REFLEKSI PASKAH: PERSIAPAN HATI

REFLEKSI PASKAH: PERSIAPAN HATI BUKAN RUTINITAS KEAGAMAAN
(Baca: Yohanes 2:13-25)
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Yohanes 2:16
Dalam kurun waktu sekitar 3,5 tahun pelayanan Yesus Kristus di dunia, Paskah di tahun pertama dilawat-Nya dengan kemarahan.  Mengapa Yesus marah bahkan mengusir orang-orang di sekitar Bait Allah?  Bila kita membaca bagian ini secara sekilas saja, maka kita akan dibingungkan dengan sikap Yesus yang kelihatan aneh.  Seolah-olah Yesus marah dan tidak suka melihat orang beribadah; seolah Yesus tidak setuju dengan usaha orang-orang yang hendak melayani di Bait Allah.
Apakah yang sebenarnya terjadi pada Paskah pertama dari pelayanan Yesus di usia sekitar 30 tahun itu?  Seder atau dikenal dengan tata cara persiapan Paskah sudah berlangsung ribuan tahun sejak jaman Musa.  Orang-orang Israel mempersiapkan dan memaknai Paskah sebagai penebusan, keselamatan dan kemerdekaan dari Tuhan lewat peristiwa darah anak domba yang dikorbankan.  Mereka memperingati ini agar tidak lupa kebaikan Tuhan, tidak lupa untuk mengikut Tuhan dengan komitmen penuh, tidak lupa untuk mengajarkan kepada generasi demi generasi tentang bebasnya Israel dari penjajahan Mesir oleh campur tangan kuat kuasa Tuhan.
Paskah bagi orang-orang Kristen saat ini dimaknai sebagai penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib untuk membuka jalan keselamatan dan hidup yang kekal.  Paskah sekaligus menjadi momentum kegenapan dari simbol darah anak domba yang dikorbankan di jaman Musa.  Paskah berasal dari kata pesach yang artinya: di lewati.  Satu kata yang mengacu kepada dilewatkan dari kematian alias tetap hidup karena sudah dibayar lunas oleh pengorbanan Anak Domba Allah (Yesus Kristus).
Anda masih ingat peristiwa Abraham yang hendak mengorbankan anaknya Ishak dan Tuhan menggantinya dengan domba jantan?  Peristiwa ini (Kejadian 22:13) dikenal juga oleh umat Muslim sebagai peristiwa qurban (hari raya Idul Adha).  Sepanjang jaman Perjanjian Lama (termasuk Musa tentunya), korban adalah bagian dari cara yang diperintahkan Tuhan untuk menebus/menghapus dosa.  Namun semua ini adalah simbol dari apa yang dinubuatkan dan dipersiapkan Allah di masa depan.
Dosa manusia tidak mungkin bisa dihapuskan hanya dengan darah hewan yang dikorbankan.  Apalagi keselamatan manusia menuju ke sorga tidak akan pernah mungkin hanya lewat darah binatang maupun usaha manusia (Efesus 2:8-9).  Kesempurnaan dari korban yang menghapus dosa manusia sebenarnya terletak dari Anak Domba Allah yang dikorbankan (Yohanes 1:29; Wahyu 5:12) yakni Yesus Kristus/Isa Almasih/Yesua Ha Mashiach yang ditentukan Tuhan sebagai penggenapan dari semua ritual korban.
Yesus marah kepada orang-orang di Bait Allah pada waktu itu bukan karena Yesus orangnya emosional; tidak suka melihat orang beribadah apalagi orang yang berusaha melayani Tuhan.  Yesus marah bukan karena sebab itu semua.  Yesus marah karena mereka menyelewengkan makna dasar yang benar dari ibadah kepada Tuhan.  Orang-orang yang berjualan pada waktu itu sedang mencari untung dan merugikan orang-orang lain khususnya dari luar Yerusalem dengan menjual barang-barang cacat; domba yang tidak sehat; dan me-mark up dari yang seharusnya.  Terlebih dari itu semua, Yesus marah karena hati mereka tidak tulus mau melayani Tuhan, karena hati mereka tidak menempatkan Tuhan sebagai yang utama tetapi bisnisnya.
Hari raya korban atau Paskah setiap tahun kita peringati sebagai hal yang penting dari penebusan keselamatan dan pengampunan dosa dari Tuhan.  Karena setiap tahun memperingati dan diajarkan oleh agama, kita harus waspada agar tidak jatuh dalam rutinitas keagamaan tanpa melihat Tuhannya.  Yang Tuhan kehendaki di dalam mengenang kebaikan Tuhan adalah hati dan bukan rutinitas agamawi apalagi dengan motivasi supaya kelihatan saleh.  Yesus menegur orang-orang di sana pada saat memasuki hari raya Paskah karena hati mereka kotor dengan dosa, motivasi melakukan ritual keagamaan (seder) tetapi hatinya tidak ter-arah kepada pertobatan dan perubahan hidup.  Yesus menghendaki kemurnian hati yang disimbolkan dengan roti tak beragi (matzah), suatu sikap hati yang mau percaya, menerima pengorbanan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah dan meresponi hidup yang berkenan kepada-Nya.
Apakah Anda sedang mempersiapkan hari raya korban?  Apakah Anda sedang bersiap-siap untuk mengikuti ibadah Paskah?  Jangan lupa untuk mengambil waktu merenungkan pengorbanan Kristus.  Jangan lupa untuk mengevaluasi hidup kita: Apakah Tuhan berkenan atasnya?  Adakah hal-hal yang perlu kita ubah di dalam Tuhan?  Adakah hal-hal yang mana menuntut pertobatan?  Akhiri dengan komitmen percaya dan berbuat sesuatu untuk Tuhan Yesus Kristus.  Seperti kata Yesus, “Ikutlah Aku!”  
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

SEKILAS GAMBARAN MEMASUKI PASKAH

SEKILAS GAMBARAN MEMASUKI PASKAH
Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. I Korintus 5:7
Tidak terasa kita mulai memasuki minggu-minggu pra paskah.  Hampir semua media pelayanan Kristiani mulai menampilkan berbagai renungan dan ulasan tentang Paskah (easter).  Saya berpikir, Apakah Paskah kali ini akan dikenang lebih penting dari bulan Natal (Christmas)?  Apakah yang menjadi rentetan dari peristiwa Paskah ini?  Apa dan bagaimana kita mengenang dan memaknainya?  Berikut ini gambaran sekilas untuk menolong kita melihat kembali peristiwa Paskah.  Kiranya kita semua boleh merenungkan dan memperoleh semangat, pengharapan dan antusias dari berita Paskah. 
  
Inti Paskah diperingati dalam perjamuan kudus yang melambangkan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib untuk mengampuni dosa, menebus, menyelamatkan dan memberi pengharapan hidup yang sesungguhnya dalam Tuhan (Matius 12:28-30).
Paskah pertama terjadi ketika bangsa Israel hendak keluar dari penjajahan Mesir (Keluaran 12).  Tuhan dengan kuasaNya yang dahsyat memakai Musa untuk membebaskan Israel dari perbudakan dan penjajahan.   Kata Paskah berasal dari bahasa ibrani Pesach yang artinya dilewatkan (dari kematian).  Paskah waktu itu adalah darah anak domba yang dikorbankan sebagai lambang keselamatan.   
Semua aspek yang terjadi di jaman Perjanjian Lama adalah gambaran yang belum selesai.  Sementara kesempurnaan dari Paskah  yakni Yesus Kristus yang dikorbankan di kayu salib untuk penebusan dosa dan keselamatan hidup manusia yang percaya.
Malam sebelum Tuhan Yesus disalibkan, diadakan perjamuan kudus pertama dengan makna roti lambang tubuh Kristus yang dikorbankan dan darah lambang darah Yesus yang dicurahkan untuk pengampunan dosa (I Korintus 11:23).  Perjamuan Kudus bemakna tentang pengorbanan (sacrifice); pengampunan dosa; keselamatan dan hidup yang dikuduskan/dilayakan oleh Allah.
Malam itu Yesus sadar apa yang akan terjadi dengan seluruh konsekuensi berat yang ditanggungnya.  Yesus berdoa meskipun murid-muridnya tertidur lelap.  Kekuatan terbesar di dalam pergumulan yang berat sesungguhnya terletak dalam dukungan doa.  Kemenangan Yesus dalam pergumulan di Getsemani bukan dari keyakinan batin “saya hebat”; “saya bisa”; ataupun “saya kuat”, tetapi justru di dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Bapa di sorga.
 
Babak selanjutnya adalah gambaran tentara dan orang-orang yang menyebut dirinya tokoh-tokoh agama yang membawa senjata, pedang, pentungan, obor dan borgol untuk menangkap Yesus sewaktu malam gelap di taman Getsemani (Matius 26:47-56).  Penangkapan dilakukan dengan cara keji, yakni cium khianat Yudas Iskariot.  Demi cinta harta, Yudas bukan saja sering korupsi uang pelayanan, tetapi juga menjual informasi keberadaan Guru Yesus.  Hari ini banyak orang yang mengaku sebagai pengikut Yesus tetapi lebih cinta uang dari pada cinta Tuhan.
Yesus disiksa dan diseret paksa ke pengadilan manusia.  Pengadilan pertama justru adalah pengadilan agama yang seharusnya membela Tuhan dan memperjuangkan kebenaran.  Sebuah ironi dari sekumpulan orang berpendidikan yang berdiri di payung organisasi religius.  Pengadilan kedua adalah pengadilan negara oleh Pontius Pilatus.  Pengadilan tidak akan berbicara tentang kebenaran dan keadilan kecuali kembali kepada kebenaran Tuhan.  Suara rakyat bukan suara Tuhan.  Pengadilan manusia dapat menjadi pengadilan setan (court of evil) ketika manusia tidak kembali bertobat kepada Tuhan.
 
 Yesus disiksa dan dianiaya karena kepentingan politik, kebencian, iri hati, dan dengki.  Setiap luka dan bilur yang diderita bukan karena kesalahan Yesus Kristus, tetapi IA rela menanggungnya demi menyembuhkan, mengampuni, memulihkan dan menyelamatkan orang-orang yang bertobat dan percaya kepadaNya.
Puncak dari Paskah adalah salib yang tergantung tinggi.  Salib pada jaman itu adalah lambang kehinaan dan kutuk.  Orang yang disalib di jaman Romawi adalah orang yang melakukan kejahatan besar sehingga layak dihukum mati secara keji.  Romawi mengijinkan penyaliban bukan karena kejahatan tetapi justru karena alasan politik dan KETAKUTAN akan terjadi ketidakstabilan keamanan.  Bukankah hari ini banyak pengadilan dan aparat keamanan menangkap, memenjarakan dan memutus bersalah orang-orang yang memberitakan Kabar Baik demi alasan supaya tidak rusuh?
Saya sedih ketika mendengar pemerintahan Amerika Serikat memperlakukan sangat sopan dan hati-hati kepada para tahanan teroris dan  Al Qur’an dengan alasan “takut” rusuh dunia, tetapi di satu sisi justru terjadi pembiaran terhadap pihak kepolisian yang melarang Alkitab dibagikan di Nottingham High School- Trenton, New Jersey.  Pihak Alkitab the Giedons yang membagi pada waktu itu mengakatan bahwa mereka tidak salah secara hukum Amerika karena bebas utarakan pendapat dan tidak memaksakan orang untuk percaya, bila orang mau terima Alkitab silahkan, bila tidak mau juga tidak apa-apa. 
Ketika Yesus disalibkan, ada 7 perkataan yang memiliki makna dan pengertian yang sangat dalam.  Berikut ini dibahas secara sekilas yang sebenarnya tidak cukup untuk menjelaskan kedalaman perkataan-perkataan Yesus tersebut:
1.  “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34) yang menunjukkan pengampunan dan kasih bukannya balas dendam dan kebencian. 
2.  “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43) yang menunjukkan tidak perduli seberapa jahat, najis dan berdosanya manusia bila bertobat dan menerima Kristus akan diampuni dosanya dan diselamatkan. 
3.  “Ibu, inilah anakmu! … Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27) yang menunjukkan bahwa semua orang percaya pengikut Yesus Kristus dari berbagai suku, bahasa, umur dan golongan apapun adalah saudara seiman.
4.  “Eli, Eli, lama sabakthani?” (Matius 27:46) yang artinya Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?  Perkataan ini adalah gambaran suasana kesedihan, ditinggalkan sendiri untuk menanggung dosa manusia dan masuk dalam jurang maut.  Yesus tengah menjalani pergumulan yang berat, yakni Tuhan yang jadi manusia membatasi diri dalam ruang dan waktu harus terhina, dibantai habis demi menebus dosa kita.  Itulah sebabnya Yohanes 3:16 dengan jelas menyatakan motif Allah yang sangat amat mengasihi kita sehingga rela menyerahkan Yesus Kristus sebagai korban penebusan dosa agar kita selamat.
5.  “Aku haus.” (Yohanes 19:28) bukan sekedar perkataan dari seseorang manusia yang haus karena disalib dan kehabisan cairan darah tetapi juga mewakili pergumulan manusia yang “haus” akan air kehidupan.  Yesus tengah berada di posisi salib menggantikan manusia yang harus disalib.  Kitalah yang seharusnya disalib karena dosa-dosa kita, tetapi mengambil posisi kita agar semua laknat neraka tidak menghabisi kita.
6.  “Sudah selesai.” (Yohanes 19:30) mengambarkan kelengkapan dan kesempurnaan dari pengorbananNya.  Misi-Nya sudah selesai, sudah genap.  Tidak perlu lagi tambahan, hanya oleh darah Yesus menyelamatkan dan memulihkan manusia.
 7.  “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku” (Lukas 23:46) adalah sebuah penyerahan total melakukan kehendak Tuhan hingga akhir.  Yesus tidak mempercayakan diri kepada orang-orang kaya, berpengaruh, pejabat, ataupun dukungan massa.  Yesus memulai di dalam Tuhan dan mengakhiri di dalam Tuhan pula.
Perkataan Yesus mulai jam 09.00 pagi hingga jam 15.00 sore diiringi dengan kegelapan siang bolong jam 12.00 dan pada saat penyaliban terjadi gempa bumi; tirai bait Allah robek yang melambangkan kegenapan dan kesempurnaan dari bait Allah di Yerusalem bukan bangunan kasat mata tetapi ada dalam hati orang-orang percaya (I Korintus 6:19).
Pada saat penyaliban Yesus, terjadi kebangkitan orang-orang mati yang dulunya hidup saleh di hadapan Tuhan.  Keadaan yang digambarkan oleh kitab Injil menunjukkan kengerian, ketakutan akan kehadiran Allah melewati banyak peristiwa alam, supranatural dan menggoncangkan banyak jiwa untuk menyadari bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (Matius 27:51-54)
Pada hari ketiga, Yesus bangkit dari kematian (Matius 27:52).  Ia telah mengalahkan maut dan memberi kesaksian di depan para murid dan ratusan orang lainnya.  Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan yang dulu pernah datang ke dalam dunia jadi manusia, tetapi sekarang sudah naik kembali ke sorga.  Ia memanggil setiap kita orang percaya untuk memberitakan kabar baik, bahwa ada keselamatan ganti kebinasaan, ada pengharapan ganti keputusasaan.  Yesus Kristus memanggil setiap kita untuk bertobat, percaya kepada peristiwa salib Kristus dan menjadi murid-muridNya.  Setiap kita dipanggil untuk berbuat sesuatu bagi Injil Kristus sesuai dengan talenta, keunikan dan keadaan kita masing-masing.  Selamat merenungkan masa pra paskah.  Tuhan Yesus beserta kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Kenapa Percaya Yesus Sekarang?

Tanya:

(Dari RK): KENAPA KITA HARUS PERCAYA YESUS SKRG JUGA DAN BUKANNYA NANTI PADA WAKTU MAU MATI???

Jawab:

  1. Karena kita tidak pernah tahu kapan waktu kita akan berakhir. Bisa saja sebentar lagi, bisa jadi masih lama. Merespon dan percaya Yesus adalah waktu berharga yang sangat penting.
  2. Alkitab bicara tentang upah, memang ada upah yang berbeda antara orang yang mengerjakan dengan sungguh dan segenap hati akan hidupnya di hadapan Tuhan dengan orang yang mau mati baru percaya Tuhan Yesus.  Upah seperti apa dan bagaimana, Alkitab tidak bicara jelas dan kita tentu saja tidak boleh menambahi apalagi mengarang dengan imajinasi sendiri.
  3. Bila kita gunakan hidup kita dengan baik sejak sekarang dan bukan nanti kalau sudah tua atau hampir mati, maka kita disebut berhasil. Ingatlah kenapa Tuhan ciptakan kita saat ini dan bukan 400th lalu atau 200 tahun akan datang, karena Tuhan punya rencana dalam hidup kita dan Tuhan mau kita hidup di dalam rencana-Nya. Untuk inilah alasan kita ada dan diciptakan saat ini, bukan sekedar mencari upah, tetapi menggenapi tujuan kita ada di dunia ini (eksis). Bila sudah mau meninggal baru percaya Yesus, maka kita sudah membuang waktu yg sangaaaaaat panjang dan menyia-nyiakan alasan dan tujuan kita diciptakan.

dipersembahkan

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

HADIAH DI BULAN DESEMBER

HADIAH DI BULAN DESEMBER

(Baca: Matius 9:35-38)

gifts2

       Barusan saya membaca ucapan selamat ulang tahun teman yang bernama Desi dari kenalannya dengan humor sebagai berikut: Konon bulan Desember lahir dari peristiwa Dewa Zeus yang menimba air bumi dengan berkata, “Des, ember Des!” Maka lahirlah bulan itu disebut Desember.

       Berbicara tentang kelahiran, apa sebenarnya arti kata Natal dan apa yang paling dicari Natal dalam arti sesungguhnya? Natal sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti kelahiran. Bulan desember ditandai dengan peristiwa besar selain hari jadi teman-teman atau kenalan kita yang lahir di bulan Desember, juga khususnya penanggalan internasional bahwa Tuhan pernah datang ke dunia menjadi manusia yang dikenal Yesus Kristus.

       Natal adalah penanda kalender yang sesungguhnya memberitahukan kepada semua orang apa yang paling perlu dicari oleh manusia adalah lawatan Tuhan kepada ciptaan-Nya. Jangan bayangkan seperti pejabat yang memakai mobil super mewah, dikawal pasukan super khusus dan bergelimpangan popularitas bak selebritis. Ia datang dalam perwujudan bayi, transportasinya adalah jalan kaki atau naik keledai, dan pendampingnya adalah murid-murid yang sedang belajar.  Kedatangan Tuhan menyapa manusia dilakukan dengan cara yang sederhana, penuh kerendahan hati dan harapan yang sesungguhnya.

heal2

       Alkitab mencatat, “… Ia mengajar… dan memberitakan Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Matius 9:35). Untuk inilah Tuhan datang dengan menjelma menjadi manusia mulai dari kelahiran bayi hingga kematian disalib semua untuk memberi jalan, pengharapan dan hidup.  Yesus mengingatkan realitas hidup manusia di dunia adalah sementara dan berdampak kekal.

       Adalah hal biasa kalau orang yang ulang tahun mendapat hadiah, tetapi luar biasa apabila orang membagikan hadiah pada saat ulang tahun. Tahukah Anda sejak lahirnya hingga matinya, Yesus Kristus memberi diri menjadi berkat bagi banyak orang. Ia bangkit mengalahkan neraka/maut dan menjamin kehidupan kekal bagi orang yang bertobat dan percaya kepada-Nya. Inilah hadiah terbesar sepanjang masa yang dapat diperoleh oleh manusia.

       Apakah Anda ulang tahun di bulan desember? Atau mungkin merayakan hari kelahiran Yesus? Hadiah terbesar sepanjang jaman akan menghasilkan keselamatan, damai sejahtera, sukacita dan masih banyak bonus lain yang tidak pernah dipikir dan dibayangkan akan diberikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Amin.

YESUS KRISTUSLAH JAWABAN DARI APA YANG DICARI DUNIA SEBAB IA LAH YANG SANGGUP MELENYAPKAN SETIAP PENYAKIT DAN KELEMAHAN

present

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail