BAGAIMANAPUN JUGA ITU ADALAH ORANG-TUAMU


BAGAIMANAPUN JUGA ITU ADALAH ORANG-TUAMU
(Kejadian 9:18-28)
Beberapa waktu lalu anak saya, Jonas suka sekali dengan buku interaktif berbentuk bahtera Nuh.  Hampir setiap hari dia selalu minta diambilkan buku ini, “Papa, buku..  Papa buku…”.  Ketika sudah membuka buku kisah Nabi Nuh ini, Jonas mengamati seluruh isi dalam bahtera itu, membuka tutup pintu, menaik-turunkan tangga, meletakkan binatang maupun tokoh-tokoh di dalamnya.  Bagi Jonas ini adalah permainan yang mengasyikan karena buku interaktif bahtera Nabi Nuh adalah hal yang baru baginya.  Jonas senang melibatkan ayahnya untuk berbagi pengalaman.
Siapa sih yang tidak pernah mendengar kisah klasik menarik dari Nabi Nuh? Kisah nyata ini bermakna dalam dan tetap relevan bagi kehidupan setiap orang di setiap usia bahkan pada saat ini.  Nuh dan keluarganya yang baru keluar dari bencana air bah.  Mereka memulai kehidupan yang baru di mana Nuh dicatat sebagai petani kebun anggur.  Besar kemungkinan anak-anaknya membantu “mainan” baru dalam usaha mereka.  Anggur bukan saja di makan sebagai buah tetapi juga menjadi minuman yang memabukan.
Di sinilah Alkitab mencatat bahwa ketika Nuh mabuk dan kelihatan auratnya, Ham anaknya bersikap tidak sopan dengan mengumbar keadaan orang tuanya.  Nuh sangat marah ketika mengetahui dan menubuatkan kutukan untuk Kanaan.  Jika kita lihat sekarang, memang sebagian besar landscapeKanaan gersang, panas dan menjadi daerah konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestian.  Nubuatan Nuh terjadi!

Alkitab dengan jelas mengajarkan agar anak-anak menghormati orang tuanya tidak perduli bagaimana dan seperti apa keadaan orang tua.  Ini adalah perintah Tuhan (Ulangan 5:16; Matius 15:4; Efesus 6:3-4) yang sangat jelas.  Perintah Tuhan ini berkaitan dengan relasi kita dengan Tuhan yang memberi berkat.  Bila Anda ingin terus diberkati dan berada dalam rencana Tuhan yang indah, maka sikap menghormati orang tua adalah sikap yang membiarkan Tuhan bekerja untuk dan melalui Anda.
Ada banyak peristiwa anak memiliki hubungan tidak baik dengan orang tuanya.  Ada anak yang tidak tahan dengan sikap semena-mena orang tua, memaki, kata-kata kasar dan pedas yang melukai hati.  Ada anak yang menganggap orang tuanya kuno, tidak “nyambung” bila diajak bicara, dst.  Bahkan ada banyak peristiwa ketegangan dalam keluarga antara anak dan orang tua sehingga mereka tidak saling bicara, tidak saling bertemu bahkan bermusuhan.
Ketika konflik orang tua-anak semakin runyam, biasanya semua pihak membela dan membenarkan diri. Tidak ada satupun yang sudi mengalah dan tetap mengasihi, apalagi bila ini menyangkut sakit hati, kekecewaan, harga diri dan kemarahan yang meledak-ledak.  Pada saat seperti inilah ujian kualitas hidup kita terlihat.  Pada saat seperti inilah kita membutuhkan pemulihan, kekuatan, kerendahan hati dan dorongan kasih Tuhan Yesus.
Apabila kita menghendaki kehidupan yang lebih baik, berkat Tuhan terus mengalir dalam aspek-aspek yang memulihkan dan melegakan, maka kita harus kembali kepada Firman Tuhan.  Hormatilah orang tuamu!  Hal ini tidak dapat ditawar dan dikurangi.  Menghormati dalam arti kata di Perjanjian Lama mengacu kepada sikap menaruh beban, perhatian, dan respek.  
            Apakah gampang menghormati orang tua? Sebagian orang berkata, ya.  Sebagian yang lain akan berkata, tidak!  Keputusan menghormati orang tua adalah pilihan bukan kesanggupan.  Keputusan menghormati orang tua adalah tindakan yang berasal dari sikap kita mengasihi dan menghormati Tuhan.  Menghormati orang tua bukan ditentukan dari sikap orang tua terhadap anak, tetapi lebih pada sikap kita melakukan Firman Tuhan.  Kiranya kasih Tuhan terus memberkati keluarga Anda.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *