TUHAN PEDULI NAMA BAIKMU

TUHAN PEDULI NAMA BAIKMU

(Baca: Pengkhotbah 7:1)

 

       Sastrawan terkenal William Shakespeare pernah mengatakan, “What’s in a name? That which we call a rose by any other word would smell as sweet.” Kesan yang indah tentang bunga mawar dinyatakan dalam sebuah nama. Nama seseorang sangat penting karena berkaitan dengan koneksi identitas pribadi dengan segala kesan yang melekat bersamanya (Asosiasi Mental sebuah nama).

       Kemarin dalam Mezbah (ibadah) Keluarga, saya meminta kedua anak saya yang menyampaikan cerita Firman Tuhan tentang Ester. Jonas membaca dalam bahasa Inggris dan Elishia membaca dalam bahasa Jepang. Dengan suasana santai dan akrab, ada sebutan parodi satir yang diucapkan Jonas terhadap nama Haman. Haman adalah sosok kejam dalam Alkitab yang karena merasa tidak dihargai oleh Mordekai (Paman Ester), maka ia berencana membunuh semua orang Israel. Mordekai adalah orang Israel. Sambil membacakan kisah Alkitab tersebut Jonas berkomentar, “Haman, what a stupid”. Itulah kesan negatif yang muncul dari nama Haman yang jahat.

      Kitab Pengkhotbah 7:1 mengupas pentingnya reputasi yang baik lebih dari harta mahal.  Nama baik seseorang adalah konsekuensi logis dari hidup yang dijalaninya. Tuhan peduli nama baik kita. Ini bukan tentang menjalani hidup berdasarkan apa kata orang, tetapi justru menjalani hidup sesuai apa kata Firman Tuhan. Orang percaya yang memiliki nama baik, di sana nama Tuhan dipuji. Sedih rasanya mendengar orang yang bernama Matius si Penggosip; Lukas si Penjambret; Yohanes si Preman Pasar yang suka palak orang.

       Tuhan menghargai dan mengasihi kita secara spesial dan unik. Tuhan tidak memanggil kita dengan angka atau sebutan konyol. Bila Tuhan menghargai kita sedemikian rupa hingga bekorban di kayu salib; maka kita juga dipanggil untuk menghargai hidup ini dengan baik. Tuhan peduli nama baik kita karena disitulah terdapat kesaksian hidup. Kelak orang akan mengenang Anda dengan kesan apa? Jahat seperti Haman? Penipu seperti Ananias dan Safira? Musa orang yang  besar? Daud si Penakluk Raksasa? Ukirlah nama Anda dengan hidup yang menghargai Tuhan.  Kelak orang akan diberkati lewat kesaksian hidup Anda. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.

NAMA BAIK LEBIH HARUM DARI PARFUM MAHAL

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KARENA BERKAT TUHAN SAJA

KARENA BERKAT TUHAN SAJA

(Baca: Pengkhotbah 9:11-12)

 

            Pernakah Anda merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain atau keadaan? Sore itu, anak perempuan kami merajuk setelah bermain dengan teman-temannya. Ia marah, kecewa, sedih dan menangis karena beberapa teman bersekongkol untuk mengalahkan dia seorang diri. Ia merasa diperlakukan tidak adil. Selamat datang dalam kehidupan! Inilah yang bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, yakni merasa hidup tidak fair.

            Penulis Kitab Pengkhotbah, Salomo membuka tabir kenyataan hidup dalam kaca mata hikmat. Tidak bisa dipungkiri ada kebaikan dan kejahatan, bahkan di tempat yang disebut keadilan justru terjadi ketidakadilan. Yang menang dalam pertandingan bisa jadi bukan yang terbaik. Yang menang perang belum tentu yang paling kuat fisiknya. Yang cerdas dan bijak justru biasanya tidak kaya. Bisa jadi yang terampil tidak pintar dan yang pintar tidak terampil. Ada sejuta misteri kehidupan yang tidak dapat diselami manusia. Singkatnya, kalau manusia mendapat kekayaan, kepandaian, popularitas dan menikmatinya hidupnya maka itu bukan karena diri yang hebat dan usaha yang keras, melainkan pemberian Tuhan. Hanya pada pemahaman inilah manusia dapat lebih mengerti realitas hidup yang sesungguhnya.

            Memahami makna “karena berkat Tuhan saja” membuat manusia jadi lebih hidup, lebih baik dan lebih bijaksana. Sebab dengan demikian kita belajar menjalani hidup takut akan Tuhan dan belajar mensyukuri dan mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Nikmati hidup di dalam kekudusan! Pergunakan waktu yang ada dengan terus menabur kebaikan di dalam Tuhan. Waktu itu terbatas dan akan berhenti pada saatnya.  Tuhan Yesus memberkati.

INGATLAH PENCIPTAMU

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

JUJUR MENGUBAH NASIB?

JUJUR MENGUBAH NASIB?

Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya (Amsal 11:3a).

 gold

 

       “Kejujuran Ubah Hidup Wanita Pemulung ini”, itulah tajuk berita di Viva.co.id mengutip ulang Daily Mail (23 Mei 2015) yang menarik perhatian saya. Ana dos Santos Cruz, terpaksa menjadi pemulung untuk menghidupi anaknya yang berusia 3 tahun, karena suaminya sedang dalam penjara.

       Ketika mengais di pembuangan sampah Barretos (dekat Sao Paulo), Ana menemukan amplop berisi cek dalam plastik senilai £.52.000 atau lebih Rp.1 milliar. Ternyata cek ini adalah donasi untuk Rumah Sakit Kanker Barretos. Karena kesalahan petugas rumah sakit, maka terbuang di tempat sampah. Ana tidak tergiur untuk mengambil cek itu, tetapi justru mengembalikan ke Rumah Sakit yang dirasa lebih membutuhkannya.

       Berita kejujuran Ana segera menyebar dan membuat 1 pusat perbelanjan mengundangnya sebagai bintang kampanye iklan TV & Reklame. Ana mengatakan, “Saya sebelumnya tidak dilihat orang, tapi kini orang minta tanda tangan saya, bicara dengan saya di Face Book”  Ya, itu semuanya berkat kejujuran yang mengubah kehidupannya.

       Kisah nyata di atas sungguh bertolak belakang dengan banyak keadaan di sekeliling kita jaman ini. Apakah benar, kejujuran mengubah nasib hidup? Kenapa banyak orang jujur seolah “ajur” (hancur/rugi)? Apa kata Firman Tuhan tentang hal ini?

       Amsal 11 ditulis oleh raja Salomo, yang dikenal sukses oleh dunia karena memiliki banyak harta, takhta dan wanita. Ia menyimak kehidupan dan merasa muak dengan kegemerlapan dunia tetapi kosong (Baca Pengkhotbah 1-6). Salomo mencari nilai hidup dan membandingkan jalan yang benar dan salah, baik dan buruk, serta konsekuensinya. Integritas orang jujur membuatnya berada di jalur yang benar (Amsal 10:3a).

      legacy honest Kejujuran tidak serta merta mengubah nasib, tetapi memastikan orang tersebut berada di jalur berkat Tuhan. Sebaliknya, ketidak-jujuran Walau terkesan cepat untung namun sedang menghancurkan jalan hidupnya sendiri. Kiranya Tuhan menolong kita cerdik dan “lihai” seperti ular tetapi tetap jujur dan tulus seperti merpati.

Disadur dari tulisan: Bp. Surya Wiraatmadja

 

JUJUR TIDAK SERTA MERTA MENGUBAH NASIB ORANG, TETAPI MEMASTIKAN BERADA DI JALUR BERKAT TUHAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail