PESAWAT KERTAS 365 HARI

PESAWAT KERTAS 365 HARI

Mazmur 90:12

pswt kertas

       Anda tahu lagu berjudul 365日の紙飛行機 (pesawat kertas 365 hari)? Lagu yang dipopulerkan oleh AKB48 ini sebenarnya ditulis oleh Yasushi Akimoto dan dirilis pertama kali lewat siaran televisi NHK september 2015 lalu. Lagu ini memiliki tema utama yang sangat jelas yakni hidup ini bagaikan pesawat kertas yang terbang karena memiliki harapan.

365

       Apakah hidup ini mudah? Apakah hidup ini selalu lancar seperti yang kita harapkan? Musa dalam doanya kepada Tuhan menyadari bahwa perjalanan hidup diwarnai kesulitan dan rintangan. Ketika manusia ingat keterbatasan dirinya dan siapa Tuhan maka ia belajar hidup bersandar kepada Tuhan dengan menjalani hidup sebaik mungkin.

       Walaupun tidak semua kalimatnya saya setuju, namun saya menyukai semangat lagu ini, yakni menghadapi hari depan dengan harapan dan senyum. Musa menutup doanya dengan harapan yang positif bahwa ia tidak sendiri dan Tuhan tidak meninggalkannya. Sebuah harapan bagi orang yang mencari dan mengandalkan Tuhan akan dikenyangkan dengan kasih Tuhan. Ya, Tuhan teguhkanlah perbuatan baik yang kami lakukan hari ini. Amin.

HIDUP BAK PESAWAT KERTAS YANG TERBANG DENGAN HARAPAN BERSAMA TUHAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PETRA: PERKARA DI ATAS

PETRA:

PIKIRKANLAH PERKARA DI ATAS

(Baca: Kolose 3:1-4)

pemandangan petra

       Siapa bilang di padang gurun itu udaranya hanya panas dan gersang? Saya dahulu berpikir juga demikian. Tahukah Anda bahwa di perjalanan Musa melewati padang gurun atau yang dikenal Wadi Musa adalah tempat yang unik dan indah. Di Wadi Musa bukan hanya panas menyengat, tetapi pada saat musim dingin udaranya kisaran 10 hingga 2 derajat celcius, bahkan bisa terjadi salju di sana.

       Ketika bangsa Israel melewati padang gurun “Petra” ini, mereka bersungut-sungut. Mengomel karena kurang makanan enak, tidak senyaman seperti di Mesir. Mereka marah karena tidak ada air dan haus. Mereka menjerit karena ular berbisa dan binatang buas. Tahukah Anda, mujizat terbanyak di Perjanjian Lama adalah ketika orang Israel bersama Musa di padang gurun. Mereka makan gratis manna selama 40 tahun, juga dikirim daging plus air gratis dari ketukan batu Musa. Belum lagi kasut yang tidak rusak dan penerangan tiang api serta kompas ajaib berupa tiang awan.

       Semua berkat Tuhan tersebut kurang begitu dirasakan dan disyukuri oleh umat Israel waktu itu. Mengapa? Karena mereka cenderung hanya melihat kesibukan sehari-hari dengan permasalahan yang ada. Bukankah hari ini banyak umat Tuhan seperti itu? Mengeluh, bersungut-sungut dan mengancam meninggalkan Tuhan apabila keinginannya tidak dituruti.

       Paulus mengingatkan jemaat Kolose untuk belajar memikirkan perkara yang di atas. Maksudnya bukan supaya orang Nasrani itu hidup dalam utopia atau idealisme atau mimpi belaka, tetapi justru sebaliknya Firman Tuhan mengajak dengan memiliki cara pandang surgawi akan memampukan kita melihat hidup ini secara lebih mendarat, lebih nyata, lebih jelas.

       Ketika kita hanya memikirkan perkara di bumi, maka kita cenderung berfokus kepada masalah yang ada dengan jargon: Apa yang saya dapat? Kenapa dia dapat lebih? Kenapa saya tidak dapat? Akhirnya pemikiran ini melahirkan sungut-sungut ketimbang syukur, kerakusan ketimbang mencukupkan diri, serta mengejar ambisi dan nafsu ketimbang melayani Tuhan dan menggenapkan tujuan kita hidup di dunia ini.

       Ketika kita memikirkan perkara surgawi, apa yang Tuhan kehendaki dan apa yang menjadi prinsip kebenaran, maka di sana kita dapat menilai realitas kehidupan ini dengan lebih terarah dan justru lebih mendarat. Kerangka berpikir rohani yang diajarkan Alkitab memampukan kita memperoleh hikmat Tuhan dalam menjalani hidup ini.

       Saat ini Anda dan saya dipanggil menyediakan waktu jeda dalam hidup ini untuk bersaat teduh, merenungkan prinsip kebenaran Firman Tuhan ini justru hidup kita lebih mendarat dengan realitas, dengan kehendak Tuhan dan dengan janji Tuhan. Amin.

BERPIKIR ROHANI TIDAK IDENTIK DENGAN IDEALISME MENG-AWANG AWANG, TETAPI JUSTRU SEBALIKNYA ADALAH CARA PALING MENDARAT DALAM MENJALANI HIDUP YANG BERHIKMAT

JEFF BPKR ROHANI

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KESENDIRIAN

KESENDIRIAN

(Baca: Matius 27:46)

Penyertaan Tuhan

       Pernakah Anda mengalami rasa asing berada di sebuah tempat? Saya teringat ketika masa kecil pernah terhilang. Waktu itu kami sedang lihat pameran di alun-alun kota Surabaya, karena masing-masing kita begitu asyik menikmati stand yang dijajakan maka tanpa sadar saya terpisah sendirian. Saya merasa asing dan takut karena walaupun ramai tetapi tidak ada satu orang pun yang dikenal, terlebih tidak tahu jalan pulang ke rumah. Singkat cerita seorang berbaik hati mengarahkan ke pusat informasi dan setelah diumumkan lewat pengeras suara maka saya ditemukan dan selamat.

       Betapa sepinya manusia yang hidup dalam kesendirian, apalagi merasa terpisah dan hilang dari akarnya. Itulah yang dialami Yesus Kristus ketika berada di kayu salib. Ia bukan saja dipisahkan dari para murid dan orang-orang yang mengasihi-Nya, tetapi Ia terpisah dari Allah Bapa di Sorga. Rasa asing dan sepi sendiri dalam keramaian lebih menyakitkan dari pada penderitaan fisik yang hebat. Banyak orang tidak menyadari bahwa Yesus tengah menghancurkan tembok pemisah antara Allah dengan manusia dengan mengalahkan maut neraka dan membuka jalan bagi manusia menuju surga.

       Hari ini apabila kita merasa berbeban berat, tidak ada seorangpun yang mengerti pergumulan sukar, atau bahkan merasa sepi sendirian, ingatlah bahwa Yesus sudah pernah mengalami hal tersebut bahkan lebih sukar dan berat agar Anda dan saya tidak sendirian apalagi tak berdaya dan tak berpengharapan. 

       Matinya Kristus membayar lunas semua akar permasalahan manusia, dan bangkitnya Yesus membuka jalan dan pengharapan bagi kebenaran dan hidup. Yesus sanggup menolong Anda dan saya yang mau bertobat dan menyerukan nama-Nya, Yeshua Ha Mashiach atau Isa Al Masih atau Yesus Kristus atau Cu Ye Su Sang Ti. Doa saya bagi Anda yang sangat perlu dan butuh Tuhan, maka Ia memberikan rasa damai mendalam, pertolongan dalam kekuatan-Nya. Amin.

KESENDIRIAN ADALAH SEBUAH PILIHAN. INGATLAH BAHWA TUHAN BERJANJI MENYERTAI UMAT-NYA SAMPAI AKHIR JAMAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KETIKA HIDUP SERASA DI PADANG GURUN

 

 

KETIKA HIDUP SERASA DI PADANG GURUN

(Baca: Keluaran 15:22-27)

water

       Apakah kehidupan Anda serasa seperti katak yang hampir tertelan masalah besar? Ada kalanya hidup ini terasa tidak adil dan tidak aman. Sebagian orang cemas dan gelisah akan apa yang sedang terjadi dan mungkin akan terjadi. Peter Kinderman, Professor of Clinical Psychology dari University of Liverpool memberikan tips praktis tentang kesehatan mental dengan 5 cara: Aktif (Melakukan olahraga yang sehat akan mengaktifkan kimia dalam otak, mengaktifkan neurotransmiter sehingga merasa lebih enak); Terkoneksi (Memiliki kualitas relasi yang baik seperti dengan keluarga, teman, dsb. mempengaruhi ketahanan tubuh dalam proteksi kuman, mengurangi resiko sakit jantung dan dimensia); Tetap Belajar (Bersikap ingin tahu dan mau tetap belajar akan membuat kita lebih baik dalam menghadapi tantangan hidup); Memberi (Manusia adalah bagian dari komunitas. Penelitian menunjukkan bahwa memberi dengan tulus meningkatkan rasa bahagia seseorang), Mawas Diri (Refleksi apa yang tengah terjadi “mindfulness” menolong menghadapi stress dan membuat seseorang lebih rileks. brain

       Orang-orang Israel pada jaman Musa menghadapi masalah hidup di padang gurun. Bukan saja panas dan gersang tetapi juga tidak ada penunjang utama kehidupan yakni air segar. Air di Mara rasanya pahit! (Keluaran 15:23). Meskipun mereka terhitung sehat dengan berjalan kaki jarak jauh, tetapi sikap  bersungut-sungut dan meragukan pemeliharaan Tuhan membuat tidak mawas diri. Sikap pro aktif Musa untuk berdoa/terkoneksi kepada Tuhan sungguh menolong Israel mengalami mujizat Tuhan. Kalau saja mereka belajar berjalan dengan Tuhan maka mereka sungguh akan bersyukur bahwa tidak jauh dari Mara, Tuhan sedang mempersiapkan Elim yakni tempat dengan 12 mata air dan 70 pohon korma yang segar dan nikmat.

       Hari ini Anda dan saya memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan berkat Tuhan ketika kita mengikuti cara pandang Firman Tuhan dan bukan egoisme sekuler. Dunia mengajar untuk mengambil, merampas dan menjatuhkan. Firman Tuhan justru mengajar untuk memberi, mengampuni dan mengasihi. Semakin dipelajari dan diteliti dalam ilmu Psikologi, kita akan menjumpai sebuah kesimpulan bahwa orang yang belajar menghidupi Firman Tuhan sedang menyehatkan dirinya.

KETIKA ANDA BELAJAR LEBIH BANYAK ILMU KESEHATAN MENTAL, MAKA ANDA AKAN MENEMUKAN BAHWA BELAJAR MENGHIDUPI FIRMAN TUHAN BERARTI SEDANG MENINGKATKAN KESEHATAN DIRI

Water cascading over a pair of hands.
Water cascading over a pair of hands.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail