MINTA APA?

ULANG TAHUN MINTA APA?

(Baca: II Tesalonika 3:13)

tujuan hidp

       Ada sebuah cerita tentang seorang raja yang sangat kaya. Suatu malam, sebelum ulang tahunnya ia berdoa kepada Tuhan minta lebih banyak harta kekayaan yakni emas. Esok pagi nya ketika bangun, betapa terkejut nya bahwa apa yang dipegangnya jadi emas! Ia pegang meja dan jadilah emas. Ia pegang kursi dan jadilah emas.

       Selagi ia gembira dengan apa yang dilihatnya, tiba-tiba masuklah istri dan anak-anaknya menyambutnya dengan  ucapan, “Selamat pagi Ayah! Selamat Ulang tahun!” Mereka langsung memeluk orang yang dicintainya. Apa yang terjadi? Ya, benar! Isteri dan anak-anaknya langsung jadi emas. Dalam waktu yang tidak lama, semua seisi rumah memang jadi emas tetapi raja ini rasa sepi dan ketakutan. Ia menyadari bahwa harta memang bisa membuat orang bahagia tetapi harta bukan segalanya. Ia berdoa menyesal kepada Tuhan dan ingin semua dikembalikan seperti semula. Betapa senangnya raja ini bahwa itu semua hanya mimpi.

       Hidup bukan sekedar mencari harta untuk kesejahteraan. Hidup bukan pula sekedar bekerja untuk bertahan (survival) hidup. Hidup kita adalah rancangan Tuhan dengan tujuan mulia dan penting. Itulah yang diingatkan Paulus kepada jemaat Tesalonika yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Walau ada banyak tantangan, mereka disemangati untuk tetap berdoa dan bekerja mengiring Tuhan Yesus. Tetap semangat dan tidak jemu berbuat baik menyongsong kedatangan Tuhan kedua kalinya. 

       Pagi ini ketika renungan ini ditulis, saya sedang merayakan hari jadi di bumi ini. Saya terharu dan bersyukur dengan Firman Tuhan yang datang mengingatkan hadiah terbesar dari Tuhan Yesus Sang Roti Hidup. Dalam hati ku berucap, “Tetap semangat melayani Tuhan! Kiranya hidupku menjadi persembahan yang layak di hadapan-Nya.

       Kalau Tuhan berikan satu kesempatan minta apa saja pada hari ulang tahun Anda, apa yang akan Anda sampaikan kepada-Nya? Kesehatan? Kelancaran dan kesuksesan usaha? Kebahagiaan? Apapun itu tentunya muncul dari motivasi hati kita. Hati-hatilah dengan apa yang Anda minta, karena itu dapat terjadi apabila Tuhan berkenan. Kiranya hidup kita boleh memuliakan Tuhan. Bagi yang berulang tahun ketika membaca renungan ini, ijin kan saya mengucapkan: Selamat Ulang Tahun! Tuhan Yesus memberkati.

HIDUP KITA DIRANCANG TUHAN DENGAN TUJUAN MULIA DAN PENTING.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

RAJA MENYAMAR SEBAGAI ORANG BIASA

RAJA MENYAMAR SEBAGAI ORANG BIASA

(Baca: Matius 22:34-40)

… Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup (Lukas 10:28)

sky kingdom

 

       Ratusan tahun lampau, seorang raja mengeluarkan dekrit kepada orang-orang di kerajaannya, “Hormatilah raja dan hargai orang sekitarmu!”. Setelah itu raja ini menyamar sebagai rakyat biasa bersama pengawal pribadinya yang juga menyamar. Raja ingin melihat secara natural kehidupan rakyat dan pemerintah di tingkat bawah.

       Ketika masuk ke sebuah depot, raja yang biasa dilayani dengan spesial dan serba mewah ini justru memesan makanan seperti kebanyakan orang di sana. Ia bahkan menuangkan teh hangat kepada pengawalnya. Terkejut dan segan luar biasa, pengawal yang biasanya langsung bersujud dan menyembah jadi kebingungan harus bagaimana. Ia tidak ingin merusak rencana penyamaran. Akhirnya ia memberikan kode mengetuk jari telunjuk dan tengah sebagai tanda bahwa ia sangat berterima kasih.

       Ada aura yang berbeda dari seorang “asing” di distrik tersebut. Sebagian kecil orang mengetahui bahwa orang “asing” ini spesial, tetapi sebagian orang termasuk polisi dan pejabat setempat curiga bahwa orang “asing” ini bukan orang baik, dari luar, bermaksud jahat dan hendak dibereskan. Pejabat setempat tidak dapat menandingi kesopanan dan kerendahan hati orang “asing” ini. Polisi akhirnya hendak menjebak dan bertanya, “Tampaknya kamu bukan orang kerajaan di sini! Coba tunjukkan apa dekrit terbaru kerajaan? Kalau kamu tidak bisa menjawab, masuk penjara! Tunjukkan identitasmu!

       Pengawal raja sangat marah atas kekurangajaran polisi setempat dan hampir terjadi perkelahian. Raja menahan reaksi pengawal dan berkata kepada polisi, “Hormatilah raja dan hargai orang sekitarmu! Itu diucapkan satu minggu yang lalu di depan balai Agung Kerajaan yang disaksikan semua utusan tinggi pejabat provinsi dan berlaku bagi semua orang di kerajaan.” Lalu orang “asing” ini mengeluarkan identitas diri berupa lempengan logam emas kerajaan. Kontan, semua orang yang ada di situ terkejut, termasuk polisi ini yang terperangah dan gemetaran sambil bersujud dan mohon ampun.

       Ilustrasi di atas hanya sebuah cerita untuk menggambarkan kurang lebih sikap negatif orang-orang Farisi dan Saduki kepada Yesus Kristus. Mereka iri, benci, prasangka negatif dan bahkan hendak menjatuhkan orang “asing” (Yesus Kristus) ini karena Yesus telah menarik hati rakyat dan menghadirkan Firman Tuhan lebih dahsyat (Bdk.Matius 22:23-46).

       Ahli Taurat (yang seharusnya diidentikan dengan pejabat Kerajaan Allah) menginterogasi Tuhan dan Raja-Nya sendiri mengenai apa yang paling utama dalam pembelajaran Taurat dan Kitab Para Nabi. Mereka sebenarnya sudah tahu apa jawabannya. Saya membayangkan Yesus tersenyum dan berkata, “Kasihilah Tuhan Allahmu total dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Pada saat yang bersamaan hidup “para pejabat kerajaan Allah” ini lebih difokuskan pada kegiatan religius, fanatik fatalisme, dan hatinya jauh dari kasih.

       Apa jadinya bila Tuhan Yesus Kristus pada saat itu juga langsung menunjukkan kuasa dan kebesaran Ilahi sambil berkata, “lho, itu kan Firman-KU?! Engkau hendak mencobai Allah?” Bisa dibayangkan seperti polisi setempat dalam cerita di atas, para ahli Taurat, Farisi bahkan Saduki bakal bersujud dan gemetaran berhadapan dengan TUHAN Pencipta alam semesta.

       Hari ini kebenaran universal yang sama berlaku. Kita hidup di jaman yang diliputi prasangka negatif, kebencian, sakit hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri dan nafsu. Ini yang membuat kita cenderung menolak Firman Tuhan dan berkata, “Kamu tahu apa tentang hidup? Kamu tahu apa tentang prioritas hidup?” Yesus pun menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39).

 

HIDUP ITU DIUKUR DARI DALAM HATI MENGALIR KE PERBUATAN

 

the Story

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

50 TAHUN HIDUP PERNIKAHAN

50 TAHUN PELAJARAN HIDUP PERNIKAHAN

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.

Apa yang telah di persatukan Allah, tidak boleh di ceraikan manusia.

(Matius 19:5-6)

50

 

 

       Apa yang dapat kita pelajari dari 50 tahun hidup pernikahan? Kehidupan yang istimewa! Bukan sesuatu yang sempurna tetapi penuh hikmah. Berikut ini adalah saduran tulisan dari hamba-Nya Bp. Surya Wiraatmadja (Jember). Mari simak dan dapatkan berkat-Nya lewat beliau.

       Pernikahan sebenarnya adalah prakarsa Tuhan dan dirancang satu kali. Banyak dari antara kita, bila pernikahan sudah mencapai 50 tahun, biasanya di rayakan dengan pesta “KAWIN MAS” (Tentu bagi orang-orang mampu keadaan ekonominya). Kami tidak merayakan pesta tersebut. Saya hanya dapat mengucap syukur kepada Tuhan, kami bersyukur Tuhan telah memberikan kami kesehatan, sehingga kami masih dapat menikmati sisa hidup ini dengan isteri yang saya nikahi 50 tahun silam.

       Dalam kehidupan berumah tangga tentunya tidak selalu dapat dilalui dengan mulus tanpa gejolak. Sekecil apapun dalam bahtera hidup kita pasti ada riak gelombang yang kita alami. Jujur kami juga mengalarni pasang surut dalam menghadapi masalah hidup berumah tangga. Saya pernah membaca kata-kata indah ketika masih remaja. (Kalau tidak salah dari sebuah novel yang berjudul LAYAR TERKEMBANG). Berikut ini kutipannya:

“Cinta itu laksana setetes embun yang baru turun dari langit, bersih dan suci, hanya tanahnya yang berlainan menerimanya … “

       Ya, seandainya cinta saya terhadap isteri diumpamakan setetes embun tersebut, maka tanah yang menerimanya adalah tanah yang subur, tanah yang menyuburkan tanaman yang tumbuh di atasnya, dan menghasilkan buah yang baik.

       Perjalanan pernikahan setengah abad yang sudah kami lewati tentunya tidak terlepas dari adanya saling mengasihi, karena kasih itu menjadikan perekat antara suami isteri, saling mengisi kekurangan masing-masing. Sebagai manusia tentunya semua mempunyai kekurangan dan kelebihan. Sepuluh jari mempunyai ukuran panjang pendek yang tidak sama, namun bila sepuluh jari tersebut dapat bekerja sama dengan baik, maka menghasilkan karya yang baik dan bermanfaat bagi sesamanya.

       Kini usia kami sudah tidak muda lagi. Kita tidak diciptakan untuk hidup 1.000 tahun. Seorang pujangga Yunani bernama Euripides, (480 SM) menamakan, “Kematian itu adalah hutang yang harus kita bayar, tua muda, kaya miskin, raja gelandangan, semua akan sama dalam kubur dan ini akan terus terjadi.” Sisa umur kami dapat dihitung dengan jari, tentunya umur kita adalah Tuhan yang menentukan. Senja itu memang indah, hanya sayang hari sudah hampir malam. Bila malampun tiba, saya berdoa semoga adalah malam yang indah, malam yang penuh bintang bertaburan di langit, yang tidak pernah kita lihat di siang hari, dengan hati penuh damai, memasuki kerajaan Allah.

 

HARI SUDAH HAMPIR MALAM, SEMOGA ADALAH MALAM YANG INDAH MEMASUKI KERAJAAN ALLAH

star in the sky

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail