KOQ DISEBUT BAHAGIA?

KOQ DISEBUT BAHAGIA?

(Baca: Matius 5:1-12)

fotorcreated-1

 

       Pernakah Anda bertanya-tanya mengapa khotbah Yesus Kristus di bukit Arbel disebut Ucapan Bahagia? Padahal apabila dikaji lebih dalam, konteks pada waktu itu adalah orang-orang Israel sedang dijajah oleh Romawi. Mengapa disebut bahagia justru ketika ketika keadaan miskin, dukacita, lapar, lemah dan bahkan dianiaya? 

       Orang yang miskin (jasmani atau rohani) tidak mungkin bahagia apabila selalu membandingkan diri dengan kekayaan orang lain. Orang yang terluka dapat dipulihkan oleh Tuhan. Orang yang lemah lembut tidak mungkin bahagia apabila terbersit kerakusan untuk selalu mau lebih.

       Demikian pula dengan aspek lapar rohani tidak akan terpuaskan apabila dipenuhi dengan nafsu kedagingan. Orang yang suka memberi tidak akan bahagia apabila disertai dengan pamrih. Orang yang suci menikmati kebahagiaan lewat kedekatan dengan Pencipta. Orang yang berusaha membawa perdamaian tidak pula bahagia apabila hidupnya bermusuhan dengan Allah. Orang yang dianiaya sekalipun akan bahagia apabila memiliki motivasi menjalankan misi hidup untuk kekekalan.

       Jelas bahwa maksud kata “bahagia” bukan perihal reaksi terhadap sebuah keadaan tetapi menciptakan aksi dari cara pandang hidup Firman Tuhan. Ini bukan perihal mendapatkan semua yang kita inginkan, melainkan sebuah keyakinan bahwa Tuhan yang memegang hari esok sanggup memelihara hidup Anda dan saya.  Kebahagiaan adalah cara pandang menjalani hidup bersama Tuhan. Anda ingin bahagia? Mulailah dari Tuhan. Amin.

ANDA INGIN MENEMUKAN ARTI BAHAGIA SEJATI?

MULAILAH DARI TUHAN

arbel

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MABUK ROHANI

MABUK ROHANI

(Baca: Matius 8:5-13)

drunk

       Di suatu malam seorang bapak sedang berlutut dan meraba-raba jalanan. Tampaknya ia sedang mencari sesuatu yang terjatuh. Kemudian mendekatlah pemuda yang ingin membantu, “Sedang cari apa pak? Barang bapak terjatuh ya?” Jawab bapak ini, “Iya dik. saya mau beli rokok, eh uang receh ku terjatuh dari kantong.” Pemuda, “Jatuhnya di sebelah mana pak? Mari saya bantu.” bapak, “Jatuhnya di sana dekat selokan.” Pemuda, “lho?!? Kenapa bapak cari di sini?” Sambil sempoyongan karena mabuk, bapak ini berkata, “saya cari di sini karena ada lampu jalan. di sana gelap.” Lalu bapak ini jalan sempoyongan meninggalkan pemuda itu di malam gelap.

       Apakah bapak ini akan menemukan uang recehnya? tentu saja tidak! pertama karena mabuk. Kedua karena cari di tempat yang salah. Ini hanya sebuah ilustrasi. Hari ini banyak orang seperti pemabuk tersebut. Mau berkat Tuhan, tapi lebih suka jalankan hidup pakai  cara sendiri. Mau dan bahkan minta Tuhan tolong, tapi hidupnya jauh dari pertobatan.

       Berbeda halnya dengan perwira yang datang menjumpai Yesus di Kapernaum, Tuhan Yesus memuji sikapnya yang luar biasa. Pembantunya sakit parah hingga lumpuh. Perwira yang kemungkinan besar kapten atau centurion ini biasa memimpin sekitar 100 an prajurit. Ia khusus datang kepada Yesus ke kampung Kapernaum karena percaya bahwa Yesus sanggup menolongnya. Ketika Yesus hendak datang ke rumahnya, ia merasa tidak layak alias segan. Baginya, apa saja yang Tuhan perintahkan, ia mau taat. Sikap inilah yang membuat Yesus memujinya. Inilah iman sejati. Iman bukan sekedar percaya atau ber KTP Nasrani. Iman adalah percaya dan siap untuk taat Firman Tuhan. singkat cerita, hamba perwira tersebut disembuhkan.

       Hari ini banyak orang mencari kesembuhan, dan memang Tuhan bisa sembuhkan. Banyak minta tolong Tuhan berikan perlindungan, dan memang Tuhan sanggup menjaga. Banyak ingin jalan keluar, dan memang Tuhan sanggup buka jalan ketika tiada jalan. Namun sayangnya, banyak org seperti bapak pemabuk tersebut, lebih suka pakai cara sendiri dan menentukan bagaimana cara Tuhan harus bekerja. Sakit tidak kunjung sembuh, maka cari dukun. Masalah tidak kunjung selesai, cari gwamia (peramal) dari pada cari Tuhan. Cari pasangan hidup yang inginnya dari Tuhan, tapi carinya di diskotik (night club). Itulah yang disebut mabuk.

       Pakai cara Tuhan bisa jadi bukan cara yang kita pikirkan, tetapi yakinlah bahwa ketaatan menghasilkan kehendak Tuhan dinyatakan dalam hidup kita. Itulah iman yang dimiliki oleh perwira di Kapernaum dan kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidupnya. Bisa jadi cara Tuhan bukan sesuai cara yang kita inginkan. Bisa jadi cara-Nya Tuhan tidak se sensasional seperti film atau se dahsyat yang kita bayangkan. Namun pada saat cara-Nya tidak seperti yang kita bayangkan, masih kah kita tetap percaya dan taat? Kiranya Tuhan menolong kita memiliki iman seperti perwira di Kapernaum. Amin.

BER IMAN TIDAK IDENTIK DENGAN TUHAN AKAN MELAKUKAN SESUAI CARA KITA, JUSTRU SEBALIKNYA SIAP TAAT KEBENARAN WALAU HARI DEPAN TIDAK JELAS.

iman

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PENJAGA MERCUSUAR

PENJAGA MERCUSUAR

(Baca: Matius 26:41)

mercu

 

 

       Apakah Anda pernah melihat pemandangan dari menara mercusuar? Saya pernah! Setelah menaiki tangga putar sempit puluhan meter, akhirnya kami tiba di atas menara mercusuar. Tepat di tengah menara terdapat lampu siar yang menyala di malam hari guna keperluan navigasi. Dari menara ini dapat terlihat lautan membentang luas dan rumah-rumah penduduk sekitar.

       Petugas mercusuar berjaga hampir di setiap waktu agar tidak terjadi kecelakaan pada kapal yang berlayar. Tidak peduli seberapa besar ukuran kapal atau pun seberapa lengkap persenjataan yang dimiliki oleh benda terapung tersebut, apabila berbenturan dengan pulau kecil atau kandas maka banyak nyawa menjadi taruhannya.

       Kehidupan manusia dapat diumpamakan dengan penjaga mercusuar. Kaki tangan, mata dan mulut adalah penting, namun pelita hati adalah pusat segalanya. Dari dalam hati lah terpancar kehidupan. Tidak peduli seberapa besar kepandaian, kedudukan bahkan kekayaan seseorang, apabila hatinya gelap maka musibah sedang mengintip hidupnya.

       Berjaga-jaga dan berdoa, adalah pesan penting Yesus Kristus kepada para murid di taman Getsemani malam itu. Ini bukan perihal tidak boleh tidur. Ini bukan tentang menjadi manusia yang selalu cemas dan kuatir. Ini adalah menjaga mata hati terkhusus di situasi malam gelap kehidupan yang liar. Berjaga dan berdoa adalah kemauan mengandalkan Tuhan untuk menerangi jalan kehidupan. Berjaga dan berdoa adalah kesadaran bahwa kita ini lemah dan butuh Tuhan.

       Angin di menara mercusuar kian kencang, pikir saya, “Wah, kalau sejam lagi diterpa angin seperti ini maka nanti malam bisa kerokan! Turun dulu Ah! Seruput teh hangat sambil merenungkan Firman Tuhan.

BERJAGA-JAGALAH DAN BERDOALAH, SUPAYA KAMU JANGAN JATUH KE DALAM PENCOBAAN: ROH MEMANG PENURUT, TETAPI DAGING LEMAH.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PENGHARAPAN YANG MENGUATKAN

PENGHARAPAN YANG MENGUATKAN

(Baca:Yohanes 3:14-15 )

wild snake desert

       Apa reaksi Anda ketika melihat ular? Terkejut? Takut? Ngeri? Atau justru suka? Sebagian orang mungkin langsung bilang, “enaaak! Haujeeek!” karena terbayang daging yang lezat. Sebagian orang lagi langsung merinding dan terbayang gigitan beracun yang mematikan. Inilah yang terjadi pada sebagian orang-orang Israel pada zaman Musa ketika dipagut ular beludak dan banyak yang menderita keracunan dan mati. Mereka sangat panik dan takut melihat begitu banyak ular sangat berbisa di padang gurun yang tengah memangsa umat Israel.

       Umat Israel yang tengah melihat ular beludak dan dipagut dengan racun yang ganas ini justru ada harapan disembuhkan cukup dengan beriman dan melihat patung ular buatan Musa (Bilangan 21:4-9). Pada zaman itu belum ada ditemukan obat manjur untuk menyembuhan gigitan ular beludak secara massal. Apa yang dilakukan Tuhan lewat hambanya Musa adalah kasus khusus yang tidak dapat dan tidak boleh menjadi pengajaran hurufiah seolah menyembah patung ular adalah benar (II Raja-raja 18:4). Memandang ular tembaga buatan Musa adalah lambang bahwa mereka dipanggil untuk percaya dan bersandar kepada Tuhan (I Korintus 10:9).

       Injil Yohanes kembali menekankan bahwa memandang ular tembaga dapat menghidupkan orang-orang yang terkena racun ular beludak, demikian pula memandang salib Kristus dapat menghidupkan orang-orang yang terkena racun dosa mematikan (Yohanes 3:14).

ular perunggu nebo

       Ketika hidup ini jadi sulit, berantakan dan menyeramkan; kepada siapa kita memandang? Apakah kepada orang tertentu yang kaya, berkuasa, dan berpengalaman? Apakah kita tergoda untuk mencari jimat, patung sembahan? Apakah kita tertantang untuk mengandalkan diri sendiri atau justru menggunakan keadaan tersebut sebagai kesempatan berjalan bersama Tuhan dan meminta hikmat-Nya untuk melangkah? Kiranya Tuhan menolong kita meningat bahwa Yesuslah yang harusnya menjadi prioritas utama dalam mencari pertimbangan hidup. Amin.

PENGHARAPAN BUKAN SEKEDAR MEYAKINI APA YANG KITA INGINKAN, TETAPI MENGIMANI BAHWA APA YANG TUHAN LAKUKAN ADALAH YANG TERBAIK

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail