UNTUK APA HIDUP DI DUNIA INI?

UNTUK APA HIDUP DI DUNIA INI?

 

Baca Lukas 23:1-5

Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku (Yohanes18:37b).

cover

 

       Untuk apakah Anda hidup di dunia ini? Pernahkah Anda memikirkan sejenak akan hal ini? Yesus menjawab alasan-Nya datang ke dalam dunia ini ketika berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan Pilatus (Yohanes 18:28-38a). Yesus Kristus memberikan teladan hidup sukses sebab Ia tahu dari mana berasal dan ke mana akan pergi. Yesus tidak membiarkan diri diperbudak oleh nafsu kedagingan (Ibrani 4:15), pun tidak takut merangkul penderitaan besar (Matius 26:42) demi menjalankan misi hidup-Nya di dunia yakni menjadi JALAN, KEBENARAN, HIDUP (Yohanes 14:6). Untuk siapa dan untuk apa Anda hidup? Bagaimana Anda menjalani hidup? Semua ini ditentukan dari sebuah pilihan dan keputusan sejak sekarang.

       Apabila Anda memilih hidup untuk Tuhan Yesus Kristus, maka misi hidup adalah menjadi berkat (berbuah, Yohanes 15:16) sesuai kemampuan, bakat, talenta, dan keahlian yang Tuhan sudah titipkan sejak mula (Keluaran 35:31; Matius 25:15; Lukas 19:13). Anda tidak menunggu adanya kesempatan baru bergerak tetapi menciptakan kesempatan karena Anda tahu waktu yang Tuhan berikan sangat terbatas.

magic       Bisa jadi Anda adalah penjual nasi campur yang mengusahakan makanan sehat, bersih dan begizi bagi tukang atau buruh pabrik. Bisa jadi Anda adalah dokter yang mengobati pasien dengan obat tertentu bukan karena sudah diberi “sesuatu” oleh perusahaan obat tetapi demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik. Bisa jadi Anda adalah pengacara yang membela hak orang tersisih demi kebenaran dan bukan demi segepok emas dan pengaruh popularitas. Bisa jadi Anda adalah pedagang yang terkenal dengan “harga bagus” tanpa menindas pegawai dengan upah rendah dan kerja luar batas wajar. Apapun profesi pekerjaan dan bagaimana hidup ini dijalani tidak akan terlepas dari sebuah pertanyaan mendasar: Untuk apakah saya hidup di dunia ini? Kiranya Tuhan menolong kita menjalani hidup yang berkenan di hadapan-Nya. Amin.

 

HIDUP TANPA TUJUAN ADALAH SEPERTI MEMBIARKAN DIRI DIBAWA OLEH SIAPA SAJA DAN KE MANA SAJA. HIDUP YANG BERTUJUAN BERARTI SEDANG MENYATUKAN SEMUA ENERGI, PIKIRAN, KEMAMPUAN DAN KEKUATAN UNTUK SEBUAH KEBERHASILAN.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MOSHI MOSHI KAMEO


MOSHI MOSHI KAMEO
Baca: II Petrus 3:1-13
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. II Petrus 3:9
Pernah dengar lagu “Usagi to Kame”? Lagu ini pertama kali saya dengar dari anak sulung ketika memijat bapaknya. Dengan semangat “45” ia memijat sambil menyanyi apa yang konon diajari gurunya. Kemudian saya baru menyadari bahwa lagu ini mengisahkan Kelinci dan Kura-kura. Kura-kura begitu lambat tetapi tekun hingga berhasil, sementara kelinci walaupun gesit dan cepat tetapi karena kemalasan dan kesombongannya membuat ia kalah.
Bisa jadi lagu yang dinyanyikan gurunya dengan semangat membuat anak saya bernyanyi dengan semangat pula. Gurunya semangat bernyanyi juga untuk dirinya termotivasi masa depan anak didik cerah. Sabar terhadap ketidaktahuan, sabar terhadap kenakalan, sabar terhadap hal-hal sepele yang merepotkan dan ada kalanya menjengkelkan. Itulah yang ada dipikiran saya. Lagu ini sederhana, tetapi bermakna dahsyat!
Bukankah itu yang jadi pergumulan setiap kita? Sebagai orang tua betapa repotnya mengurus anak dari bayi, memandikan, mengganti popok, pipisnya, tahinya, belum lembur malam. Ketika besar, anak menjadi nakal, tidak dengar-dengaran dan membuat masalah demi masalah. Sebagai atasan atau senior betapa repotnya mengurus junior dan bawahan dengan segala kebandelan sok bisa, sok pandai, dan “sol sepatu” lainnya. Kadang masalah itu bisa menghampiri pelajar, pekerja, mertua, menantu, bahkan jemaat. Betapa “repot”-nya membentuk sesuatu dari nol sampai jadi berhasil, seolah lambat seperti kura-kura berjalan.
Ketika kita tidak sabar dan hampir menyerah untuk menjalani sesuatu yang baik dan benar, ingatlah bahwa Tuhan tidak tidur, tetapi terus bekerja hingga kiamat (II Petrus 3:1-8). Ia sabar dan PASTI menepati janji-Nya. Ia menantikan setiap kita hidup yang suci dan saleh walaupun kerap kita hidup kotor dan najis. Moshi-moshi kame yo … doushite sonna ni noroi no ka (klik lagu tersebut di: http://kiwi6.com/file/j8i6p7i95n) Halo, Tn. Kura-kura … kenapa kamu jalan begitu lambat?  Kalau Tuhan saja sabar dengan kita, mari kita tidak putus asa untuk melakukan yang baik dan benar. Bisa jadi itu sebagai guru di sekolah, pendeta yang menggembalakan gereja, manager terhadap bawahan, orang tua terhadap anak atau bahkan sebaliknya. Kiranya Tuhan menolong setiap kita. Amin.
KALAU TUHAN SABAR DAN TIDAK LALAI TEPATI JANJI, KENAPA KITA HARUS BERHENTI MELAKUKAN YANG BAIK DAN JAUH DARI TUHAN?
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail