REMEMBER THE ALAMO!

REMEMBER THE ALAMO!
Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.    Ester 3:10
Pernakah Anda melihat film “The Alamo”?  Film ini bercerita tentang perjuangan memerdekakan Texas dari penjajahan Mexico.  Kisahnya dimulai dari kemenangan orang-orang Texas terhadap tentara Mexico di benteng Alamo.  Sebenarnya benteng ini biasa saja, bahkan boleh dikatakan amat sangat lemah sebagai pertahanan Texas pada waktu itu.
Puncak cerita terjadi ketika ribuan tentara Mexico datang untuk merebut benteng Alamo yang hanya dijaga ratusan orang saja.  Semua orang yang bertahan di benteng Alamo dibantai habis dan wilayah Texas terancam dikuasai Mexico.  Peristiwa tersebut digambarkan sangat tragis dan mengerikan dalam film ini.
Jenderal Travis yang diperankan Dennis Quaid bersama seluruh pasukan dan rakyat sukarelawan berhasil memecah belah ribuan tentara Mexico dan menangkap hidup-hidup pemimpin mereka: jenderal Santa Ana.  Peperangan ini sangat heroik karena mengedepankan keperdulian, keselamatan dan kemerdekaan bagi wilayah Texas.
Bila kita melihat film-film heroik lain, akan ditemukan sejumlah pahlawan yang menaruh keperdulian terhadap orang lain, mencapai visi dan memberikan kemerdekaan kepada banyak orang.  Lihat saja dengan kisah di kitab Ester.  Mordekhai dan Ester telah menjadi alat Tuhan untuk memerdekakan bangsa Yahudi dari pembantaian etnis pada waktu itu.
Berkat doa puasa, kepedulian dan keberanian, Ester telah mencegah seorang pembesar bernama Haman yang memperalat raja Ahasyweros untuk memunahkan, membunuh dan membinasakan seluruh orang Yahudi.  Akhirnya Israel selamat dan memperoleh kemerdekaan.  Bebas dari penjajahan, pembunuhan dan pemusnahan.
Bulan Agustus ini kita akan memperingati kemerdekaan Indonesia.  Di sana tersimpan sejumlah kenangan kisah heroik yang tidak dapat dilupakan begitu saja.  Ada banyak pahlawan yang telah gugur untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia.  Mungkin kisahnya tidak dipublikasikan sehebat film “The Alamo”, namun tema mengenai perjuangan, keperdulian, dan pengorbanan telah membawa momentum kemerdekaan.  Memang masih banyak hal yang perlu diperjuangkan demi kemerdekaan yang sesungguhnya di Indonesia.
Sebagai orang Kristen yang sudah ditebus oleh darah Kristus yang mahal, kemerdekaan sejati sudah dinyatakan dalam sejarah.  Kini orang percaya memiliki kebebasan untuk hidup di dalam Tuhan dan tidak diperbudak oleh dosa.  Masih banyak janji Tuhan di Alkitab untuk membuat manusia sungguh-sungguh merdeka (Gal.5:1): mendapatkan damai sejahtera, hikmat, kehidupan yang layak, berkarya untuk menggenapi tujuan hidup dicipta, serta keselamatan hidup yang kekal.
Marilah kita mengingat kemerdekaan Indonesia di dalam relasi kemerdekaan yang sudah dijalankan Kristus.  Marilah kita mensyukuri pengorbanan Sang Pahlawan kita (Kristus) dan menjadi pahlawan-pahlawan bangsa di dalam mengerjakan hidup yang perduli terhadap orang lain (altruis), baik itu keselamatan rohani maupun jasmani sambil kita mengerjakan hidup Kristen kita dengan benar.  Remember Christ!!!
 
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

CIRI CIRI ORANG MERDEKA

CIRI-CIRI ORANG MERDEKA
Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit.  Nehemiah 1:4






Banyak orang sangat merindukan kemerdekaan di kala berada di masa penjajahan, namun bila masa itu telah tiba kemerdekaan berubah menjadi tindakan semau gue.   Lihat saja orang-orang yang tadinya sulit berusaha dan kemudian bebas berusaha sampai kelewatan menjadi penguasa yang menginjak-injak saingannya.
Arti kemerdekaan yang sesungguhnya terletak dari hati yang diperbaharui.  Kemerdekaan sejati tidak ditentukan dari kebebasan fisik saja, melainkan pembaharuan hati yang tidak dibelenggu oleh kejahatan.
Nehemiah adalah salah satu contoh orang yang merdeka walaupun hidup di dalam penjajahan.  Masa yang sukar yang dihadapi bangsa Israel di dalam pembuangan di Babel telah berangsur menjadi jaman anugerah Allah yang memimpin kepada pemulihan dan pembangunan kembali Yerusalem.
Nehemiah disebut sebagai orang merdeka karena memiliki hati yang merdeka.  Mengapa di katakan demikian?  Pertama, Nehemiah memiliki kesedihan yang sangat dalam atas kerusakan tembok Yerusalem.  Banyak  puing-puing sepanjang kota Yerusalem menunjukkan kehancuran kota itu.  Seharusnya kota Yerusalem menjadi kota yang merdeka dan dibangunkan kembali.
Bukankah keutuhan tembok Yerusalem dapat disimpulkan sebagai lambang keberadaan rumah Allah yang pernah ditinggali Allah?  Yerusalem yang dulunya menjadi kota kemuliaan Allah kemudian dinistakan karena umat Allah yang meninggalkan Tuhannya.
Setiap orang yang merindukan kehadiran Allah, setiap orang yang merasa gelisah bahkan berduka sangat amat dalam atas ketidakhadiran Allah dalam hidupnya menunjukkan bahwa dirinya sudah merdeka di dalam Tuhan.
Ke dua, Nehemiah menyadari setiap keberhasilan dalam hidupnya adalah anugerah Tuhan.  Ketika ia mendapat kesempatan bahkan keistimewaan dari raja Artahsasta untuk kembali bahkan mendapat dukungan membangun tembok Yerusalem, Nehemiah menyadari adanya campur tangan Tuhan.
Hidup yang didasari dengan suatu kesadaran bahwa segala yang baik adalah campur tangan Tuhan semata adalah hidup yang merdeka.  Kemerdekaan orang percaya dimulai dengan suatu penglihatan dan bukan kebutaan atas realita hidup.  Kenyataan yang sesungguhnya, apabila seseorang dapat berhasil mengerjakan sesuatu yang baik dan benar dalam hidupnya tidak pernah semata-mata karena usaha dan kehebatannya pribadi.  Ada tangan Ilahi yang bekerja di balik kesuksesan seseorang.
Kemerdekaan dapat didengungkan setiap orang, tetapi belum tentu setiap orang telah merdeka.  Ada yang masih dijajah di dalam kebencian, kemarahan, bahkan pikiran sempit.  Ciri-ciri kemerdekaan yang dimiliki Nehemiah pun dapat kita miliki bila kita menyerahkan hidup kepada Tuhan.  Ciri-ciri kemerdekaan itu adalah hati yang rindu kehadiran Allah dalam hidup dan hidup yang sadar adanya campur tangan Allah dalam setiap keberhasilan.  Selamat Merdeka!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

ULANG TAHUN KE-17

Ulang Tahun ke-17
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Yohanes  15:5
17
Siapakah yang tidak kenal dengan perayaan ulang tahun pada usia 17? Hampir semua remaja tidak asing dengan istilah ini.  Entah mereka sendiri ataupun temannya yang mengadakan ulang tahun, bisa dikatakan sebagian besar remaja usia ini pernah menikmati pesta sweet seventeen.
Kado adalah bagian yang menyemarakkan acara ulang tahun itu sendiri.  Bukan suatu kewajiban bagi mereka yang diundang, tetapi secara tidak langsung tradisi memberi hadiah terus berlaku di berbagai tempat dan acara.  Ada kalanya justru pihak yang berulang tahun memberikan sejumlah hadiah kepada undangan.
Selain kado, juga adalah acara potong kue dan permainan yang melengkapkan sweet seventeen.  Semuanya dibuat untuk sukacita dan kegembiraan bersama khususnya remaja yang berulang tahun.
Di balik semua kemasan perayaan ulang tahun, ada dua perbedaan mencolok yang umumnya dilakukan oleh orang yang mementingkan dimensi rohani.  Perbedaan itu adalah: ada doa sebelum makan ataupun bahkan ibadah, sementara yang tidak mementingkan dimensi rohani lebih menekankan pesta bahkan tidak jarang adanya diskotik kecil-kecilan.
Hal menarik dari sejumlah perayaan, yakni mengundang rohaniwan entah pendeta atau penginjil untuk datang menghadiri, mendoakan bahkan memimpin kebaktian pengucapan syukur.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Yesus mengenai orang percaya berbuah bila dekat dengan Tuhan.  Kesempatan ulang tahun bukan sekedar perayaan dan pesta tetapi dilihat dari sudut pandang Firman Tuhan: berbuah.  Perayaan ulang tahun menjadi sarana pengucapan syukur kepada Ilahi sekaligus pelayanan dengan menjadi saluran berkat. Melalui renungan Firman Tuhan, sejumlah remaja lain boleh diberkati dalam perayaan ulang tahun.  Melalui pembagian makanan kepada yatim atau orang-orang yang membutuhkan telah membuat Tuhan tersenyum, hati gembira dan lega dalam perayaan ulang tahun.
Memang berbeda antara orang yang di dalam Kristus berbuah dengan orang yang mengaku Kristen tetapi tidak menyentuh dimensi spiritual.  Apapun yang dilakukan orang yang melihat dari dimensi rohani—entah acara ulang tahun, pernikahan, kelahiran, kedukaan—cenderung menghasilkan buah bagi kemuliaan nama Tuhan, menghasilkan kepuasaan lebih besar dalam bersyukur dan keefektivitasan makna perayaan itu sendiri.  Kiranya kita semua boleh belajar melihat perayaan hidup dari sudut rohani.  Tinggal dalam Kristus dan berbuah lebat… lebat… hingga banyak orang boleh menikmati buah yang nikmat, harum dan enak!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PRINCESS AND THE PAUPER

PRINCESS AND THE PAUPER
Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah
perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu. Mazmur 90:17
Anda pernah menonton film kartun: “Barbie as The Princess and the Pauper” (Barbie sebagai Puteri dan Si Miskin) ?  Film animasi ini menceritakan dua gadis kembar yang memiliki dua kehidupan berbeda.  Sang Puteri hidup dengan segala kemewahan di istana sedangkan Si Miskin hidup di rumah bawah tanah kerja sebagai budak penjahit pakaian.
Sekalipun mereka hidup di dunia yang berbeda, dua gadis kembar ini memiliki satu kesemaan: kebebasan!  Sang Puteri ingin bebas mengatur waktunya di istana, tanpa seribu satu aturan kode etik.  Si Miskin ingin bebas dari hutang, dan kerja paksa di setiap waktunya.
Bukankah kartun animasi ini ada kemiripan dengan kehidupan sehari-hari: setiap orang memiliki kesusahannya sendiri.  Entah ia hidup sebagai orang kaya ataupun sebagai orang miskin, masing-masing memiliki pergumulan dan masalahnya sendiri.
Pemazmur Musa juga memiliki permasalahannya sendiri.  Pujian no.90 adalah ungkapan isi hatinya.  Ia merasakan banyak pergumulan di tahun-tahun kehidupannya.  Ia merasa tidak berdaya, sepi dan ditinggalkan oleh Tuhan.  Terkekang oleh kehidupan yang terbatas, Musa menyadari perlunya kebebasan yang sesungguhnya!
Kebebasan sejati dimulai dengan menyadari keterbatasan dan fananya hidup badani manusia.  Jikalau manusia memandang hidup dengan cara pandang yang sempit, maka ia akan terjebak di dalam penjara kesia-siaan.  Waktu Tuhan bukanlah waktu manusia (II Pet.3:8).
Jalan keluar menuju kebebasan sejati adalah memandang hidup dari perspektif kekekalan.  Dari sinilah Musa belajar menjalani hidupnya dengan bijaksana.  Ia merindukan persekutuan yang hidup dengan Tuhan.  Ia belajar menggunakan setiap harinya untuk memuliakan Tuhan.  Karena sadar hidup ini adalah anugerah, ia ingin setiap pekerjaan tangannya mendapat perkenan Tuhan.
Oh ya, bagaimana dengan akhir cerita The Princess and the Pauper?  Mereka akhirnya mendapatkan kebebasan yang diimpikan.  Sang Putri menikah dengan  orang yang dicintainya, sedangkan Si Miskin selain terbebas hutang dan paksaan kerja juga menikah dengan seorang Pangeran yang dicintainya.  Mereka memperoleh kebebasannya dengan menghidupi apa yang dipercayainya.  Mereka bebas untuk percaya, mereka bebas untuk memulai lagi apa yang rusak menjadi indah.
Keputusan yang bijaksana dalam hidup adalah menjalani waktu  dengan iman percaya dan terus mengerjakan ulang setiap hari: apa yang sudah rusak menjadi indah.  Itulah sebabnya Musa menaikkan doanya: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”  Biarlah itu juga menjadi doa kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail