CARI APA DI DALAM DUNIA?


CARI APA DI DALAM DUNIA?
(Baca: Yakobus 4:13-17)
Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Yakobus 4:14a.
Saya tiba-tiba terngiang dengan lagu rohani yang sudah lama sekali tidak dinyanyikan. Lagunya kurang lebih seperti ini: “Cari apa di dalam dunia. Cari dunia tentu binasa. Cari Yesus yang penuh kasih”. Kata dalam lagu ini sangat sederhana, tetapi mengingatkan kita apa yang sedang kita jalani, kejar dan impikan dalam hidup ini.
Penulis Yakobus mengingatkan arti hidup manusia dalam 3 aspek: Ingat libatkan Tuhan! Ingat tetap rendah hati! Ingat berbuat baik! (Yakobus 4:13-17). Masa depan hidup manusia terlalu naif bila  dibatasi sekedar rencana dan usaha antisipasi kekuatan manusia. Hidup ini adalah tentang yang tidak kelihatan, yang kelihatan adalah sementara. Tidak melibatkan Tuhan dan berbuat jahat adalah tindakan egois yang bodoh.
Perencanaan adalah baik, berpikir ke depan adalah cerdas, tetapi tanpa melibatkan Tuhan adalah kekonyolan terbesar manusia dalam menjalani masa depan yang misteri.  Adalah bijak kita selalu mem-balancing hidup ini dengan evaluasi orientasi apa dalam hidup.  Mungkin kesalahan, kegagalan, keteledoran yang perlu diperbaiki dan juga sejumlah kiat yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan dalam hidup ini. Cari apa di dalam dunia ini? Apapun langkah Anda, kiranya Kristus Tuhan yang menjadi pertimbangan utama dalam hari-hari kita. Selamat ber-evaluasi.
APAPUN KEPUTUSAN ANDA DALAM MELANGKAH, PASTIKAN KRISTUS TUHAN YANG MENJADI PERTIMBANGAN UTAMANYA
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Hi.. kecoak !


Hi.. kecoak !
Ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Amsal 6:8.
Apa kesan Anda mendengar kata “kecoak”? Jijik, kotor, penyakit? Malam itu kecoak bertamu di tempat tinggal kita.  Begitu anak saya berseru, “kecoak!”, saya langsung berusaha memburu, membunuh tanpa menghancurkannya.  Karena konon isi perut kecoak penuh dengan kuman parasit seperti cacing halus yang berbahaya bagi manusia.
Rasa risih mendorong saya untuk sedikit researchtentang kecoak. Cukup mengejutkan setelah membaca seputar serangga yang disebut blattaria atau blattodea ini konon bisa dipakai sebagai obat untuk luka bakar, hepatitis, trauma, dst. Kecoak dapat mengatur sendiri mekanisme kelompok dan dapat hidup sebulan tanpa makanan. Jenis tertentu seperti periplaneta japonica dapat tahan pada suhu hingga -5 derajat celcius dan punya mekanisme hybrid(tidur selama musim dingin). Uniknya, neopteraini meninggalkan semacam bau dan jejak khas untuk memberi informasi keberadaan dirinya dan rantai makanan bagi kecoak lain.
Amsal Salomo menuliskan kata-kata bijak belajar dari alam ciptaan Tuhan: semut (Amsal 6:6-8).  Semut adalah serangga yang rajin bekerja, punya mekanisme hidup berkelompok, pembagian fungsi kerja, hirarki dan terkhusus dikenal dengan mengumpulkan makanan di musim panas alias investasi untuk jangka panjang. Kecoak dan semut adalah serangga ciptaan Tuhan yang unik, rumit dan menakjubkan.  Binatang kecil sepele ini mengajarkan makna keseimbangan antara berinvestasi dan berbagi.
Oh ya, konon untuk mengusirnya dapat dilakukan banyak cara seperti menaruh daun pandan, mengikat erat sampah makanan, mengepel lantai  dengan bersih, perangkap kecoak hingga semprotan insektisida. Kiranya Tuhan menolong kita bukan hanya gembira menerima tetapi juga memberi sebagai gaya hidup yang sehat.
BERINVESTASI DAN BERBAGI ADALAH KESEIMBANGAN HIDUP YANG DIAJARKAN ALKITAB
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TENSEISHINBIKAI: SERUPA TAPI TAK SAMA


TENSEISHINBIKAI: SERUPA TAPI TAK SAMA
Siapa memperhatikan Firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan. Amsal 16:20
Apa kesan Anda bila ada orang yang bilang “haleluya”, menyetujui nubuat Kristus dan juga pencerahan Budha? Dua orang dengan ajaran “Tenseishinbikai” inilah yang datang ke sebuah Gereja di tempat saya melayani hari itu. Ajaran ini menyebut dirinya super religio dan super science karena telah menemukan keseimbangan antara ilmu dan agama.  Aliran ini mengklaim mendapatkan kunci: bahagia, kaya, sehat, cantik/ganteng, bijak, dan damai. Bagaimana pandangan Alkitab tentang hal ini? Ajaran Tenseishinbikai begitu filosofis, mengedepankan kebaikan, keseimbangan dan cinta alam. Sekilas ajaran ini menarik, kelihatan baik, dan mirip dengan ajaran Nasrani, tetapi sebenarnya jauh berbeda akarnya dengan apa yang diajarkan Alkitab (Matius 5:18, Wahyu 22:19).
Berikut ini penjelasan singkat perbedaan ajaran Nasrani dengan ajaran Tenseishinbikai: Dasar ajaran Nasrani adalah Alkitab, sementara dasar ajaran Tenseishinbikai adalah kitab Meishu Sama yang berakar dari wahyu yang diperoleh pendirinya Mokichi Okada. Alkitab mengajarkan Yesus Kristus adalah Tuhan (Yohanes 14:6), sementara Tenseishinbikai memiliki Tuhan sendiri yang disebut Miroku Ohmikami Sama. Bagi Tenseishinbikai, surga dapat diperoleh dengan banyak melakukan perbuatan baik yang berguna bagi masyarakat.  Alkitab dengan jelas menyebutkan bahwa surga adalah anugerah Tuhan, manusia tidak dapat mencapai surga dengan kebaikannya.  Pintu surga dibukakan lewat pengorbanan Kristus di kayu salib untuk pengampunan dosa manusia (Yohanes 3:16, Efesus 2:8). Sekilas kelihatannya serupa tetapi apabila ditelisik lebih jauh maka sangat berbeda.
Apa rahasia bahagia, berhasil, dan selamat dalam hidup? Banyak orang berpikiran berhasil dan bahagia itu menurut ukurannya. Padahal manusia yang terdistorsi oleh dosa hanya akan menghasilkan ketidaksempurnaan.  Rahasia bahagia dan berhasil harus diukur dan ditemukan dari standarnya Tuhan sendiri lewat Alkitab adalah Firman Tuhan. Alkitab mengajarkan bila kita serius menjalani hidup ini sejalan dengan menyimpan Firman Tuhan dalam lubuk hati, maka kita akan menemukannya (Amsal 16:20). Kuncinya bukan sandar diri dan berbuat kebaikan lebih banyak supaya dapat apa, tetapi sandar Kristus dan menghasilkan pekerjaan baik. Keselamatan adalah anugerah, berkat Tuhan adalah bonus.
KEBAIKAN BANYAK YANG SERUPA, TETAPI YESUS KRISTUS CUMAN SATU-SATUNYA.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

ANAK CUCI PIRING


ANAK CUCI PIRING
(Baca: Wahyu 2:1-7)
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Wahyu 2:2a.
Bagi kami sebagai orang tua adalah biasa mencuri piring setelah makan malam. Entah kenapa, malam kemarin anak-anak saya (6 tahun dan 4 tahun) berkata, “Pa, ma biar saya cuci piring.” Kami cukup terkejut dan sekaligus gembira melihat kemajuan kemandirian anak-anak.  Kalau sebelumnya mereka mau belajar menyapu dan mengepel lantai, maka malam itu adalah kali pertama dua anak mencuci piring, menyabuni dan membilas hingga tuntas. Kenapa mereka melakukan itu? Katanya, “Biar orang tua ngga capek.  Ini sungguh berkat Tuhan!
Seperti halnya orang tua sangat gembira melihat anak-anak berbuat baik, taat dan berbuat sesuatu yang menyenangkan orang tua; demikian pula Tuhan terhadap umat-Nya juga gembira apabila melihat kita semua dengar-dengaran Firman Tuhan dan melakukan hal yang berguna bagi pekerjaan Tuhan. 
Tuhan Yesus memuji jemaat di Efesus karena tegas menolak penyesatan dan tidak mengenal lelah untuk Tuhan (Wahyu 2:1-3).  Namun evaluasi Tuhan Yesus disertai pula dengan teguran karena jemaat meninggalkan kasih mula-mula (ayat 4-8).  Melayani sekedar rutinitas dan tanpa kasih adalah sebuah kejatuhan. Perbuatan menyenangkan hati Tuhan tidak sekedar di permukaan saja, tetapi harus dari dalam hati yang mengasihi Tuhan yang sudah lebih dahulu mengasihi kita. Tanpa pertobatan, bisa jadi Tuhan tidak akan memakai kita sebagai terang saksi-Nya.
Selagi masih disebut hari ini, kita dapat melakukan sesuatu perbuatan yang menyenangkan hati Tuhan. Tidak perlu harus tunggu kalau ada program gereja tetapi inisiatif yang muncul seperti anak kecil yang membantu cuci piring malam dan menyenangkan hati orang tua, demikian pula kita dapat berbuat sesuatu yang baik lahir dari menyenangkan hati Tuhan.  
SELAGI DISEBUT HARI INI, KITA DAPAT MELAKUKAN SESUATU YANG MENYENANGKAN TUHAN
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail