REJEKI KOQ DITOLAK?


REJEKI KOQ DITOLAK?

(Baca: 2 Korintus 4:1)

 

       Sore itu saya sedang berjalan di taman dan melihat seorang ojek on line (ojol) yang tampak bingung mencari alamat. Kemudian saya dekati dan membantu menunjukkan alamat tersebut. Ojol ini hendak mengambil barang rupanya. Sambil mengeluh ia mengatakan, baru dari tempat lain untuk mengambil barang antaran namun dirasa terlalu besar dan ditolaknya. Kali itu pun juga demikian, ia menolak lantaran barang dianggap merepotkan. Dalam hati saya berujar, “lho, barangnya kan tidak besar? Kenapa rejeki ditolak dua kali? Kan rugi bahan bakar dan tenaga?” Karena bukan saya yang order ojol dan tidak ada sangkut pautnya, maka saya melanjutkan jalan kaki di taman tersebut.

       Menjalani sebuah pekerjaan memang ada kalanya berhak ditolak karena tidak sesuai prosedur atau merugikan namun menolak pekerjaan terus menerus dengan alasan tidak mau repot dan mau enaknya saja tentu bukanlah hal yang bijaksana. Apapun pekerjaannya bila dilakukan dengan benar dan kerja keras tentu tidak sia-sia. Inilah arti menghargai pekerjaan pelayanan yang dimaksudkan oleh Paulus.

       Paulus menolak mundur dari pekerjaan pelayanan bila alasannya hanya karena sulit dan kerja keras. Pun ia tidak mau memanfaatkan jabatannya sebagai rohaniwan untuk menjual ayat Kitab Suci demi keuntungan pribadi. Baginya, besar kecil pekerjaan sama berharga di mata Tuhan. Ia semangat bekerja bukan karena pujian manusia tetapi pujian Allah. Paulus tidak tawar hati (bahasa asli Yunani memiliki pengertian tidak menyerah, tidak berkecil hati) tetapi belajar mensyukuri pekerjaan yang Tuhan beri dan menganggap sebagai pemberian, belas kasihan bahkan kehormatan dari Tuhan.

       Bagi banyak orang, pekerjaan yang berhasil itu kalau jadi pejabat tinggi, disegani dan ditakuti banyak orang. Yang lain menganggap pekerjaan berhasil itu kalau punya pengaruh besar, banyak uang dan lebih ideal kerja sedikit (bahasa gaul nya kerja cerdik “smart”) penghasilan maksimal. Ah yang benar aja, idealisme seperti ini berapa persen dari seluruh populasi? Apapun pandangan yang bisa diperdebatkan, pandangan Firman Tuhan jelas bahwa kerja yang berhasil bukan dilihat dari besar kecil tetapi dari bagaimana menghargai anugerah yang Tuhan sudah percayakan. Tuhan yang menciptakan kita adalah Tuhan yang memanggil dan mengutus kita di dunia ini, kelak semua yang kita kerjakan akan dipertanggungjawabkan kembali kepadaNya. Kiranya Tuhan menolong kita berkarya dan jadi berkat buat sesama. Amin.

BUKAN BESAR KECIL PEKERJAAN YANG DILIHAT TUHAN, TETAPI BAGAIMANA KITA MENGHARGAI ANUGERAH YANG TUHAN PERCAYAKAN ITULAH YANG PALING PENTING.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *