INI YANG SAYA PELAJARI

INI YANG SAYA PELAJARI DARI ORANG TUA KU

(Baca: Amsal 3:5)

 

 

 

       Sebagai orang tua dari dua anak, saya terkadang geleng-geleng kepala melihat anak yang terkadang tidak dengar-dengaran. Sering kali keadaan seperti ini mengingatkan figur orang tua yang membesarkan saya. Bagi anak, kepolosan dan keras kepala berpikir tahu yang terbaik namun sesungguhnya kerap kali orang tua lah yang lebih mengenyam ilmu pengetahuan dan pengalaman. Setiap manusia perlu belajar dari orang lain, terkhusus orang tua sebagai wakil Tuhan dan Firman-Nya.

       Kitab Amsal ditulis oleh raja bijaksana bernama Salomo. Ia mengerti bahwa kebodohan manusia adalah ketika merasa benar dan berjalan semaunya. Kebijaksanaan manusia bermula dari takut akan Tuhan dan menghargai kehidupan. Orang yang punya jiwa untuk rendah hati dan selalu belajar akan lebih baik sekalipun hanya mendapat pendidikan rendah dari pada pendidikan tinggi tetapi merasa diri paling hebat dan tidak menaruh Tuhan di tempat yang semestinya.

       Apa yang saya pelajari dari my old man? Saya menyimpulkan beberapa hal ketika mengingat jasa yang begitu besar dari orang tua. Hal penting yang paling ku ingat adalah belajar bijaksana menggunakan uang, makan secukupnya, bijaksana dalam mengambil pilihan/keputusan dan tidak takut untuk kerja keras. Setiap kali saya melihat jemari tangan yang kasar, kerut raut wajah lambang sejuta pengalaman suka duka mengesahkan betapa hidup ini perlu belajar darinya.

       Hari ini apakah Anda menjadi orang tua atau masih berkesempatan mengasihi orang tua Anda, kita semua dipanggil untuk hidup bijaksana. Kabar gembiranya adalah kita masih memiliki kesempatan untuk menggunakan kitab bijaksana agar belajar cara Tuhan dalam menjalani hidup yang misterius ini. Jangan bersandar pada pengertian dan pengalaman sendiri. Mari lihat dengan mata iman harapan ke depan sambil terus menjalani hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan. Kiranya Tuhan menolong Anda dan saya. Amin.

 

PERCAYALAH KEPADA TUHAN DENGAN SEGENAP HATIMU, JANGANLAH BERSANDAR PADA PENGERTIAN SENDIRI.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

UMM QAIS: SAKSI ORANG KERASUKAN YANG DISEMBUHKAN

Umm Qais:

SAKSI ORANG KERASUKAN YANG DISEMBUHKAN

(Baca: Markus 5:1-20)

Um9

       Sekitar 15 km perbatasan Jordania dan Siria apabila ditarik garis lurus akan dijumpai tempat terkenal disebut Gadara.  Tidak heran apabila pemerintahan Jordania mengirimkan ribuan tentara ke sepanjang perbatasan Irak-Siria dan Jordan. Bahkan Israel mengirimkan 1 skuardon/16 heli tempur untuk membantu Jordanian memerangi ISIS.  Inilah Umm Qais/Gadara tempat dimana Yesus Kristus menyeberang dari Kapernaum lewat Danau Galilea dan menjumpai seorang laki-laki yang kerasukan setan dalam jumlah yang luar biasa banyak atau disebut legion.

       Penduduk Gadara waktu itu sudah jenuh, tidak tahu lagi harus berbuat apa, kalau boleh dikatakan muak dengan orang muda tak tersembuhkan ini. Ia tinggal di kuburan, suka berteriak-teriak sambil melolong dalam penderitaannya. Kerap ia memukul dirinya sendiri dengan batu, dan pernah juga dirantai oleh sejumlah orang dengan harapan lebih tenang dan tidak buas tetapi itu semua sia-sia dengan kekuatan supranatural dari laki-laki yang ditawan setan ini, rantai terputus tetapi jiwanya terbelenggu oleh penderitaan dan jajahan Iblis.

       Ketika Yesus sudah menyembuhkannya, mengusir setan legion dan membawa pemuda ini kepada kesadaran dan damai sejahtera; Yesus mengutus pemuda ini pulang ke kampung dan menjadi saksi kebaikan Tuhan yang dahsyat itu (Matius 8:28-34; Markus 5:1-20; Lukas 8:26-39).

       Sejarah mencatat, walau Yesus hanya sebentar di Gadara, kemudian ditolak dan diusir secara halus oleh penduduk Gadara waktu itu, namun beni Kabar Baik tidak pernah berlalu dengan sia-sia. Tahun 325 A.D Konsili Nikea dihadiri oleh sejumlah tokoh bapak Gereja termasuk di dalamnya adalah utusan dari tempat ini. Zaman Byzantium, Gadara menjadi tempat mayoritas orang-orang Nasrani. Hal ini dibuktikan pada tahun 2000an para arkeolog menemukan lebih 400 koin para crussader zaman perang salib antara Nasrani dengan Islam.

       Seperti halnya emas menjadi murni dengan api, demikianlah umat percaya di Gadara mendapat banyak ujian dalam mengiring Yesus. Tahun 303 A.D tercatat 2 orang martir setelah sebelumnya dianiaya secara keji oleh kaisar Diodetianos. Tahun 1000an terjadi perang salib dan selanjutnya memasuki era Zaman Islam hingga Zaman Islam Moderat saat ini. Meskipun kota lama Gadara sudah menjadi puing dan tontonan objek wisata, namun orang-orang percaya Gadara yang tinggal sekitar 10-15an kilometer dari sini (kota Irbid) tetap menghadapi tantangan yang besar yakni kehadiran ISIS yang mengancam teritori wilayah Jordania. Tahukah Anda bahwa dari sekitar 6 juta penduduk Jordania, 2 juta diantara adalah orang-orang Nasrani.

Gadara

       Seperti halnya pemuda dari Gadara yang disembuhkan dan dilawat Tuhan, ia dengar-dengaran dan taat pulang ke kampungnya. Ia memberitakan apa yang Tuhan Yesus perbuat dalam hidupnya dan Roh Kudus bekerja di hati banyak orang di sana sehingga buah Kabar Baik terus memberkati Jordania. Hari ini panggilan Tuhan berlaku sama buat Anda dan saya, kalau Anda pernah diberkati, disembuhkan atau ditolong Tuhan, maka sekaranglah saatnya kita melanjutkan buah pekerjaan baik bagi Tuhan. Apa yang kita lakukan di dalam Tuhan tidak akan pernah sia-sia sebab Tuhan belum selesai bekerja di dunia ini. Apa yang kita alami saat ini mungkin tidak lancar, berbeban pergumulan berat dan mendapat tantangan besar, namun ingatlah bahwa ketaatan terhadap Firman Tuhan hasilnya pasti lebih baik dari sekedar usaha dan kesombongan diri.

 

ORANG YANG MELIBATKAN TUHAN, TIDAK AKAN KEKURANGAN PENYERTAAN TUHAN. ORANG YANG MENTAATI FIRMAN TUHAN SEDANG MENGERJAKAN HIDUP YANG LEBIH BAIK DALAM RANA KEKEKALAN.

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail