GIGITAN BERNILAI 1,4 MILIAR


GIGITAN BERNILAI 1,4 MILIAR
(Baca: Galatia 5:1-15)
Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Galatia 5:15
Pernakah Anda membayar mahal atas makanan yang Anda gigit (baca: makan)? Bagaimana rasanya bila disuruh membayar 1,4 Miliar rupiah untuk sekali gigitan? Mau?  Itulah yang dilakukan oleh Suarez dalam pertandingan sepak bola piala dunia Grup D (Uruguay vs.Italy) di Brazil 2014. 
Pemain dari Urugay, Luis Suarez mengigit Giorgio Chiellini (Italy) di lapangan Estadio Das Dunas (26 Mei 2014).   Suka menggigit Suarez sudah beberapa kali dilakukan dalam gelanggang pertandingan.  Karakter buruk yang dipelihara lebih dari 10 tahun  dan banyaknya catatan pelanggaran membuat FIFA memberikan sanksi terberat sepanjang sejarah sepak bola dunia. Apa itu? Salah satunya adalah denda sebesar 100.000 Franc Swiss (sekitar Rp.1,4 Miliar).  Inilah harga ketidakmampuan menguasai diri Suarez dalam pertandingan sepak bola.
 Hidup ini juga seperti pertandingan (I Korintus 9:24-27).  Setiap orang yang tujuannya hanya untuk nafsu dan ambisi duniawi, telah menodai aturan Pencipta terhadap alam semesta. Tuhan memanggil setiap orang bukan hanya bertobat dan beriman kepada Kristus, tetapi juga menjalani hidup merdeka yang jadi berkat.
Hari ini banyak orang seperti Suarez, saling mengigit, menjatuhkan, memfitnah, membenci, membalas dan menghancurkan.  Itulah yang dilakukan dunia saat ini. Yuk, jangan ikutan mengigit karena konsekuensinya sangat mahal dan merugikan diri sendiri. Kristus memanggil kita bukan untuk ikutan membusuk tetapi tetap bersikap positif dan saling melayani.  Tidak mudah memang, tetapi itulah panggilan semua orang percaya, seperti tertulis: Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daign dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Galatia 5:24). Amin.
GIGIT MENGGIGIT BUKANLAH SOLUSI CERDAS. FOKUS MELIHAT APA YANG KRISTUS LIHAT DAN BERUSAHA MELAKUKAN APA YANG KRISTUS MAU KITA LAKUKAN, ITULAH KECERDASAN HIDUP.

 

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TEMPAT PINDAHAN

TEMPAT PINDAHAN
Mazmur 127:1
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Mazmur 127:1
Apakah Anda pernah pindah tempat sebelumnya?  Bagaimana rasanya?  Baik itu rumah kontrakan ataupun rumah baru, yang namanya pindah itu bisa terasa nano-nano (bermacam rasa dan suasana hati). Ada persiapan, ada penyesuaian, dan tentu saja ada suasana baru.  Apapun usahanya, ada hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh semua orang apabila hendak pindahan tempat yakni melibatkan Tuhan.
Raja Salomo yang terkenal sukses dan sekaligus berhikmat mengerti benar apa prinsip dasar sebuah rumah atau yang disebut home teritorial.  Orang bisa mendirikan rumah (house) tetapi belum  tentu bisa menikmati suasana rumah (home). Tumpukan semen, pasir dan batu bata hanya alat untuk sebuah sarana.  Sekuritas hanya sebuah cara untuk rasa aman (Mazmur 127:1). Kuncinya agar rumah jadi home dan sekuritas menjadi saved adalah melibatkan Tuhan.
Orang yang melibatkan Tuhan tidak akan kekurangan penyertaan Tuhan. Jadi apabila kita melibatkan Tuhan, mari kita tinggalkan sikap negatif sungut-sungut, mengeluh, dan kuatir.  Gantilah dengan sikap positif yang antusias, optimis, kerja keras dan tetap berdoa.  Seperti istilah latin, ORA ET LABORA (bekerja dan berdoa), maka berkat Tuhan akan mengalir dan kita boleh menikmati sambil mengucap syukur.  Raja Salomo antusias libatkan Tuhan, bagaimana dengan Anda? –JS
ORANG YANG MELIBATKAN TUHAN, TIDAK AKAN KEKURANGAN PENYERTAAN TUHAN.  MANAKAH YANG ANDA PILIH DALAM MENJALANI HIDUP INI? ANTUSIAS ATAU PESIMISTIK?

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

GAYA HIDUP MENGEMIS


GAYA HIDUP MENGEMIS
(Baca: Lukas 12:16-21)
Bagaimana perasaan Anda bila disebut “Pengemis”? Marah? Jengkel? Terhina? Itulah sebutan  Eisha warga distrik Al-Balad, Jeddah-Arab Saudi.  Pengemis satu ini memiliki uang 9 miliar dan 4 buah rumah. Ia begitu kaya, namun tetap mengemis sebagai gaya hidup karena kuatir kelak hidupnya lebih susah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Pengemis” didefinisikan sebagai orang yang meminta-minta sedekah dengan merendah. 
Yesus menyampaikan perumpamaan orang kaya yang bodoh.  Ia begitu cekatan mengatur semua investasinya (Lukas 12:16-18). Ia bahkan hendak menikmati hidupnya lebih cerdas dari pada Eisha yang sampai matinya tetap sebagai pengemis. Kendati demikian Firman Tuhan menyebutnya bodoh! Bodoh karena tidak berkuasa mengatur hartanya setelah mati.  Bodoh terlebih karena tidak menyiapkan investasi surgawi di hadapan Tuhan (Lukas 12:21).
Eisha lahir dari orang tua pengemis. Karena ia memutuskan mengemis adalah gaya hidupnya, maka ia pun meninggal sebagai pengemis.  Orang boleh menyebut ia sebenarnya kaya, tetapi menurut saya: ia adalah sungguh orang miskin walaupun kaya.  Anda mungkin tidak sekaya orang yang memiliki banyak saham di wall street. Nama Anda kemungkinan besar tidak tercatat sebagai orang kaya versi Forbes.  Bisa jadi Anda hidup pas-pas-an.  Pas mau makan, eh ada.  Pas mau belanja, eh ada uang.  Pas mau keluar, eh ada kendaraan.  Apapun keadaan Anda, jangan jadikan mengemis sebagai gaya hidup.  Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi kaya di hadapan Tuhan, baik dengan cara memberi, melayani, membangun ataupun membantu.  Selamat menjadi kaya! Tapi ingat, harus dihadapan Tuhan.  Immanuel.
LAHIR SEBAGAI ORANG MISKIN BUKAN PILIHAN, TETAPI MATI MISKIN ADALAH PILIHAN. APAPUN DAN SIAPAPUN ANDA, ADA KESEMPATAN JADI KAYA DI HADAPAN TUHAN.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail