KARIER SEPERTI APA YANG TUHAN MAU?

Karier Seperti Apa yang Tuhan Mau?
 
(Baca: Kejadian 4:1-7 )














Saya menjumpai banyak anak muda yang bingung dengan jurusan yang hendak diambilnya.  Beberapa diantara mereka belum mengetahui karier hidup seperti apa yang menjadi panggilan hidupnya.  Beberapa orang lain masih memikirkan jurusan apa yang cocok dan tepat buat studi di jenjang kuliah mereka.  Sementara yang lain bahkan tidak tahu setelah sekolah mau ke mana dan akan berbuat apa, bahkan bakat dan keinginan hidupnya pun hampir-hampir tidak ada.
Sebenarnya apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita?  Jurusan karier apa yang Tuhan mau dari manusia ini?  Bagaimana menjalani panggilan hidup dalam berkarier?  Inilah sebagian pertanyaan yang tidak pernah usang oleh generasi muda yang mulai bertumbuh dewasa.
Belajar dari kehidupan Kain dan Habel, tentulah kita mengetahui bahwa Adam rupanya belajar banyak hal sejak dikeluarkan dari Taman Eden.  Adam belajar bertani, bercocok tanam, mengembalakan ternak dan bisa jadi keterampilan hidup (life survive)  lain yang terjadi ratusan tahun demi ratusan tahun.  Secara logis, tentunya Adam mengajarkan keterampilan hidup ini kepada anak-anaknya.
Menarik apa yang dicatat Alkitab sehubungan dengan karier yang digeluti oleh Kain dan Habel adalah berbeda satu dengan yang lain.  Kain menggeluti karier sebagai pengusaha perkebunan sementara Habel menggeluti karier sebagai pengusaha ternak.  Kedua anak Adam telah menjalankan spesifikasi masing-masing berdasarkan keinginan dan keputusan pribadi, dan bisa jadi juga spesfikasi mereka berdasarkan konsultasi dengan ayahnya.
Bila melihat rentetan kehidupan manusia ke depan, maka banyak dijumpai bahwa semakin banyak karunia lain yang Tuhan berikan dan perlengkapi untuk karier hidup manusia (Kejadian 4:20-21; I Korintus 12:1-11; Efesus 4:1-16).  Semua usaha dan karier hidup manusia bukan semata-mata membangun dan mengembangkan diri, tetapi untuk kemuliaan Tuhan.  Untuk kehidupan yang dirancang dan dipersiapkan oleh Allah-lah, manusia mengerjakan segala bentuk kariernya (Efesus 2:10).
Dalam perkembangannya, Kain dan Habel sama-sama mengetahui bahwa karena hidup ini berasal dari dan untuk Tuhan, maka sudah sepantasnyalah mereka memberikan persembahan kepada-Nya.  Rupanya Tuhan hanya menerima persembahan Habel sementara persembahan Kain tidak diterima-Nya.  Alkitab tidak menyebut secara jelas dan rinci alasan persembahan Kain tidak diterima oleh Allah.  Ada kemungkinan Kain tidak memberikan persembahan yang terbaik.  Bisa jadi Kain memberikan dengan hati yang tidak tulus dan rela kepada Tuhan.  Apapun bentuk perbuatannya, motivasi Kain adalah salah dalam memberikan persembahan.
Berdasarkan pengalaman Kain dan Habel di atas, setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita perhatikan sehubungan dengan karier hidup manusia:  Pertama, spesifikasi adalah karier yang dicontohkan Alkitab sejak generasi pertama kehidupan.  Di masa lalu di Indonesia ada kecenderungan seseorang bisa mengerjakan semua hal adalah baik.  Tidak ada spesifikasi khusus.  Pelajaran di sekolah dengan kurikulum sebanyak mungkin dan seluas mungkin.  Sehingga banyak orang yang bisa banyak hal tetapi tidak sungguh-sungguh profesional atau terampil dalam bidang tertentu. 
Sementara di negara-negara barat sudah diarahkan sejak muda bahwa masing-masing orang harus mendalami dan mengembangkan bakatnya.  Semakin spesifik semakin baik pula kariernya.  Melalui iklim spesifikasi inilah lalu melahirkan banyak profesional di bidang masing-masing.
Memang tidak dapat dipungkiri, tidak semua keahlian dibutuhkan dan menjadi karier yang menghasilkan banyak uang.  Di negara-negara maju ada banyak bidang yang dibayar tinggi, dihargai dan dibutuhkan.  Sementara itu di negara-negara berkembang seperti Indonesia, sejumlah bidang belum dihargai dan dibayar tinggi meski sangat dibutuhkan.
Permasalahan sekarang adalah apakah hakikat dari karier itu sendiri?  Hakikat dari seseorang berkarier adalah panggilan hidup dari Tuhan untuk dia kerjakan berdasarkan talenta yang telah dibawanya sejak lahir.  Talenta atau bakat ini harus dipelajari, dikembangkan dengan maksimal oleh masing-masing pribadi.  Inilah yang Tuhan mau dari karier kita, spesifikasi.
Kedua, hal berkarier yang Tuhan mau adalah harus dikerjakan dengan motivasi yang tepat.  Banyak orang berkarier di bidang tertentu karena lagi tren dan menghasilkan banyak uang.  Padahal setiap orang diciptakan dengan bakat yang berbeda, unik dan masing-masing ada panggilannya sendiri.
Motivasilah yang menentukan karier seperti apa ditekuni dan dikembangkan.  Motivasi yang membuat hasil karya kita diterima oleh Tuhan.  Semua masalah kesuksesan berakar dari motivasi yang benar dan berujung pada persembahan bagi kemuliaan Tuhan.  
Bakat yang hanya dipendam tidak akan memberkati siapapun.  Bakat yang hanya digunakan untuk kepentingan pribadi apalagi ketamakan diri adalah mencoreng panggilan berkarier yang sesungguhnya.  Karier barulah disebut karier ketika dikerjakan dengan sungguh dan dipersembahkan untuk Tuhan, yang pada akhirnya memberkati sesama pula.
Motivasi Kain salah dan ditolak oleh Tuhan, motivasi Habel benar dan diterima oleh Tuhan.  Masalah utama buka pada tanaman atau hewan ternak tetapi dari hati yang memberi persembahan.  Baik Kain maupun Habel punya panggilan spesifikasi masing-masing, tetapi mereka harus memiliki motivasi yang sama: yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan.
Masalah berkarier tidaklah selalu semudah membalik tangan.  Mencari dan menemukan bakat yang diberikan Tuhan membutuhkan proses.  Seseorang perlu mencoba berbagai bidang, mengevaluasi  hidupnya, mengikuti tes karier/bakat, berkonsultasi dengan pakar serta menggumulkannya bersama Tuhan.
Spesifikasi adalah tingkat lanjutan dari pencarian bakat/talenta.  Seseorang mungkin saja menyukai dan berbakat di kedokteran, tetapi bukan berarti berhenti di sana.  Spesifikasi berarti menggumuli dan menindaklanjuti bakatnya dengan lebih dalam.  Bila di kedokteran, maka spesifikasi bisa di ahli bedah atau psikiatri atau penyakit dalam atau ahli saraf, dsb.
Ketika semua tengah dijalani, janganlah lupa bahwa Tuhan yang memberi dan Tuhan pula yang punya rencana yang terbaik untuk masa depan dan panggilan hidup kita.  Oleh sebab itu, selalu libatkan Tuhan di dalam doa, saat teduh maupun praktik berkarier.  Di dalam setiap usaha yang dilakukan untuk Tuhan, maka Tuhan akan memberkati dan memakai untuk kemuliaan-Nya.  Tuhan memberkati.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PANSUI/ MATI SETENGAH

Pansui/Mati Setengah
(Baca: Kejadian 3:21-24)
Pernakah Anda mengetahui orang yang terkena Pansui/stroke?  Suatu pukulan kehidupan yang sangat berat yang membuat hidup seseorang lumpuh.  Stroke adalah kerusakan permanen dari jalannya fungsi otak yang menggerakan sebagian tubuh.  Orang yang terkena stroke bisa sulit bicara, tidak dapat berjalan, sulit makan, mandi, dan mengalami depresi. 
Stroke biasanya membuat perubahan yang sangat besar bagi seseorang dan keluarganya.  Orang yang terkena pansui bisa tidak ingin hidup, sangat amat frustasi dengan kelumpuhannya, minder (perasaan rendah diri), ingin bunuh diri, sering marah dan bahkan curiga.  Tidaklah heran kemudian nama keadaan ini disebut mati setengah.  Hidup segan, matipun tak mau.
Kehidupan Adam dan Hawa pada waktu jatuh dalam dosa bak terkena stroke rohani.  Manusia mati secara rohani tetapi masih hidup dan fisiknya pun juga hidup.  Manusia diusir dari taman Eden, harus bersusah payah untuk mendapat kesejahteraannya.
Stroke rohani yang dialami manusia adalah keadaan bahwa manusia sudah mati secara rohani dan sedang menuju kematian fisik.  Hidupnya tidak lagi enak seperti di taman Eden, tidak lagi damai dengan alam dan isinya, dan tidak lagi serasa di surga.  Kematian rohani membuat dosa memasuki dunia dan terjadilah semua hal yang rusak, bencana, sakit, hingga kehancuran manusia sendiri. 
Syukur kepada Tuhan, di tengah-tengah kejatuhan dosa manusia Tuhan Allah membuat korban hewan dan memakaikan kulitnya untuk menutupi ketelanjangan manusia.  Korban inilah yang mendamaikan dan menebus manusia.  Gambaran korban pada mulanya adalah hewan, namun untuk membuat manusia selamat dan memperoleh hidup yang kekal dibutuhkan lebih dari korban hewan, yakni : Tuhan Yesus Kristus.
Manusia yang setengah hidup dapat memperoleh pemulihan dan jaminan hidup kembali di surga melalui Yesus Kristus.  Manusia harus bertobat dari dosa-dosanya, percaya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan mengikut Dia.
Sejak pohon kehidupan disebutkan di taman Eden, Alkitab tidak banyak menyebutkan lagi kecuali di kitab Wahyu.  Manusia akan memperoleh kembali dan bahkan menikmati semua isi pohon kehidupan ketika berjumpa dengan Allah.  Inilah pengharapan manusia boleh hidup kembali.
Hari ini banyak orang terkena stroke dan lebih banyak orang lagi terkena stroke rohani.  Bila orang terkena stroke, dia membutuhkan penerimaan dan kesabaran dari keluarga yang merawatnya (caregiver).  Masa yang dilalui oleh orang yang terkena stroke dan keluarganya tidak mudah dan membutuhkan dukungan masyarakat di sekitarnya.  Orang yang terkena stroke perlu dipulihkan bahwa hidupnya berarti dan mulai mencari kegiatan-kegiatan sederhana yang berarti baginya.
Orang yang terkena stroke rohani mungkin secara fisik dan penampilan terlihat baik, namun sesungguhnya mati secara rohani.  Orang-orang ini tidak mengerti aspek dimensi rohani kecuali lahir baru.  Orang-orang ini perlu mendengar Injil Kristus dan dilahirbarukan.  
Tuhan menyediakan surga, pemulihan dan pertolongan bagi mereka yang mau datang di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.  Pertolongan ini bukan memakai standar dan pengertian manusia sendiri, sebab kita telah sesat dan jatuh dalam dosa.  Hanya dengan standar Allah kita dapat kembali berhubungan baik dengan Allah.  Kiranya Tuhan menolong kita untuk menolong orang-orang yang terkena stroke jasmani maupun rohani.  Ada satu pengharapan, ada satu penghiburan, dan ada satu keselamatan dalam Yesus bagi mereka, bagi kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

SEPERTI BOLA SALJU

Seperti Bola Salju yang Menggelinding
(Baca: Kejadian 3:14-20)
 Bila Ada sebuah bola salju kecil kemudian digelindingkan turun dari atas ke bawah, maka kira-kira apa yang terjadi?  Bola salju yang kecil itu akan dibungkus oleh hamparan salju sepanjang perjalanan dan menjadi sangat besar pada waktu tiba di dasar.  Seperti inilah kehidupan manusia akan tertimpa bencana bila manusia membiarkan dosa-dosanya tidak dibereskan di hadapan Tuhan.
Adam dan Hawa setelah jatuh dalam dosa harus merasakan akibat dari perbuatannya.  Pertama, hubungan alam dengan isinya menjadi tidak stabil, tidak harmonis dan cenderung kacau.  Lihatlah dengan ulah manusia membuat alam ini rusak, banjir, longsor, udara tercemar polusi.  Hewan memakan hewan, manusia memakan manusia.
Kedua akibat manusia jatuh dalam dosa adalah kesakitan luar biasa bila seorang ibu melahirkan bayi secara normal dan untuk menjalani hidup yang lancar di dunia ini adalah tidak mungkin.  Dalam perkembangan sejarah, dapatlah diketahui bahwa ada ibu-ibu yang meninggal sewaktu melahirkan.  Rasa sakit melahirkan normal maupun caesar  juga tidak mudah untuk dijalani. 
Jangan heran kemudian di masa lalu hingga sekarang terjadi kesulitan bagi banyak orang untuk menjalani hidupnya.  Banyak orang sulit mencari pekerjaan, apalagi yang penghasilan dan pekerjaannya cocok.  Terjadi resesi global di masa lalu dan sekarang.  Banyak orang ditipu dan saling menipu untuk mendapatkan untung berlimpah dalam usaha, sehingga banyak pula korban yang dirugikan dan hidup semakin menderita.  Sebagian orang konflik dengan keluarga, teman dan rekan kerjanya sehingga membuat hidup ini stres.  Sebagian orang dengan permasalahannya mengakibatkan gangguan kejiwaan seperti paranoid, schizophrenia, phobia,hingga depresi berkepanjangan.
Semua yang terjadi adalah bagian dari gelombang awal dosa menggelinding dari sejak Hawa dan Adam.  Hubungan manusia dengan alamnya tidak baik dan sedang menuju kehancuran.
Syukur kepada Tuhan, karena kehadiran Yesus Kristus yang meremukkan kepala ular, mengalahkan neraka dan memberikan kemenangan kepada manusia untuk diselamatkan.  Dengan percaya dan mengikut Yesus maka manusia memperoleh kembali apa yang telah dihilangkannya di Taman Eden.  Manusia yang mati secara rohani dan akan segera mati secara jasmani dapat memperoleh kehidupan rohani dan kehidupan kekal.
Hanya orang-orang yang di dalam Tuhanlah yang dapat menggarami dunia yang membusuk ini.  Terang di tengah kegelapan dapat menuntun dunia yang buta menjadi lebih baik dan lebih sadar diri.  Kehadiran Kristus Yesus memampukan manusia menjadi lebih baik dan kembali kepada tujuan penciptaannya.
Hidup di dunia ini sulit dan banyak masalah, marilah kita tidak membuatnya makin hancur dan suram.  Bersama Kristus dan di dalam Kristus kita dapat membuat dunia lebih baik dan membuat hidup kita pribadi lebih baik. 
Kiranya Tuhan menolong kita menjadi bola salju yang baik bukan bola salju dosa.  Bola salju manusia baru akan menggarami, menerangi dan mempengaruhi orang di sekitar kita menjadi lebih baik, alam lebih seimbang dan hidup lebih damai.  Hanya bersama Sang Pencipta kita dapat menyelesaikan panggilan kita di dunia ini.  Kiranya Tuhan Yesus menolong kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TIDAK BISA MENIKMATI HIDUP?

Tidak Bisa Menikmati Hidup ?
(Baca: Kejadian 3:8-13)
 Siapa yang tidak ingin menikmati hidup?  Pada umumnya semua orang ingin dapat menikmati hidup.  Kenyataannya, tidak semua orang dan tidak selalu setiap orang bisa menikmati hidup.  Ada orang yang sangat kaya dan mempunyai banyak rumah mewah di Indonesia, Singapore, Australia, Hongkong tetapi jarang ditinggali dan yang menikmati rumah mewah dan segala fasilitas adalah pembantunya.
Ada orang yang sangat sukses di dalam pekerjaannya, penghasilannya begitu besar tetapi menanggung beban pikiran yang sangat berat dan resiko yang besar.  Hari-harinya dihabiskan untuk kerja dan ia melewatkan waktu mendidik anak bertumbuh sehingga anak-anaknya yang sudah besar tidak mengenalnya.
Sebagian orang lain lagi hidupnya biasa-biasa tetapi sulit tidur karena kebencian dan dendam dengan sesamanya.  Sementara orang lain hidup di dalam topeng kemunafikan, ketidakjujuran dan kepalsuan dengan pikiran agar dapat diterima oleh  orang-orang di sekitarnya.
Bila dikaji lebih dalam, ternyata hidup manusia itu rumit dan sangat bervariasi permasalahan maupun berkatnya.  Manusia yang terhempas di dalam kubangan dosa semakin membuat dirinya sulit dan tidak bisa menikmati hidup.  Maksud saya, bukan berarti contoh-contoh kehidupan di atas adalah efek dosa, tetapi bisa jadi karena adanya dosa, maka kehidupan tidak bisa dinikmati dengan sepenuhnya.
Apa yang dialami Adam dan Hawa adalah tragedi kemanusiaan akibat berkubang di dalam dosa.  Pada mulanya Allah merancang manusia dengan gambar serupa Allah, memberikan manusia misi untuk dikerjakan dan menikmati hidup anugerah Allah.  Taman Eden, semua jenis binatang, tumbuhan, air, matahari, dsb adalah bagian dari fasilitas dari Allah untuk dinikmati dan diperlihara dengan penuh tanggung jawab. 
Dalam perkembangannya, manusia diajak dan dipengaruhi sedemikian rupa untuk berbuat dosa, melanggar kehendak Tuhan.  Bukankah ini sering kita dengar di dalam percakapan, “Yang namanya berdagang, kalau nga bohong, kita bisa untung.”  atau perkataan lain, “Hidup di dunia ini kalau lurus-lurus ya tidak bisa.”  Ada pula yang memastikan pepatah, “Kalau mau hidup jujur ya ajur (hancur).”
Kenyataannya, semakin manusia hidup di dalam dosa, semakin hidupnya masuk di dalam kesusahan.  Mungkin seseorang merasa senang dan lebih untung dengan berbuat dosa, tetapi justru ia sedang diperdaya dalam kehidupan yang tidak sejahtera dan sulit.
Pada waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, setidaknya terlihat 4 efek dosa yang membuat mereka tidak bisa menikmati hidup.  Pertama adalah tidak bisa menikmati kesejukan.  Pada umumnya orang menyukai kesejukan dan tidak suka kepanasan maupun kedinginan.  Sejuk berarti segar atau “fresh”, inilah komponen yang membuat manusia lebih hidup.  Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, manusia suka berada di ruangan dengan kelembapan air yang sejuk.  Demikian pula halnya kalau kita memilih buah suka yang segar bukan busuk. 
Pada saat manusia jatuh dalam dosa, ia tidak bisa menikmati kesegaran hidup dari Allah secara penuh.  Dosa begitu mencederai manusia hingga tidak dapat menikmati hidup.  Adam dan Hawa sekalipun berada di alam yang sejuk, tetapi tidak bisa menikmati alam.  Semakin banyak dunia berdosa dan mengeksploitasi bahkan menghancurkan alam, maka suhu udara di dunia akan meningkat lebih panas.  Manusia tidak dapat menikmati kesejukan hati tanpa kekudusan dan persekutuan dengan Tuhan.  Manusia perlu berbaik kembali agar menemukan kesejukan hati walau udara di alam lebih panas dari biasanya.
Kedua, manusia yang jatuh dalam dosa dikuasai oleh rasa takut.  Rasa takut sendiri adalah anugerah Tuhan yang membuat orang mewaspadai bahaya, tetapi takut yang berlebihan membuat manusia jadi paranoid. 
Adam dan Hawa jadi takut bertemu dengan Allah setelah jatuh dalam dosa. Mereka dikendalikan dan diperbudak oleh rasa takut sehingga terus bersembunyi.  Seperti pepatah, “Anda bisa lari, tetapi tidak bisa sembunyi” adalah efek penghindaran yang dalam hal ini diakibatkan oleh rasa takut.
Dikuasai dan diperbudak rasa takut membuat orang membangun rumah seperti benteng, membuat manusia tidak bisa tidur malam, bahkan menerpa banyak orang dipenuhi rasa curiga dan prasangka buruk.
Ketiga, efek dosa dapat membuat manusia tidak transparan.  Hidup yang sehat memang bukan berarti buka-bukaan tetapi juga bukan berarti memakai topeng.  Hawa dan Adam tidak berani bertemu dengan Allah secara langsung sampai Tuhan mencarinya.  Ketidaktransparanan adalah wujud dari ada sesuatu yang disembunyikan: pelanggaran. 
Orang yang bersalah dan melakukan kecurangan bisa jadi terlihat dari ekspresi nonverbal, ketidaksesuaian perilaku antara satu dengan yang lain bagian tubuh, sering mengedipkan mata atau menatap benda lain yang tidak fokus dan gelisah.
Ketidaktransparanan adalah bentuk dari kebohongan, kecurangan, dan telah melakukan kesalahan yang berusaha ditutupi atau dikubur dalam-dalam.  Orang yang jatuh dalam dosa menjadikan dirinya palsu dan menyangkali hati nuraninya.  Orang yang masih merasa diri bersalah ketika berbuat dosa masih ada harapan.  Sebagian orang sudah terbiasa dengan berdosa dan membenarkan diri maupun mematikan hati nuraninya.  Bila seperti ini keadaannya, maka orang itu menjadi kebal terhadap kebenaran dan tidak mampu melihat yang benar dan yang salah.
Adam dan Hawa malu ketika telanjang, bukan sekedar tidak berpakaian tetapi malu melihat dirinya bersalah dan berdosa.  Inti dari ketidaktransparanan bukan persoalan telanjang tetapi persoalan hati yang tercemar.
Ke empat, efek dari dosa adalah melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.  Adalah muda menyalahkan orang lain ketika kita berbuat kesalahan namun hal ini membuat hubungan kita dengan Tuhan, sesama dan diri sendiri menjadi lumpuh dan bertambah tidak baik.
Manusia pertama saling menyalahkan kegagalan dan kejatuhan dosa mereka.  Adam menyalahkan Hawa, Hawa menyalahkan ular.  Sikap melempar tanggung jawab dan saling menyalahkan adalah ciri dari manusia yang jatuh dalam dosa.
Efek dosa membuat manusia tidak dapat menikmati hidup sepenuhnya.  Hidup yang dinikmati dengan jerih lelahnya jadi terbatas bahkan terkadang hampa.  Manusia perlu dipulihkan Yesus Kristus dari dosa dan hubungan yang putus dengan Allah.  Bila manusia hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka modal awal untuk diberkati Tuhan sebagai umat yang bertumbuh adalah memungkinkan.
Banyak orang berusaha menikmati hidup dengan mengumbar hawa nafsu, membelanjakan banyak barang kebutuhan dan menghabiskan sejumlah besar uang untuk hiburan, tetapi semua itu bersifat sementara dan tidak menjawab kebutuhan dasar manusia akan Tuhan. 
Manusia dapat menikmati hidup sepenuhnya dari berkat-berkat Tuhan yang berbeda, bervariasi dan sesuai porsinya berdasarkan rasa syukur, rasa cukup (contentment), dan rasa tenang damai sejahtera.
Kiranya Tuhan masih bermurah hati memampukan kita menikmati hidup di dalam Tuhan bukan di luar Tuhan, sebab diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak bertumbuh.  Kiranya Tuhan menolong hidup kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail