KETIKA ANDA DIINGAT…

KETIKA ANDA DIINGAT…
Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun. Kejadian 8:1
Rasanya menyenangkan bila ada sejumlah orang yang meningat kita dalam keadaan suka maupun duka.  Orang yang sakit dan tak tak berdaya di tempat tidur apalagi dihantui pemikiran negatif, dapat merasakan “angin segar”ketika sahabatnya menghibur dan memberi kekuatan.  Orang yang tinggal sendiri dan berulang tahun, akan sangat senang apabila diingat dan diberikan ucapan selamat oleh teman-temannya.
Terkhusus di dalam kedukaan, masalah berat, dan berbagai kesulitan, seseorang dapat merasakan ketersendirian dan kesepian.  Di saat seperti inilah sebenarnya sangat dibutuhkan sahabat yang mengingat dan memberikan perhatian.
Hidup ini terasa menyenangkan jika ada orang yang mengingat dan memperhatikan kita.  Namun dalam kenyataan, tidak selalu dan tidak semua orang diingat dan diperhatikan.
Hari ini ada kabar gembira bagi setiap kita di dalam kondisi apapun!  Tuhan mengingat kita!  Alkitab bahasa Inggris terjemahan sehari-hari menjelaskan bagaimana Tuhan mengingat Nuh.  Di tengah-tengah hukuman Allah yang dinyatakan akibat keberdosaan manusia, Tuhan mengingat kepunyaan-Nya.
Mungkin diantara kita mengalami kesulitan pada waktu mengambil keputusan untuk hidup takut akan Tuhan dan kita harus menerima ejekan dan sikap tidak baik dari orang sekitar kita.  Di sanalah janji Tuhan juga dinyatakan dalam hidup kita seperti halnya Nuh.
Nuh adalah orang yang takut akan Tuhan, dan ia berani mengambil tindakan taat pada Firman-Nya.  Pada saat itu banyak orang menganggap aneh dan tidak menyukai kehidupan salehnya.  Mereka yang hidup jauh dan bahkan melawan kekudusan Tuhan, menghina dan berbuat tidak benar.  Sikap Nuh yang mengandalkan Tuhan mendapat pembenaran di mata-Nya.  Tuhan melindungi bahkan menyelamatkan dari hukuman kekal.
Di saat bahtera terombang-ambing di tengah lautan dahsyat, kehidupan dapat menjadi sangat sepi dan tidak menentu.  Di sinilah Tuhan menyatakan pengasihan-Nya.  Ia bukan saja melindungi Nuh dan keluarganya di bahtera, tetapi juga mengingatnya (Kej.1:8).
Demikian kita saat ini, setiap orang yang mengandalkan Tuhan sepenuhnya tidak akan kehilangan berkat Tuhan.  Mungkin orang percaya merasa sendirian dan tidak berdaya di tengah badai kehidupan, padahal ia berada dalam perlindungan bahtera Allah.  Firman Tuhan menghibur kita, sebab Tuhan ingat kita!  Jika kita melihat masalah dan kesulitan, kita akan merasakan ketakutan, ketidakberdayaan, dan ketersendirian.  Jika kita melihat Tuhan Yesus yang mengingat dan melindungi kita dengan bahtera-Nya, maka kita akan memperoleh penghiburan dan kekuatan hingga selesainya badai kehidupan. Kiranya Tuhan menolong kita untuk memandang kepada Yesus.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

YEHOVA JIREH

YEHOVA JIREH
Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”;
sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.” Kejadian 22:14

Kerap kali menguburkan orang mati, saya mengamati ada moment paling sulit yang dialami oleh keluarga yang berduka: waktu itu adalah penutupan dan pemberangkatan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.   Ketika lagu “Sampai Bertemu Lagi” dinyanyikan, serasa ada kehilangan yang sangat besar dan ketidakrelaan untuk melepas orang yang paling dikasihi.
Perasaan berat tetapi harus dijalani ini juga dialami oleh Abraham atas anaknya Ishak yang segera akan disembelih dengan pisau sebagai korban bakaran.  Bedanya dengan peristiwa di atas: Abraham belum betul-betul kehilangan Ishak namun harus mendengar, mempercayai bahkan mentaati perintah Tuhan. 
Abraham baru memiliki seorang anak di usia 100 tahun.  Selama lebih dari 25 tahun ia menantikan janji Tuhan.  Rasanya mustahil dan di luar logika seseorang ketika apa yang selama ini diharapkan dan didapatkan kemudian diminta kembali oleh Tuhan.
Abraham justru tetap taat dan mempercayai Tuhan hingga di gunung Tuhan ketulusan hatinya terbukti dan Tuhan berkenan kepadanya.  Di atas gunung Tuhan telah disediakan domba korban bakaran yang harum di hadapan Tuhan.
Ada dua aspek penuntun di mana Abraham dapat mengalami Yehova Jireh: yang pertama adalah Abraham menunjukkan ketaatan sepenuhnya.  Sekalipun ia belum mengorbankan anaknya, namun sikap yang tidak melarikan diri dari panggilan adalah bukti kesungguhan imannya.
Ke dua, Abraham mendatangi gunung Tuhan.  Ia tidak melakukan pelayanan dengan kekuatan dan kehebatannya sendiri, teapi apa yang dilakukannya adalah dimotivasikan untuk Tuhan.
Perjalanan iman setiap orang percaya akan dipertemukan dengan situasi yang sulit untuk menguji dan membentuk kedewasaan rohani kita.  Jikalau kita setia, maka Tuhan akan membawa kita sampai di gunungnya.  Jikalau kita berada di hadirat Tuhan, maka bukan saja kekuatan tetapi juga kecukupan yang disediakannya.
Tuhan kita adalah Yehovah Jireh, artinya: Tuhan menyediakan kebutuhan kita.  Ia tahu dan ingin memberikan yang terbaik kepada kita.  Ia memberikan menurut waktu dan rencana-Nya.  Ada kalanya kita merasa ragu, dan bahkan mungkin rugi besar ketika ikut dan taat Tuhan.  Namun justru di balik ketaatan yang kelihatan merugi itulah Tuhan menyediakan berkat bagi kita.  Kiranya Tuhan menolong kita menjadi orang-orang percaya yang mau dibentuk, dengar-dengaran dan taat sampai Tuhan menyediakan di atas gunung-Nya.  Amin.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TINGGAL DAN MEMBANTU

TINGGAL DAN MEMBANTU
Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku
dalam segala pencobaan yang Aku alami.
Lukas 22:28
Di pinggir jalan trotoar bilangan jalan kenjeran-Surabaya, Anda akan menemukan sebuah keluarga berjualan nasi penyet  Madiun.  Mereka berjualan dari sore hari hingga tengah malam.  Peristiwa yang menarik saya adalah seorang gadis kecil berusia sekitar 10 tahun yang membantu orang tuanya.
Apa yang dilakukan gadis kecil ini?  Ia membantu membersihkan meja makanan, menyapu, dan membantu membereskan segala peralatan warung orang tuanya.  Dalam hati saya bertanya: “Bukankah gadis kecil ini seharusnya sudah tidur di tengah larut malam?  Apakah dia besok tidak sekolah?  Apa yang membuat dia rajin dan sukacita membantu orang tuanya?  Karena terpaksa atau dengan pengertian?”
Ketika mengamati kenyataan kehidupan sebuah keluarga penjual nasi, saya melihat betapa beruntungnya banyak remaja dan siswa-siswi yang saya jumpai di sekolah maupun di gereja.  Banyak anak yang malas membantu orang tuanya, di sekolah malas belajar, di rumah kerjanya main game dan tidur puas.  Andai saja mereka melihat apa yang saya lihat, mereka akan lebih mensyukuri dan menggunakan hari-hari yang ada.
Gadis kecil ini tinggal bersama orang tuanya selama jam kerja malam mereka.  Ia menahan rasa ngantuk dan lelah demi membantu nafkah orang tuanya.  Setahu saya penghasilan untuk menjual nasi penyet di sana dapat dikatakan sedikit.  Kendati demikian, gadis ini tetap tinggal dan membantu.  Gadis ini mendukung orang tuanya.
Sungguh suatu penghiburan dan kekuatan bila ada orang yang mendukung khususnya pada saat mengalami kesulitan.  Inilah yang diharpkan Yesus di malam terakhir Yesus akan disalibkan.
Yesus mengalami pencobaan yang luar biasa berat di taman Getesemani.  Ia tahu waktunya sudah tiba.  Ia membutuhkan dukungan dari para murid.  Sayangnya, mereka bukannya mendukung dan memahami apa yang sedang dialami Yesus, mereka justru ribut soal siapa yang terbesar diantara mereka yang kelak diangkat di kerajaan Tuhan.
Yesus menjelaskan arti menjadi pemimpin yang melayani.  Yang lebih besar, lebih dewasa, lebih hebat justru melayani.  Yesus yang seharusnya mendapat dukungan dan dilayani pada masa-masa sukar ini, justru menunjukkan tindakan melayani dan menyempatkan diri menghibur, menasihati dan mengajar mereka.
Tinggal bersama dan membantu orang lain memiliki lika-liku dan seni tersendiri.  Bisa jadi disalahpahami, justru merepotkan karena beda persepsi, dsb.  Singkatnya tinggal bersama dengan maksud mulia harus siap menanggung resiko pengorbanan.  Itulah yang dilakukan para murid mendukung Yesus.  Apakah yang dapat kita lakukan untuk mendukung Yesus dalam perwujudan orang tersisih dan terhimpit?  Kiranya Tuhan menolong kita.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

JANGAN LEWATKAN KESEMPATAN…!

JANGAN LEWATKAN KESEMPATAN…!
(Baca: II Timotius 3:10-17)
“like father like son adalah pepatah yang sering kita dengar untuk menggambarkan pengaruh orang tua terhadap anaknya.  Jika orang tua memberikan teladan baik; kecenderungannya akan menghasilkan anak yang baik pula.  Jika orang tua memberikan teladan yang buruk; maka kecenderungannya akan menghasilkan anak yang bermasalah.
Inilah yang dialami oleh Timotius; anak didik rohani dari Paulus.  Timotius dibesarkan di keluarga yang sudah mengenal bahkan mengasihi Tuhan (II Timotius 1:5).  Neneknya Eunike dan ibunya Lois adalah orang yang beriman kepada Yesus Kristus.  Sekalipun ayahnya sendiri adalah orang Yunani yang kemungkinan besar belum percaya (atau percaya tidak sungguh-sungguh); Timotius “digarap” dengan sungguh-sungguh oleh ibu dan neneknya.
Perjumpaan Timotius dengan Paulus (Kisah Para Rasul 16:1-3), telah menumbuhkan kerohanian dan kemantapan dalam pelayanan di kemudian hari.  Paulus mengajak Timotius ikut dalam perjalanan pelayanan.  Kemungkinan di sepanjang waktu itulah Timotius mendapati figur ayah rohani yang baik.
Di sinilah kita dapat melihat ketiga figur orang percaya yang tidak melewatkan kesempatan mendidik murid yang bernama Timotius.  Timotius sekalipun mempunyai ayah jasmani belum percaya; namun nenek; ibu dan pembina rohaninya telah mendidik secara sungguh sehingga Timotius bukan saja mantap secara mental; tetapi juga matang secara rohani.
Tidaklah banyak remaja dan pemuda Kristen yang mempunyai kesempatan pendidikan seperti Timotius; sekalipun mungkin mereka dilahirkan di keluarga Kristen.  Sebagian diantaranya memang dididik dengan sungguh oleh orang tua; nenek/kakek atau kakak mereka yang di dalam Tuhan.  Sayangnya; sebagian lainnya—meski berada di tengah keluarga yang mengaku Kristen—tidak mendapat teladan bahkan wejangan (nasihat) Firman Tuhan dari orang tua mereka secara memadai.
Akankah generasi muda masa kini dibiarkan menjadi generasi yang tulalit?  Generasi yang tidak mengetahui dasar-dasar iman Kristen; generasi yang tidak akrab dengan Alkitab; generasi yang hidupnya dituntun oleh televisi dan bacaan sekuler. 
Dimanakah orang tua-orang tua yang mengaku dirinya Kristen, tetapi tidak menyempatkan pendidikan Kristen kepada anak-anaknya?  Adakah peran Gurus Sekolah Minggu dan Guru Sekolah Kristen disadari sebagai bagian penting akan figur wali orang tua yang rohani? 
Saya mengetahui beberapa orang anak dari keluarga tidak harmonis  (broken home) tengah datang ke Sekolah Minggu.  Seperti seorang anak terhilang yang sedang mencari figur orang tua, dia berusaha mendekati sejumlah lause (guru) muda untuk sekedar ngobrol dan bermain.  
Hati saya rasanya sedih, terharu dan berpikir: Apakah para guru sedang sadar memiliki peran yang sangat penting dan berharga untuk membentuk dan memberi teladan rohani akan siapa dan bagaimana kebaikan Tuhan Yesus.  Ada banyak dan bermacam situasi di Sekolah Minggu ataupun Sekolah Kristen yang anak-anak didik menanti figur teladan dan kasih seperti yang diajarkan Alkitab. 
Sementara kisah anak-anak tersebut terus berjalan seiring waktu, setiap kita dipanggil untuk menyadari dan berbuat sesuatu yang baik dan membangun bagi komunitas kita.  Mungkin tidak selamanya “like father like son” adalah baik dan sesuai harapan; namun setidaknya setiap kita bisa memberi peran figur rohani yang baik sebagai orang-orang percaya yang diselamatkan dan dipanggil Kristus.  Ingat!  Tidak harus sempurna tetapi yang wajar dan manusiawi bagaimana orang-orang percaya bergumul berjalan bersama Tuhan di dalam kelebihan dan kekurangannya.
Marilah kita mulai dengan membiasakan diri dalam ibadah keluarga.  Mulailah dengan membaca Alkitab dan berdoa bersama.  Biarlah Firman Tuhan meresap dalam kehidupan keluarga anda; memperlengkapi dan mendewasakan kerohanian keluarga.   Jangan tunggu ketika anak-anak anda sudah besar.  Jangan tunggu ketika berkeluarga, bisa mulai sekarang lewat adik kita; murid-murid kita; bahkan tetangga dan ponakan-ponakan.  Jangan lewatkan kesempatan berharga ini…!  Tuhan memberkati.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail