MENDUNIAKAN GEREJA

MENDUNIAKAN GEREJA
Bukankah kamu telah menyingkirkan imam-imam TUHAN… sehingga setiap orang yang datang untuk ditahbiskan dengan seekor lembu jantan muda dan tujuh ekor domba jantan, dijadikan imam untuk sesuatu yang bukan Allah.  II Tawarikh 13:9
Ada sejumlah pengunjung gereja yang ditanya: Mengapa mereka mau ke gereja ini dan bukan gereja itu?  Jawabannya adalah: “Saya mau datang ke gereja ini karena musiknya bagus, ada udara pendinginnya, dan suasananya sangat menyenangkan.  Saya diperhatikan dengan sangat baik dan Roh Kudusnya terasa.  Saya tidak lagi datang ke gereja itu karena dicuekkin dan kebaktiannya lesuh.”
Anehnya dalam angket yang dibagikan kepada sejumlah pengunjung gereja ada pertanyaan terakhir setelah itu: Tahukan Anda Apakah ibadah itu?  Jawaban mereka adalah: “Ibadah adalah datang kepada Tuhan di dalam persekutuan, menyembah dan memuliakan Allah.”
Jikalau diperhatikan ke dua jawaban di atas dari orang yang sama, dapatlah dilihat suatu kontradiksi jawaban satu dengan yang lain.  Jika seseorang mengaku ibadah adalah suatu respon kita datang untuk menyembah dan memuliakan Tuhan, maka seharusnya bukan fasilitas dan perhatian orang lain yang mendorong orang itu ke gereja tertentu.
Jaman ini banyak orang mengaku Kristen—entah simpatisan maupun sudah anggota—yang kehidupannya lebih menduniakan gereja dari pada menggerejakan dunia sebagaimana yang Alkitab ajarkan.  Bukannya kesaksian hidup Kristen yang dibawa di dunia lingkungan sekitar, kerja dan rumah tetapi justru membawa kehidupan dunia sekuler yang jahat dengan segala tipu muslihatnya masuk di lingkungan gereja.
Hal ini bukan baru lagi, raja Yerobeam dan Israel meninggalkan kehidupan beribadah kepada Tuhan dan menggantinya dengan keuntungan sebagai prioritas hidup keagamaan.  Mereka menyingkirkan imam-iman ganti dengan imam baru yang membawa keuntungan duniawi.
Tidaklah heran pada akhirnya Tuhan menyerahkan Yerobeam dikalahkan oleh raja Abia.  Sekalipun tentara Israel lebih dari 800 ribu dan tentara Abia hanya 400 ribu.  Hari itu, 500 ribu tentara pilihan Israel dibunuh bersama dengan Yerobeam.  Suatu kengerian yang dituai dari orang yang menjadikan ilah sebagai tuhan mereka.
Kehidupan orang Kristen di gereja dapat seperti ini dan Tuhan dapat menjadikan gedung gereja itu tidak ada kehadiran Tuhan ketika umat Tuhan dan seluruh rohaniwan lebih mementingkan penampilan luar dan hal-hal sensasional dari pada kebenaran Firman Tuhan.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk tidak menduniakan gereja melainkan menggerejakan dunia: menjadikan hidup kita sebagai terang bagi orang-orang sekitar hingga dapat merasakan kehadiran Allah di dalam hidup kita. Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

DOA KEBANGUNAN ROHANI

DOA KEBANGUNAN ROHANI
Ya TUHAN, Allah Israel, Engkau maha benar, sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu.” Ezra 9:15
Siapa yang tidak ingin terjadi kebangunan rohani di gereja dan masyarakatnya?  Inilah yang dialami oleh Ezra bersama orang-orang Israel yang merendahkan diri di bait Allah sambil menangis.
Pemulihan dari Allah kepada bangsa Israel yang tercecer sudah berjalan lebih dari 128 tahun sejak pembuangannya di Babel.  Tahun 538 Tuhan menyatakan kemurahannya dengan membawa dan membangunkan mereka di Yerusalem.
Sekalipun Tuhan bermurah hati dan sangat mengasihi orang-orang Yahudi, tetapi tetap saja mereka cenderung mencondongkan hatinya kepada ilah dan tidak menjaga kekudusan hidup.  Kebobrokan ini diresponi Ezra dengan doa pertobatan dari hatinya yang terluka dan berduka karena dosa Israel.  Bagaimana tidak, lebih dari 80 tahun sejak pemulihan yang dikerjakan Tuhan, bangsa Israel masih saja membelakangi Tuhan.
Doa Ezra yang dipanjatkan dari hati nurani terdalam dan dengan kesungguhan yang nyata, telah membuat orang-orang Israel bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.  Suasana waktu itu sungguh haru dan luar biasa terjadinya kebangunan rohani di Bait Allah.
Apa yang terjadi dengan doa Ezra?  Sekilas cuplikan ayat terakhir dari kitab Ezra pasal 9, menggambarkan teologi doa yang mantap dari seorang hamba Tuhan bernama Ezra.
Pertama, Ezra menaikkan doa syafaat mewakili Israel hendak meminta pengampunan dosa.  Ezra tidak memulai dengan kata: “dosa mereka” tetapi “dosa kami”.  Ezra menyadari kebejatan moral dan segala penyimpangan pun tidak luput dengan dirinya.  Ezra memiliki andil atas kegagalan bangsa Israel menjaga hidup benar di hadapan Tuhan.
Ke dua, Ezra menyimpulkan doanya dengan suatu kesadaran bahwa Tuhan yang berdaulat masih memberikan kesabaran bagi umat-Nya untuk bertobat.  Inilah suatu sikap merendahkan diri atau lebih tepatnya tahu diri bersikap di hadapan Tuhan.  Ezra mencari Tuhan di dalam kesadaran penuh akan anugerah-Nya.
Ke tiga, Ezra menaikkan pengakuan dosa atas Israel dengan penuh kesedihan dan penyesalan.  Ezra tidak segan-segan merobek jubanya sebagai tanda penyesalan dan kedukaan.  Ezra sadar tanpa pengakuan dosa, tidak mungkin umat Tuhan dapat layak datang di hadirat Tuhan.
Melalui doa Ezra terjadi kebangunan rohani yang luar biasa pada waktu itu.  Orang-orang Israel dari yang tua hingga muda, kemudian menangis dan menyadari dosa mereka.  Pengakuan dosa dan perubahan menjadi komitmen mereka yang hatinya hancur dan ingin dipulihkan Tuhan.
Jikalau kita rindu terjadi kebangunan rohani di gereja dan masyarakat kita, maka harus dimulai dari diri kita sendiri.  Mengaku dosa, menyesalinya, bertobat dan mau belajar mengikuti kehendak Tuhan.  Kiranya Tuhan menolong kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

BAK TANAMAN YANG TUMBUH

BAK TANAMAN YANG TUMBUH
Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.  Efesus 2:21
Salah satu kegemaran saya adalah menikmati alam dengan berbagai pernik tanaman-tanamannya.  Sebuah kenangan di masa lalu yaitu di tempat tinggal yang sebelumnya, saya memelihara tanaman.  Ada sejenis cocor bebek yang ditaruh di pot dan disirami setiap pagi hari.  Beberapa hari sekali saya suka mengamati proses pertumbuhan tanaman itu.  Ada beberapa peristiwa unik yang sifatnya alamiah.
Pertama, tanaman yang saya amati secara kasat mata, tidak bergerak dan bahkan tampak daunnya layu di bagian bawah.  Beberapa hari kemudian tumbuh tunas baru.  Ini sungguh membuat hati saya gembira.
Ke dua, sekitar dua minggu kemudian saya melihat ada perbedaan dengan ketinggian tanaman itu.  Hampir satu kali lipat bertambah tinggi.  Tanaman ini cenderung mengarahkan postur tubuhnya pada arah masuknya sinar matahari.
Ke tiga, sewaktu makan siang saya dihentakkan dengan pencerahan baru.  Bukankah keberadaan tanaman yang bertumbuh inilah yang disebut pertumbuhan alami yang sehat?  Tanaman ini kelihatannya tidak bergerak, tetapi bila diamati dengan alat khusus terjadi pergerakkan halus.  Tidak terasa waktu membuktikan pertumbuhan sebagai perubahan ke arah lebih baik, pasti dan bertahap.
Gereja pun seharusnya juga demikian.  Gereja yang bertumbuh sehat bukan dikarbit.  Bukan dengan mengadakan acara besar-besaran, heboh, sensasional dan sekejap.
Gereja yang bertumbuh bak tanaman.  Bertumbuh dalam bahasa Yunani (auksano) berarti bertambah besar dan berkembang.  Pertambahan dimulai dengan regenerasi, artinya adanya pengkaderan jiwa-jiwa yang baru diselamatkan.  Perkembangan bersifat alamiah, tidak harus selalu kelihatan mencolok apalagi bertaburan gemerlap kehebatan  tetapi ada gerakan maju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Di dalam Kitab Efesus dijelaskan pertumbuhan orang-orang percaya di dalam komunitas gereja berakar pada Kristus.  Jikalau Kristus yang menjadi akar dan pemersatu, maka Gereja akan bertumbuh secara sehat dan alamiah dikerjakan oleh Tuhan.  Gereja menjadi bertumbuh dengan baik, sesuai fungsi, dan teratur berdasarkan panggilan dan karunia yang disiapkan Tuhan sebelum permulaan jaman.
Gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh bak tanaman.  Bukan sekedar ada, dan hidup, tetapi bertumbuh.  Pertumbuhan mungkin kelihatan lambat dan menunjukkan sejumlah kegagalan, tetapi selama dipimpin Kristus maka pertumbuhan tetap berjalan dan kudus adanya. 
Bagaimana kehidupan kita sebagai bagian dari Gereja?  Adakah kita sedang bertumbuh atau jangan-jangan hari-hari yang kita lalui  tanpa pertumbuhan apalagi berbuah bagi Kristus.  Adakah kita berkecil hati bahkan putus asa melihat begitu banyak tantangan untuk hidup bertumbuh dalam Tuhan?  Pastikan bahwa apa yang Anda sedang lakukan di tempat kerja; studi; rumah; bahkan Gereja adalah untuk Tuhan Yesus, maka pertumbuhan itu sedang berjalan bersama dengan usaha Anda.  Kiranya kita sebagai Gereja menjadi pribadi yang berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus. Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

ANTARA PERSEMBAHAN DAN SIKAP

ANTARA PERSEMBAHAN DAN SIKAP HATI
Mazmur 50:23
“Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.”
Ada kaitan yang sangat erat antara persembahan dengan hati orang yang memberikan persembahan itu pada Tuhan.  Persembahan dan segala bentuk ucapan syukur yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah baik.  Persembahan itu dapat berupa perpuluhan, persembahan syukur, persembahan mingguan maupun dukungan-dukungan lain bagi Gereja dan orang-orang tersisih.
Tuhan menegur keras orang-orang Israel yang pada waktu itu memberikan persembahan tetapi tidak dengan tulus hati.  Sikap dan motivasi mereka jauh dari Tuhan.  Tangan memberi persembahan, tetapi hati masih melekat kejahatan dan belum adanya pertobatan.
Kemarahan Tuhan dinyatakan melalui kenyataan bahwa Tuhan tidak membutuhkan persembahan manusia.  Tuhan tidak hidup dari segala pemberian manusia.  Justru Tuhanlah yang memberikan berkat kepada umat-Nya.
Motivasi hati seseorang sulit untuk dipastikan, namun Tuhan tahu dengan jelas apa yang ada di dalam hati manusia ketika memberikan persembahan bagi Tuhan.
Lihat saja contoh Ananias dan Safira yang menipu Gereja untuk memberikan sebagian persembahan sementara mereka mengklaim sebagai keseluruhan hartanya.  Penipuan terhadap Roh Kudus hukumannya mati.  Mereka sedang mencuri kemuliaan Tuhan dibalik persembahan yang diberikan.  Mereka ingin mendapatkan nama, pengakuan, dan berbagai macam motivasi tersembunyi yang diketahui oleh Roh Kudus. 
Bagaimana dengan Anda dan saya?  Adalah mudah bagi kita untuk memberikan persembahan tanpa motivasi yang tulus.  Orang lain mungkin tidak tahu, bahkan keluarga mungkin juga tidak tahu, tetapi Tuhan mengetahui apa niat hati kita.
Sudahkah kita memberikan perpuluhan?  Jangan-jangan bukan sepersepuluh tetapi sepersepuluh dari sepersepuluh penghasilan bersih.  Adakah kita memiliki hati yang ingin memuliakan Tuhan?  Firman Tuhan menjamin penyertaan dan berkat bagi orang yang mengasihi Dia.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail