MELAWAN INTOLERANSI

MELAWAWAN  INTOLERANSI

(Baca: Yohanes 16:1-4)

Bersama

       Minggu, 11 Februari 2018 Gereja St.Lidwina, Bedog,Sleman, Yogyakarta di serang oleh seorang anak muda berpaham radikalis (23 tahun). Seorang Pastor Karl Edmund Prier, SJ (72 tahun) dan sejumlah orang lainnya terkena bacokan pedang dan dilarikan ke Rumah Sakit.  Suliono, pelaku terekam tengah memenggal patung bunda Maria dan patung Yesus di Gereja itu sebelum akhirnya ditembak polisi karena hendak menyerang petugas.

       Semula saya ikut emosi melihat rekaman ini, namun apabila dikaji ulang tebersit pertanyaan: “Bagaimana seorang anak muda yang berbekal sebilah pedang melakukan aksi terorisme ini dengan hati yang dipenuhi kebencian terhadap umat Nasrani? Bukankah anak muda ini juga adalah korban dari paham radikalis?” Inilah fenomena gunung es dari indoktrinasi paham radikalis yang berhasil mencuci otak anak-anak muda generasi ini.

       Firman Tuhan sebenarnya sudah memberikan sinyal akan apa yang terjadi di dunia ini, termasuk bagaimana sikap umat Tuhan menghadapi masalah yang ada. Yohanes menuliskan nubuat Yesus tentang fenomena orang-orang akhir jaman. Mereka yang melakukan kekerasan atas nama agama sudah dicuci otaknya sehingga merasa bangga dapat berbakti dengan tuhan dalam  imajinasinya. Firman Tuhan dengan jelas menyebutkan bahwa kita dipanggil untuk memutuskan lingkaran kekerasan bukan dengan kekerasan melainkan dengan kasih. Apa mungkin? Jelas tidak mungkin! Namun semua ini jadi mungkin ketika umat Tuhan ingat akan kasih Tuhan yang terlebih dahulu menyapa kita.

       Mari padamkan api intoleransi dengan air kebaikan, yakni pengampunan dan kasih. Jaga anak didik dan orang-orang yang kita kasihi dari mangsa oknum penebar kebencian di dunia maya maupun di kampus-kampus. Lanjutkan kegiatan rutin dalam bekerja, bekeluarga, maupun bermasyarakat. Bukan kah tujuan utama teroris adalah menebar rasa takut? Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.

JANGAN BIARKAN INTOLERANSI BERAKSI DALAM KEKERASAN. BERSAMA KITA JAGA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MENGEJAR KERETA TUHAN

MENGEJAR KERETA TUHAN

(Baca: Matius 6:33)

courtesy kagaya picture

     

       Pengalaman yang tidak terlupakan ketika saya bersama dengan teman hampir terlambat mengejar kereta Solo-Yogyakarta. Jangan salah, mengejar kereta bukan seperti di film action saat pemeran utamanya berlarian dan berusaha masuk ke dalam kereta, tetapi berpacu dengan waktu agar sampai ke stasiun tepat waktu sebelum keretanya berangkat. Jika kami begitu berusahanya mengejar kereta tujuan Yogyakarta, bagaimana jika yang kami kejar adalah “Kereta Tuhan”?

       Insiden ini mengingatkan saya akan lagu Sekolah Minggu yang berbunyi “Aduh senangnya naik kereta… dst.” Pujian ini sedikit banyak mengingatkan saya akan kegembiraan yang kita rasakan saat menumpangi “Kereta Tuhan,” atau dengan kata lain saat hidup kita seturut Firman Tuhan. Kereta Tuhan inilah yang seharusnya kita kejar, karena Kereta Tuhan inilah yang akan menuntun langkah hidup kita.

       source train the salt collectiveManusia zaman ini lebih tertarik mengejar “kereta kesuksesan,” “kereta kekayaan,” “kereta jodoh,” dan kereta-kereta lainnya. Manusia lebih berfokus dan menghabiskan waktunya untuk mengejar kereta-kereta duniawi, hingga lupa bahwa yang seharusnya dikejar adalah Kereta surgawi Tuhan.

       Matius 6:33 berbunyi, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ayat ini seharusnya mengingatkan kita bahwa yang seharusnya kita kejar adalah Kereta kehendak dan rencana Tuhan. Saat yang kita ikuti adalah Kereta Tuhan, maka hal lainnya akan mengikuti. Sama seperti tema salah satu event saat saya masih remaja dulu, “Ini Dulu, Baru Itu.” Ingatlah bahwa kereta memiliki banyak gerbong yang mengikuti di belakangnya. Saat fokus kita adalah Kereta Tuhan, maka gerbong-gerbong lainnya akan ikut dengan sendirinya. Jangan takut, mengejar Kereta Tuhan tidak akan sia-sia!

Karya: Dewi Septiawati

 

DALAM HIDUP INI, PASTIKAN ANDA BERADA DI KERETA YANG BENAR DAN PASTI KE SURGA

train source johnparker

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail