumnya. Mari kita jadi Terang di tengah keluarga maupun lingkungan sekitar kita. Selamat menjadi Terang Dunia  dan Tuhan Yesus memberkati.

“You’re here to be light, bringing out the God colors in the world.” Matthew 5:14

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail