HIDUP BAK TANAMAN

HIDUP BAK TANAMAN
 
Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku… Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”  Ester 4:15
 
  
Saya sangat menyukai berada di sekitar kebun bunga-bunga.  Di samping terasa segar dan menyejukkan juga memiliki rasa gembira yang tidak terlukiskan.  Mungkin ini disebabkan salah satunya oleh bakat naturalis.  Pernah saya mencoba memelihara setangkai mawar, namun tidak berapa lama menjadi layu dan mati.
Beberapa waktu yang lalu saya diberi oleh seorang dokter yang juga sangat gemar dengan tanaman.  Entah apa namanya, namun saya menyukai dan ingin mencoba memeliharanya.  Kemudian muncul pertanyaan dalam benak saya: “Mungkinkah tanaman ini bisa hidup?”  Bagaimanapun juga saya harus mencobanya lagi.
Beberapa hari berlalu, saya gembira melihat proses tanaman ini yang tadinya sedikit layu, kemudian menjadi lebih segar.  Pagi itu saya melihat tanaman itu sudah mulai tumbuh tunas.
Bukankah hidup ini seperti tanaman.  Kehidupan membutuhkan perawatan yang tepat, penyiraman pupuk kerohanian yang sehat dan proses untuk bertumbuh.  Dibutuhkan lebih dari sekedar hati-hati dan informasi yang cukup untuk itu.  Jikalau tidak mencoba untuk bercocok tanam maka tidak ada kemungkinan untuk berhasil.
Inilah yang dilakukan oleh Ester ketika Mordekhai mengingatkan keadaan bangsa Yahudi yang di ujung tanduk segera disembelih dan dimusnahkan.  Ester mengetahui jika salah langkah menghadap raja akan dihukum mati.  Bagaimanapun juga Ester harus mencoba berbicara kepada raja.
Ester memulai dengan doa dan puasa, baik untuk dirinya maupun orang-orang Yahudi sebagai wujud mengandalkan Tuhan dalam menghadapi masalah ini.  Ester mengambil resiko martir untuk menyelamatkan bangsanya.
Jaman ini kekristenan di Indonesia banyak digencet dari luar dan dalam.  Dari dalam adalah perpecahan dan keegoisan masing-masing gereja.  Dari luar adalah tekanan penganiayaan, penutupan gereja, pengucilan bahkan pengganyangan orang Kristen di berbagai tempat.  Mulai dari difitnah hingga dibakar hidup-hidup adalah fakta yang terjadi di Indonesia.
Pertanyaan bagi kita sekarang adalah: adakah kita sebagai orang percaya berani mencoba untuk mengerjakan bagian kita mendukung tubuh Kristus?  Maukah kita bersatu dan tidak saling menjegal diantara gereja-gereja yang berbeda denominasi?
Semua rencana untuk membawa kekristenan bertumbuh dan selangkah lebih maju adalah baik.  Semua usaha doa, puasa dan pujian penyembahan bagi Tuhan adalah perlu, namun tidak cukup bila orang-orang Kristen hanya kemudian datang; duduk dan sibuk di dalam gedung Gereja saja.  Kita perlu keluar, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Amanat Agung “Pergi..!” (Matius 28:19-20).
Perhitungan, perencanaan dan persiapan untuk pelayanan Amanat Agung itu penting, namun terlalu lama berencana hingga sempurna barulah keluar adalah tidak benar.  Hari ini terlalu banyak orang-orang yang sangat baik dan tulus mengasihi Tuhan terbiasa bahkan terlena dengan kegiatan agamawi di Gereja hingga tidak berani dan segera melangkah keluar menjadi berkat bagi orang lain di luar gedung Gereja.
  Seperti halnya bercocok tanam, kita mengusahakan dan Tuhan dengan anugerah-Nya menumbuhkan.  Demkian hidup bergereja: kita harus mencoba; mengusahakan; mengambil langkah dan Tuhan yang akan memperlengkapi dan menyertai dengan kuat kuasaNya.  Kiranya Tuhan menolong kita mengerjakan hidup yang berkenan kepadaNya.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

DASAR KEHIDUPAN YANG TEPAT

DASAR KEHIDUPAN YANG TEPAT
Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.  II Tawarikh 7:14
Pagi hari itu, ketika saya bangun dan mendengarkan siaran BBC, dikabarkan bahwa telah terjadi kerusuhan di Uganda pasca meninggalnya wakil presiden negara itu.  Kemudian saya teringat film “Hotel Wranda” yang peristiwa kerusuhannya dipicu oleh meninggalnya seorang pemimpin negara.
Sebelum peristiwa banjir darah ini, banyak orang optimis terjadi pemulihan dan bahkan didengungkan oleh pasukan PBB sudah terjadi pendamaian dari pihak bertikai.  Kenyataan, pendamaian apalagi pemulihan berubah menjadi kerusuhan dan kekacauan.
Banyak orang menginginkan adanya pemulihan dan perdamaian, bahkan sejumlah diantara mereka meyakini terjadinya hal itu.  Benarkah pemulihan dapat terjadi?  Bagaimana pendamaian diwujudkan?
Firman Tuhan kepada bangsa Israel, khususnya kepada Salomo dapat menjadi petik pelajaran untuk setiap orang percaya.  Ketika Salomo memiliki hati dan hikmat untuk Tuhan, maka segala hal yang dikerjakan adalah untuk kemuliaan Tuhan.  Salomo mempersiapkan pembangunan bait Allah secara megah dan besar karena memang yang terbaik dan termahal haruslah untuk Tuhan.
Perayaan peresmian bait Allah yang sudah jadi dengan berbagai persembahan, pujian dan penyembahan mendapat perkenan Tuhan dan sekaligus Firman-Nya yang berharga.  Perkataan Tuhan ini menjadi kunci dasar hidup manusia yang tepat, kuat dan benar.
Pemulihan dan pendamaian sejati baru terjadi setelah adanya pertobatan.  Jikalau orang-orang yang ingin mendapat pemulihan dan pendamaian di dalam hidup, maka haruslah merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan bertobat.
Banyak orang mengaku beragama, banyak orang Kristen mengaku melayani tetapi hidupnya kosong dan rapuh.  Sekalipun banyak kegiatan pelayanan tidaklah menjamin memiliki kerohanian yang sehat.  Sekalipun banyak harta dan kariernya berhasil tidak menjamin sebagai perkenan dan berkat Tuhan.  Jikalau ada dosa yang belum dibereskan di hadapan Tuhan, maka segala upaya dan usaha manusia adalah sia-sia dan menuju kehancuran.
Salomo di dalam kekayaan dan ketenaran dan kebesaran, pada akhirnya jatuh dan tidak lagi menempatkan Tuhan sebagai yang pertama dan utama dan satu-satunya.  Kekayaan Israel dan bait Allah menjadi timbunan puing sejalan dengan bangsa yang tidak bertobat dan berbalik kepada Tuhan.
Hari ini banyak orang tengah membangun masa depannya.  Ada yang menyusun strategi untuk memenangkan pertempuran.  Ada yang mempersiapkan diri untuk karier.  Ada yang mengumpulkan harta dan membangun gudang-gudang menyimpang kelebihan penghasilannya.  Bahkan banyak orang saat ini sedang berkarya untuk mengerjakan kehidupan yang lebih baik dan lebih mapan.  Pertanyaannya adalah sudahkah kita meletakkan dasar hidup yang tepat?  Sudahkah pertobatan dan menemukan kehendak Tuhan menjadi dasar kita melangkah?  Kiranya Tuhan menolong kita.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TIDAK NYENYAK TIDUR

TIDAK NYENYAK TIDUR
Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.  Mazmur 119:45
Melewati malam hari dengan tanpa penerang adalah hal yang tidak diharapkan sebagian besar orang yang hidup menggunakan listrik.  Pengalaman ini pernah terjadi ketika pemerintah mengupayakan penghematan listrik dengan mengadakan pemadaman secara bergilir.
Saya tinggal di kamar yang jika tanpa listrik akan dirasa panas sebab tidak ada ventilasi udara yang baik.  Malam itu, lampu padam listrik pun mati.  Beberapa saat setelah tertidur, saya terbangun karena sesak nafas dan panasnya udara kamar.  Sungguh tidak nyaman bila tidur tidak nyenyak dan istirahat tidak cukup.
Esok harinya listrik padam kembali pada jam yang sama.  Jika kemarin tidak sempat berdoa banyak, hari itu saya mengambil waktu untuk berdoa syafaat dan berdoa memohon berkat agar dapat tidur nyenyak.  Apa yang terjadi?  Sungguh ajaib, saya tidur dengan nyenyak hingga pagi hari.
Berbicara tentang kenyamanan dan kepuasan tidur tidak lepas adalah bagian dari berkat Tuhan yang membuat bahagia.  Pemazmur menyatakan kelegaan dan bahagia di dalam nomor 119 ini.  Ia mendengar, melihat dan sekaligus merasakan sukacita  ketika hidup merenungkan taurat Tuhan.  Sekalipun banyak tantangan dan cobaan, hidup mengandalkan Tuhan adalah jalan terbaik bagi setiap orang.
Berdoa sebelum tidur adalah hal mutlak bagi setiap orang yang sadar dirinya terbatas dan perlu berkat Tuhan dalam tidur nyenyak.  Berdoa sebelum tidur bukan hanya tambal sulam untuk melapor atau mengucap salam selamat tidur Tuhan.  Berdoa sebelum tidur adalah mengucap syukur atas segala berkat Tuhan dan memohonkan berkat agar Tuhan menjaga dan memberkati sepanjang kawal malam.
Banyak orang sulit tidur karena berbagai alasan.  Ada yang sulit tidur karena banyak pikiran dan permasalahan yang memperbudak dirinya.  Ada yang sering terbangun/tidak nyenyak tidur karena semakin lanjut usia.  Ada juga yang tidak nyaman tidur karena insomnia, hormon, masalah psikis, dsb.
Jalan keluar menuju tidur nyenyak oleh sejumlah orang didapat melalui kebiasaan tidur yang baik, ruangan dengan ventilasi yang memadai dan tempat tidur yang nyaman.  Sebagian lainnya memakai obat tidur dan psikoterapi untuk mengatasi gangguan tidur yang kronis, yakni beberapa minggu tidak dapat tidur.
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita suatu kenyataan bahwa betapa orang dapat tidur nyenyak adalah berkat Tuhan yang luar biasa.  Dapat tidur nyenyak adalah kebahagiaan tersendiri bagi orang yang mengalami sulit tidur.  Amsal 3:24 menjelaskan rangkaian berkat tidur nyenyak adalah dari mempercayakan segenap hati pada Tuhan bukan pengertian sendiri.  Pemazmur Daud menyadari berkat tidur dengan aman, nyaman dan tenteram adalah dari Tuhan.
Berdoa sebelum tidur meminta berkat dan penyertaan Tuhan adalah perlu dan tepat.  Mohon Tuhan bermurah hati memberi kita kenyenyakan tidur.  Selamat tidur nyenyak.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

SAFETY CARD

SAFETY CARD
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.   Lukas 18:31
Setiap orang yang naik pesawat terbang akan dibacakan panduan keselamatan.  Ini adalah aturan baku penerbangan secara internasional, bahwa pramugari berkewajiban memperagakan aturan main dan cara penyelamatan diri jikalau sewaktu-waktu terjadi pendaratan darurat atau kecelakaan pesawat terbang. 
Beberapa kali saya mengikuti penerbangan, tidak pernah satu kalipun tidak ditampilkan peragaan petunjuk keselamatan.  Dalam pengamatan, saya sering kali melihat cukup banyak orang yang kurang memperhatikan petunjuk kesalamatan itu.  Entah karena sudah sering terbang, sehingga hafal dan tahu betul isi kartu keselamatan itu atau memang peragaan pramugari hanya dianggap sebagai bumbu pelengkap penerbangan.
Kemudian saya terpikir, bagaimana bila hal yang tidak diinginkan itu terjadi.  Pesawat mesinnya rusak dan harus mendarat darurat.  Apakah penumpang hafal dan siap betul di dalam aturan main penyelamatan diri?  Jangan-jangan yang terjadi adalah kepanikan dan kebingungan cara memakai baju pelampung.  Bisa jadi baju pelampung ditiup atau ditarik mengembang sebelum keluar pesawat.  Sungguh perlu bagi setiap kita untuk terus memperhatikan dan mempersiapkan perangkat keselamatan terbang.
Mempersiapkan keselamatan hidup pun juga perlu dikaji terus oleh setiap orang.  Entah orang itu sedang liburan santai maupun sibuk bekerja dan  meniti karier.  Persiapan selalu menjadi bagian penting mencegah kepanikan dan kebingungan dari hal yang tidak diharapkan.
Coba bandingkan negara-negara maju memiliki kebiasaan berlatih untuk keadaan darurat seperti evakuasi waktu gempa, evakuasi waktu terjadi kebakaran dengan ketidakbiasaan negara-negara yang tidak terbiasa dengan prosedur keselamatan.  Tidak heran bila negara-negara yang tidak terbiasa dengan prosedur latihan keselamatan akan kocar-kacir, banyak korban dan kerugian.
Yesus pun juga mengingatkan kepada kedua belas murid agar bersiap menjalani waktu terburuk sekaligus terbaik hidup mereka.  Dikatakan terburuk karena mereka akan sedih dan takut dikejar-kejar orang-orang Farisi dan pasukan pengawal bait Allah.  Dikatakan waktu terbaik karena mereka akan melihat waktu Tuhan bekerja menyelamatkan manusia di dalam Yesus Kristus.
Segala peristiwa yang akan dijalani oleh Yesus sudah tertulis di dalam kitab Perjanjian Lama.  Mesias akan datang menggenapi hukum Taurat dan menebus dosa manusia melalui pengorbanan sempurna dari Tuhan yang menjadi manusia tidak berdosa (Ibr.4:15).  Semuanya itu sudah tertulis dalam kartu keselamatan Alkitab.  Saatnya akan tiba, segala yang tertulis di Alkitab akan digenapi.
Jikalau seandainya Tuhan menjemput Anda hari ini, apakah Anda sudah siap dan yakin akan keselamatan Anda?  Apakah yang sedang Anda kerjakan?  Sibuk mengumpulkan harta dan membangun lumbung kekayaan atau menginvestasikan nilai-nilai kekekalan?  Jangan-jangan kita terkejut, panik dan bingung bagaimana mempersiapkan hidup yang berkenan di hadapan Tuhan.  Kartu petunjuk keselamatan (safety card) sudah diberikan kepada manusia.  Apakah kita menanggapinya dengan baik agar tetap hidup terarah kepada-Nya atau justru kita cuek dan menganggap enteng setiap kali safety card Firman Tuhan dibacakan dan diuraikan?  Kiranya Tuhan menolong kita tetap terus meresponi Firman Tuhan.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail