KILOMETER PERJALANAN HIDUP

KILOMETER PERJALANAN HIDUP

(Baca: Ulangan 3:23-29)

kilo

       Berapa kilometer Anda lalui setiap harinya? Ada guru yang setiap hari harus menempuh puluhan kilo meter dari pinggiran kota ke tengah kota di mana ia mengajar di sebuah sekolah favorit. Ada pula seorang pekerja yang hidup tidak jauh dari tempat dia bekerja yang berjarak se per lempar batu saja. Kehidupan bisa diumpamakan sebagai kilometer perjalanan hidup. Setiap orang menempuh dengan kecepatan dan jarak yang berbeda beda.

       Inilah yang dialami oleh Musa, seorang kakek, pemimpin, sesepuh, panutan dan pejuang bagi jutaan orang Israel. Ia seorang yang penuh dengan pengalaman, pemimpin epik, berhati lembut bahkan di usia yang sudah lanjut masih memiliki semangat hidup untuk mencapai visinya. Sayangnya, visi tersebut harus kandas karena Tuhan tidak mengijinkan Musa memasuki Tanah Kanaan. Titik kilo meter akhir hidup Musa berakhir di Gunung Nebo, daerah Moab.

       Pelajaran hidup apa yang kita bisa petik? Lewat kilometer perjalanan Musa kita bisa melihat bagaimana Musa walau sudah tua tetap memiliki passion yang besar yang dicita-citakan selama puluhan tahun. Ia sadar realitas, kekurangan dan keterbatasan dirinya. Ia sadar limit nya hanya sampai di Nebo bukan di Kanaan. Ia mendengarkan Firman Tuhan dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada anak muda bernama Yosua dan dengan rendah hati menyemangati anak muda ini untuk sukses menggapai rencana Tuhan dalam hidupnya. Apakah Musa gagal? Tidak juga! Musa sudah sukses bahkan sampai akhir dalam ketaatan pada Firman Tuhan.

       Setiap kita punya kilometer perjalanan hidup sendiri. Pertanyaan nya adalah Apakah kita masih memiliki harapan/visi hidup ataukah kita sudah mati selagi hidup? Seberapa jauh kita mengenal kelemahan/batas diri kita? Seberapa taat dan rendah hati kita menjalani panggilan hidup yang Tuhan percayakan? Kiranya Tuhan menolong kilometer perjalanan hidup kita yang sekali ini sukses. Amin.

SUKSES KILOMETER PERJALANAN HIDUP MANUSIA DITENTUKAN TIGA HAL: MEMILIKI HARAPAN, MENGENAL KETERBATASAN DAN MENGGENAPI RENCANA TUHAN.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KASIH YANG BEKORBAN

KASIH YANG BEKORBAN

(Yesaya 53:5)

kasih yang bekorban

       Lilin adalah ilustrasi yang tepat untuk menggambarkan arti dari sebuah pengorbanan. Ketika lilin dinyalakan dengan api, ia berfungsi penuh sebagai penerang di sekelilingnya. Gelap tidak dapat disingkirkan dengan gelap, tetapi hanya terang lah yang sanggup memusnahkan kegelapan. Hanya saja, ketika lilin itu menyala, maka ia sedang mengorbankan dirinya hingga habis total.

       Itulah yang dilakukan oleh Tuhan Pencipta alam semesta dan isinya agar manusia beroleh harapan hidupan yang sesungguhnya. Nubuatan Yesaya di dalam Pasal 53 mengetengahkan dua fakta nyata: Pertama, manusia berdosa dan tersesat menuju kehancuran. Dunia menyebutnya kebebasan tanpa batas, kitab suci menyebutnya sebagai kesesatan yang membinasakan.

       Kedua, Tuhan memiliki rencana pemulihan manusia kembali kepada hidup yang sesungguhnya. Tuhan datang ke dalam dunia yang gelap, mengorbankan diri di atas kayu salib agar manusia yang berdosa dipulihkan dan menghidupi tujuan ia ada diciptakan di dunia ini. Orang yang menghidupi hal ini tengah mengerjakan keberhasilan hidupnya. 

       Beberapa waktu lalu saya mendapatkan sebuah gambar seorang anak dan seorang ayah berdiri berhadapan. Si anak tampak menerima potongan kotak dari bagian ayahnya. Gambar ini hendak menunjukkan seorang ayah yang mengasihi anaknya dengan terus menerus memberi bagian dari dirinya.  Inilah yang dilakukan oleh orang tua kepada anak yang dikasihinya. Setiap potongan kotak itu dapat berupa menyediakan waktu bermain bersama, mendampingi belajar,  mengajak ibadah keluarga bersama, menyediakan makanan sehat hingga menyertai ke dokter ketika sakit hingga sembuh. Inilah yang disebut sebagai pengorbanan karena kasih.

dad to son

       Seperti halnya orang tua mengasihi anaknya, terlebih pula Tuhan mengasihi manusia. Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia, berkorban di kayu salib agar terbuka  jalan menuju pemulihan dengan Allah, alam semesta dan sesama manusia. Hidup yang dipulihkan Tuhan tersedia bagi setiap orang yang mau percaya dan mengikut Dia. Maukah Anda hidup dalam rencana-Nya yang mengagumkan ini? Kiranya Tuhan menolong kita memiliki hidup yang penuh bersama Dia. Amin.

.

DUNIA MENYEBUT KETERSESATAN YANG MEMBINASAKAN SEBAGAI KEBEBASAN TANPA BATAS, FIRMAN TUHAN PENGORBANAN ADALAH KASIH YANG MENYELAMATKAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MENGEJAR KERETA TUHAN

MENGEJAR KERETA TUHAN

(Baca: Matius 6:33)

courtesy kagaya picture

     

       Pengalaman yang tidak terlupakan ketika saya bersama dengan teman hampir terlambat mengejar kereta Solo-Yogyakarta. Jangan salah, mengejar kereta bukan seperti di film action saat pemeran utamanya berlarian dan berusaha masuk ke dalam kereta, tetapi berpacu dengan waktu agar sampai ke stasiun tepat waktu sebelum keretanya berangkat. Jika kami begitu berusahanya mengejar kereta tujuan Yogyakarta, bagaimana jika yang kami kejar adalah “Kereta Tuhan”?

       Insiden ini mengingatkan saya akan lagu Sekolah Minggu yang berbunyi “Aduh senangnya naik kereta… dst.” Pujian ini sedikit banyak mengingatkan saya akan kegembiraan yang kita rasakan saat menumpangi “Kereta Tuhan,” atau dengan kata lain saat hidup kita seturut Firman Tuhan. Kereta Tuhan inilah yang seharusnya kita kejar, karena Kereta Tuhan inilah yang akan menuntun langkah hidup kita.

       source train the salt collectiveManusia zaman ini lebih tertarik mengejar “kereta kesuksesan,” “kereta kekayaan,” “kereta jodoh,” dan kereta-kereta lainnya. Manusia lebih berfokus dan menghabiskan waktunya untuk mengejar kereta-kereta duniawi, hingga lupa bahwa yang seharusnya dikejar adalah Kereta surgawi Tuhan.

       Matius 6:33 berbunyi, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ayat ini seharusnya mengingatkan kita bahwa yang seharusnya kita kejar adalah Kereta kehendak dan rencana Tuhan. Saat yang kita ikuti adalah Kereta Tuhan, maka hal lainnya akan mengikuti. Sama seperti tema salah satu event saat saya masih remaja dulu, “Ini Dulu, Baru Itu.” Ingatlah bahwa kereta memiliki banyak gerbong yang mengikuti di belakangnya. Saat fokus kita adalah Kereta Tuhan, maka gerbong-gerbong lainnya akan ikut dengan sendirinya. Jangan takut, mengejar Kereta Tuhan tidak akan sia-sia!

Karya: Dewi Septiawati

 

DALAM HIDUP INI, PASTIKAN ANDA BERADA DI KERETA YANG BENAR DAN PASTI KE SURGA

train source johnparker

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail