JANGAN SIA-SIAKAN HIDUPMU!

JANGAN SIA-SIAKAN HIDUPMU!
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.  
 I Korintus 15:33
Hi Kawan, pernah ngak kalian mendengar orang berkata: “Jaman ini, jaman edan!”  Ya, bagaimana tidak jika kita ngebuka mata melihat dunia sekitar kita.  Saya mendengar mengenai seorang teman yang terjebak di tengah pusaran arus dunia.  Teman ini dulunya anak baik-baik.  Setelah masuk sekolah baru, ia terjebak oleh teman-teman yang rusaaaak  banget.  Mulai dari merokok untuk gagah-gagahan; kompas uang teman kelasnya; pake nge-drugs ampe pergi ke sa ho’
Ada pula yang karena “teman baik”nya, saya pernah nge-lihat teman pesta ekstasi, bahkan ampe menjadi pengedar.  Ngeriii banget ketika kunjungi dia di rumah sakit, teriak-teriaaak ketagihan dan frustasi.  Pernah juga gue jumpa dengan teman yang tadinya biasa-biasa, entah bagaimana dengan pergaulannya: ia mencuri uang bokapnya untuk traktir teman-temannya makan di kantin.  Kasihaaaaan dech…!  Ternyata tujuannya melakukan semua itu hanya supaya ia mendapat penerimaan dari teman-temannya.  Memang jaman ini jaman edan!
Guys… Kita sebagai anak-anak Tuhan tentunya tidak ingin terjebak dan hancur seperti mereka.  Gue pikir, mereka pun yang terjebak dan hancur berkeping-keping sebenarnya juga kagak ingin begitu, tapi apa daya sudah terjebak dalam pusaran arus jaman edan.
Bagi kita—siapapun dan bagaimanapun keadaannya—masih ada kesempatan untuk menjadikan hidup ini berarti.  Mengapa?  Ingatlah ketika Yesus Kristus mati di atas kayu salib.  Ia menebus semua dosamu dan mampu menjadikan hidupmu baru.  Hidup yang berarti.
Masih ada pengharapan bagi siapapun dalam keadaan paling buruk sekalipun.  Hidup ini bukan sekedar “makan dan minum setelah itu mati”.  Di balik kematian masih ada kehidupan kekal, bisa surga dan bisa juga ke neraka.  Bokap rohani kita, Paulus mengingatkan kita sebagai orang Kristen untuk tidak menghancurkan hidup kita, apalagi masa depan kita hanya karena ketidak tahuan kita.  Pergaulan buruk merusakkan kebiasaan baik.
Ada banyak teman yang kujumpai—mungkin juga banyak diantaranya teman-teman sekitarmu—yang karena bergaul dengan teman rusak, jadi rusak pula.  Tawaran menjadi ikut arus dunia hebat banget, mulai dari perhatian; penerimaan; merasa diri hebat, kebanggaan semu ampe ancaman dikucilkan.
Pada akhirnya, semua tinggal pilihan kita sejak sekarang koq.  Jika kita ingin mencapai kesenangan dunia sesaat, hidup kita akan diremukan berkeping-keping.  Jika kita memilih pergaulan yang menjunjung tinggi Kristus, hidup ini jadi lebih hidup!!!  Jangan sia-siakan hidupmu yach… sayang, cuman sekali dan harus mempertanggunjawabakan pada Pencipta.  
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KETIKA ANDA DIINGAT…

KETIKA ANDA DIINGAT…
Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun. Kejadian 8:1
Rasanya menyenangkan bila ada sejumlah orang yang meningat kita dalam keadaan suka maupun duka.  Orang yang sakit dan tak tak berdaya di tempat tidur apalagi dihantui pemikiran negatif, dapat merasakan “angin segar”ketika sahabatnya menghibur dan memberi kekuatan.  Orang yang tinggal sendiri dan berulang tahun, akan sangat senang apabila diingat dan diberikan ucapan selamat oleh teman-temannya.
Terkhusus di dalam kedukaan, masalah berat, dan berbagai kesulitan, seseorang dapat merasakan ketersendirian dan kesepian.  Di saat seperti inilah sebenarnya sangat dibutuhkan sahabat yang mengingat dan memberikan perhatian.
Hidup ini terasa menyenangkan jika ada orang yang mengingat dan memperhatikan kita.  Namun dalam kenyataan, tidak selalu dan tidak semua orang diingat dan diperhatikan.
Hari ini ada kabar gembira bagi setiap kita di dalam kondisi apapun!  Tuhan mengingat kita!  Alkitab bahasa Inggris terjemahan sehari-hari menjelaskan bagaimana Tuhan mengingat Nuh.  Di tengah-tengah hukuman Allah yang dinyatakan akibat keberdosaan manusia, Tuhan mengingat kepunyaan-Nya.
Mungkin diantara kita mengalami kesulitan pada waktu mengambil keputusan untuk hidup takut akan Tuhan dan kita harus menerima ejekan dan sikap tidak baik dari orang sekitar kita.  Di sanalah janji Tuhan juga dinyatakan dalam hidup kita seperti halnya Nuh.
Nuh adalah orang yang takut akan Tuhan, dan ia berani mengambil tindakan taat pada Firman-Nya.  Pada saat itu banyak orang menganggap aneh dan tidak menyukai kehidupan salehnya.  Mereka yang hidup jauh dan bahkan melawan kekudusan Tuhan, menghina dan berbuat tidak benar.  Sikap Nuh yang mengandalkan Tuhan mendapat pembenaran di mata-Nya.  Tuhan melindungi bahkan menyelamatkan dari hukuman kekal.
Di saat bahtera terombang-ambing di tengah lautan dahsyat, kehidupan dapat menjadi sangat sepi dan tidak menentu.  Di sinilah Tuhan menyatakan pengasihan-Nya.  Ia bukan saja melindungi Nuh dan keluarganya di bahtera, tetapi juga mengingatnya (Kej.1:8).
Demikian kita saat ini, setiap orang yang mengandalkan Tuhan sepenuhnya tidak akan kehilangan berkat Tuhan.  Mungkin orang percaya merasa sendirian dan tidak berdaya di tengah badai kehidupan, padahal ia berada dalam perlindungan bahtera Allah.  Firman Tuhan menghibur kita, sebab Tuhan ingat kita!  Jika kita melihat masalah dan kesulitan, kita akan merasakan ketakutan, ketidakberdayaan, dan ketersendirian.  Jika kita melihat Tuhan Yesus yang mengingat dan melindungi kita dengan bahtera-Nya, maka kita akan memperoleh penghiburan dan kekuatan hingga selesainya badai kehidupan. Kiranya Tuhan menolong kita untuk memandang kepada Yesus.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

YEHOVA JIREH

YEHOVA JIREH
Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”;
sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.” Kejadian 22:14

Kerap kali menguburkan orang mati, saya mengamati ada moment paling sulit yang dialami oleh keluarga yang berduka: waktu itu adalah penutupan dan pemberangkatan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.   Ketika lagu “Sampai Bertemu Lagi” dinyanyikan, serasa ada kehilangan yang sangat besar dan ketidakrelaan untuk melepas orang yang paling dikasihi.
Perasaan berat tetapi harus dijalani ini juga dialami oleh Abraham atas anaknya Ishak yang segera akan disembelih dengan pisau sebagai korban bakaran.  Bedanya dengan peristiwa di atas: Abraham belum betul-betul kehilangan Ishak namun harus mendengar, mempercayai bahkan mentaati perintah Tuhan. 
Abraham baru memiliki seorang anak di usia 100 tahun.  Selama lebih dari 25 tahun ia menantikan janji Tuhan.  Rasanya mustahil dan di luar logika seseorang ketika apa yang selama ini diharapkan dan didapatkan kemudian diminta kembali oleh Tuhan.
Abraham justru tetap taat dan mempercayai Tuhan hingga di gunung Tuhan ketulusan hatinya terbukti dan Tuhan berkenan kepadanya.  Di atas gunung Tuhan telah disediakan domba korban bakaran yang harum di hadapan Tuhan.
Ada dua aspek penuntun di mana Abraham dapat mengalami Yehova Jireh: yang pertama adalah Abraham menunjukkan ketaatan sepenuhnya.  Sekalipun ia belum mengorbankan anaknya, namun sikap yang tidak melarikan diri dari panggilan adalah bukti kesungguhan imannya.
Ke dua, Abraham mendatangi gunung Tuhan.  Ia tidak melakukan pelayanan dengan kekuatan dan kehebatannya sendiri, teapi apa yang dilakukannya adalah dimotivasikan untuk Tuhan.
Perjalanan iman setiap orang percaya akan dipertemukan dengan situasi yang sulit untuk menguji dan membentuk kedewasaan rohani kita.  Jikalau kita setia, maka Tuhan akan membawa kita sampai di gunungnya.  Jikalau kita berada di hadirat Tuhan, maka bukan saja kekuatan tetapi juga kecukupan yang disediakannya.
Tuhan kita adalah Yehovah Jireh, artinya: Tuhan menyediakan kebutuhan kita.  Ia tahu dan ingin memberikan yang terbaik kepada kita.  Ia memberikan menurut waktu dan rencana-Nya.  Ada kalanya kita merasa ragu, dan bahkan mungkin rugi besar ketika ikut dan taat Tuhan.  Namun justru di balik ketaatan yang kelihatan merugi itulah Tuhan menyediakan berkat bagi kita.  Kiranya Tuhan menolong kita menjadi orang-orang percaya yang mau dibentuk, dengar-dengaran dan taat sampai Tuhan menyediakan di atas gunung-Nya.  Amin.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

JANGAN LEWATKAN KESEMPATAN…!

JANGAN LEWATKAN KESEMPATAN…!
(Baca: II Timotius 3:10-17)
“like father like son adalah pepatah yang sering kita dengar untuk menggambarkan pengaruh orang tua terhadap anaknya.  Jika orang tua memberikan teladan baik; kecenderungannya akan menghasilkan anak yang baik pula.  Jika orang tua memberikan teladan yang buruk; maka kecenderungannya akan menghasilkan anak yang bermasalah.
Inilah yang dialami oleh Timotius; anak didik rohani dari Paulus.  Timotius dibesarkan di keluarga yang sudah mengenal bahkan mengasihi Tuhan (II Timotius 1:5).  Neneknya Eunike dan ibunya Lois adalah orang yang beriman kepada Yesus Kristus.  Sekalipun ayahnya sendiri adalah orang Yunani yang kemungkinan besar belum percaya (atau percaya tidak sungguh-sungguh); Timotius “digarap” dengan sungguh-sungguh oleh ibu dan neneknya.
Perjumpaan Timotius dengan Paulus (Kisah Para Rasul 16:1-3), telah menumbuhkan kerohanian dan kemantapan dalam pelayanan di kemudian hari.  Paulus mengajak Timotius ikut dalam perjalanan pelayanan.  Kemungkinan di sepanjang waktu itulah Timotius mendapati figur ayah rohani yang baik.
Di sinilah kita dapat melihat ketiga figur orang percaya yang tidak melewatkan kesempatan mendidik murid yang bernama Timotius.  Timotius sekalipun mempunyai ayah jasmani belum percaya; namun nenek; ibu dan pembina rohaninya telah mendidik secara sungguh sehingga Timotius bukan saja mantap secara mental; tetapi juga matang secara rohani.
Tidaklah banyak remaja dan pemuda Kristen yang mempunyai kesempatan pendidikan seperti Timotius; sekalipun mungkin mereka dilahirkan di keluarga Kristen.  Sebagian diantaranya memang dididik dengan sungguh oleh orang tua; nenek/kakek atau kakak mereka yang di dalam Tuhan.  Sayangnya; sebagian lainnya—meski berada di tengah keluarga yang mengaku Kristen—tidak mendapat teladan bahkan wejangan (nasihat) Firman Tuhan dari orang tua mereka secara memadai.
Akankah generasi muda masa kini dibiarkan menjadi generasi yang tulalit?  Generasi yang tidak mengetahui dasar-dasar iman Kristen; generasi yang tidak akrab dengan Alkitab; generasi yang hidupnya dituntun oleh televisi dan bacaan sekuler. 
Dimanakah orang tua-orang tua yang mengaku dirinya Kristen, tetapi tidak menyempatkan pendidikan Kristen kepada anak-anaknya?  Adakah peran Gurus Sekolah Minggu dan Guru Sekolah Kristen disadari sebagai bagian penting akan figur wali orang tua yang rohani? 
Saya mengetahui beberapa orang anak dari keluarga tidak harmonis  (broken home) tengah datang ke Sekolah Minggu.  Seperti seorang anak terhilang yang sedang mencari figur orang tua, dia berusaha mendekati sejumlah lause (guru) muda untuk sekedar ngobrol dan bermain.  
Hati saya rasanya sedih, terharu dan berpikir: Apakah para guru sedang sadar memiliki peran yang sangat penting dan berharga untuk membentuk dan memberi teladan rohani akan siapa dan bagaimana kebaikan Tuhan Yesus.  Ada banyak dan bermacam situasi di Sekolah Minggu ataupun Sekolah Kristen yang anak-anak didik menanti figur teladan dan kasih seperti yang diajarkan Alkitab. 
Sementara kisah anak-anak tersebut terus berjalan seiring waktu, setiap kita dipanggil untuk menyadari dan berbuat sesuatu yang baik dan membangun bagi komunitas kita.  Mungkin tidak selamanya “like father like son” adalah baik dan sesuai harapan; namun setidaknya setiap kita bisa memberi peran figur rohani yang baik sebagai orang-orang percaya yang diselamatkan dan dipanggil Kristus.  Ingat!  Tidak harus sempurna tetapi yang wajar dan manusiawi bagaimana orang-orang percaya bergumul berjalan bersama Tuhan di dalam kelebihan dan kekurangannya.
Marilah kita mulai dengan membiasakan diri dalam ibadah keluarga.  Mulailah dengan membaca Alkitab dan berdoa bersama.  Biarlah Firman Tuhan meresap dalam kehidupan keluarga anda; memperlengkapi dan mendewasakan kerohanian keluarga.   Jangan tunggu ketika anak-anak anda sudah besar.  Jangan tunggu ketika berkeluarga, bisa mulai sekarang lewat adik kita; murid-murid kita; bahkan tetangga dan ponakan-ponakan.  Jangan lewatkan kesempatan berharga ini…!  Tuhan memberkati.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail