TUHAN LEBIH PEDULI

TUHAN LEBIH PEDULI

(Baca: Yunus 4:1-11)

Siang itu sementara membersihkan meja makan, tiba-tiba terdengar suara, “BRUUUKK…!” dan saya melihat seekor burung jatuh dan sekarat. Singkat cerita, setelah menghubungi teman dokter hewan spesialis burung maka saya melakukan  pertolongan darurat seperti yang disarankannya via Whatsaap.

Burung yang sangat indah warna dan bulu nya ini adalah burung pemakan ikan (Cinnamon Bittern) atau bambangan merah. Karakteristik yang unik dari burung ini adalah pemalu dan mencari makan di rumput atau padi. Populasinya banyak di Asia Tenggara seperti India, China, Indonesia. Oh ya, burung ini pernah sebelumnya mampir transit di teras rumah. Ada setengah potong ikan segar yang ditinggalkannya.

Malamnya, diantara banyak yang saya doakan, ada satu pokok doa: “Tuhan ini doa mungkin kedengarannya sepele, saya minta kalau boleh burung ini sembuh dan berfungsi terbang ke alam seperti biasanya.”  Doa ini mungkin kedengaran menggelikan bagi sebagian orang. Sepanjang malam hingga siang burung tersebut hidup hanya lebih banyak tidur. Anak-anak saya antusias untuk mengamati dari jauh supaya tidak mengganggu. Mendekati sore burung itu mati. Kami kubur di taman depan. Sedih rasanya.

Tuhan menjawab doa dengan satu kata, “Tidak”. Ada kalanya Tuhan tidak mengabulkan harapan baik yang kita inginkan. Hal ini juga terjadi pada Yunus. Ia begitu sayang dengan pohon jarak yang sangat bermanfaat melindungi dirinya dari panas terik. Hanya sehari pohon itu hidup dan kemudian mati. Yunus sedih.

Sering kali manusia tidak memahami apa maksud dan rencana Tuhan mengijinkan kematian, kedukaan dan doa-doa yang dijawab “Tidak”. Apakah berarti Tuhan tidak peduli? Apakah bila doa tidak dijawab berarti kita ber hak merengek dan ngamuk kepada Tuhan? Hari itu saya diingatkan lewat kisah Yunus bahwa isi hati Tuhan lebih peduli dari pada umat manusia menyayangi ciptaan-Nya.

Pada akhirnya bila kita masih diijinkan hidup, artinya ada misi yang Tuhan titipkan untuk kita kerjakan: penginjilan, jadi saluran berkat, menyayangi orang-orang di sekitar kita yang masih Tuhan percayakan. Kiranya Tuhan menolong setiap kita. Amin.

Tuhan lebih peduli dari pada umat manusia menyayangi ciptaan-Nya

Jeffry Sudirgo
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

HIDUP KOQ NGE-GHOSTING?

Hidup Koq Nge-Ghosting?

(Baca: Yesaya 5:1-7)

Pernakah Anda meng-ghosting atau justru korban ghosting? “ghosting” adalah istilah populer yang mengacu pada tindakan menghentikan komunikasi secara mendadak. Bahasa sederhananya, hilang begitu saja tanpa kabar. Istilah ini bisa muncul di konteks persahabatan, percintaan atau bahkan pekerjaan.

Menurut survei yang diungkap Kristina Rodulfo pada 29 maret 2016 bahwa 80% millenial di Amerika Serikat pernah menjadi korban ghosting. Korban yang paling banyak terluka akibat ghosting adalah wanita. Kalau bahasa gaulnya, “sakitnya tuch di sini (hati)”.

Perasaan ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi adalah menyakitkan. Inilah yang diungkap oleh Yesaya (740 S.M), bagaimana perasaan Tuhan ketika Israel membelakangi-Nya. Israel sudah dilindungi dan diberkati Tuhan tetapi umat-Nya hidup tidak berbuahkan kebaikan dan kebenaran. Yesaya menceritakan dalam perumpamaan kebun anggur yang buahnya mengecewakan.

Pada umumnya kalau kita sudah berjerih lelah dengan sesuatu, kita mengharapkan hasil yang baik. Orang tua bekerja keras menafkahi keluarga tentu dengan harapan anak-anaknya berhasil jadi baik. Pelajar bekerja keras menyelesaikan tugas tentu dengan harapan mendapatkan nilai yang baik bukan kegagalan. Demikian juga Tuhan yang sudah menciptkan dan memberkati manusia memiliki pengharapan umat-Nya menjadi lebih baik dan berbuah lebat.

Ada beberapa pertanyaan yang perlu kita renungkan: Apakah kita belajar mensyukuri semua berkat Tuhan atau menganggap itu biasa saja? Apakah kita menjadi orang Nasrani yang begitu-begitu saja tanpa berbuah lebat memuliakan nama-Nya? Apakah yang kita sedang lakukan beberapa waktu ini adalah kebenaran dan kebaikan atau justru kelaliman dan keonaran? Apakah akhir-akhir ini kita jauh dari Tuhan? Hilang begitu saja tanpa kabar, tanpa saat teduh, tanpa doa. Jangan tunggu giliran Tuhan yang cuekin kita, baru tau rasa! Kiranya Tuhan menolong kita memiliki relasi yang akrab dengan-Nya.  Amin.

SETIAP RANTING PADAKU YANG TIDAK BERBUAH, DIPOTONG-NYA

Yohanes 15:2a
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail