BERJAGA DAN BERDOA

ERJAGA-JAGA DAN BERDOALAH

(Baca: Markus 14:38)

cover berjaga berdoa

       Ada hal yang menarik ketika saya mengunjungi sungai Yordan, yakni tulisan, “Danger Mines”/Awas Ranjau! Inilah peringatan waspada bagi para pengunjung agar tidak memasuki wilayah yang belum dibersihkan dari ranjau bekas perang Israel-Jordania pada tahun 1940 hingga 1970an. Jordania dan Israel sepakat berdamai sejak tahun 2004, namun mereka tidak berhenti waspada menjaga keamanan negara masing-masing sebaik mungkin.

       Salah satu buktinya kedua negara waspada berjaga-jaga adalah di lokasi pembaptisan sungai Yordan dijaga militer bersenjata lengkap. Berhubung waktu itu saya masuk dari Jordan, maka saya melihat langsung mulai dari Gadara dekat perbatasan Jordania-Siria-Israel hingga bagian selatan wilayah Wadi Musa mengarah ke semenanjung Arabiah, banyak dijumpai pos cek keamanan (Security Check Point) oleh militer lengkap dengan panser dan senapan mesinnya. Warga Jordania ramah, pemerintahannya menyambut baik pariwisata, namun mereka tidak ingin kecurian teror seperti ISIS dengan berjaga-jaga secara serius.

Berjaga

       Berjaga-jaga secara serius, inilah pesan Tuhan kepada umat-Nya agar jangan jatuh ke dalam pencobaan dan jerat Iblis. Malam sebelum Yesus disalibkan, bukit Getsemani menjadi tempat doa yang sangat penting dan menguatkan kerohanian. Yesus bukan saja meminta para murid berdoa, tetapi Ia  sendiri berdoa.

       Hari ini Anda dan saya dipanggil untuk berjaga-jaga dan berdoa. Bagaimana caranya? Berjaga-jaga melihat hati kita ketika mengadakan transaksi keuangan. Memeriksa motivasi ketika melayani di rumah ibadah atau di masyarakat. Mengecek apakah kita berada di pihak yang benar? Memastikan tidak ada bobot muatan dosa, virus kebencian, penyakit iri hati dan ketamakan. Kiranya Tuhan menolong kita menjaga hidup yang berkenan kepada-Nya. Amin.

 

BERJAGA DAN BERDOA ADALAH DUA SISI DARI SATU MATA UANG. YANG SATU USAHA KITA HIDUP KUDUS, YANG LAIN ADALAH KUASA TUHAN YANG MENYERTAI.

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

ANDA BISA!

ANDA BISA!
I Petrus 5:8-9

       Senang rasanya apabila disemangati orang lain akan pergumulan dan perjuangan kita. “Anda bisa!”, itulah bahasa lain yang dimaksudkan Petrus kepada jemaat di tempat perantauan.

       Umat percaya pada waktu itu menghadapi tantangan yang berat ketika hidup dalam perantauan. Merantau tidaklah mudah karena harus meninggalkan zona nyaman untuk memasuki tempat baru sebagai orang asing. Belum lagi tantangan untuk tetap beriman pada Yesus di tengah lingkungan non Nasrani. Screenshot_2016-01-26-16-55-12_1453820143135

       Petrus menyebutkan bahwa umat percaya menghadapi serangan iblis bak singa mengaum dan siap memangsa korbannya. Tantangan apa yang sebenarnya dilancarkan iblis? Sikap sombong ketika usahanya berhasil, sikap egois tidak perduli dengan orang lain, dan juga serangan kekuatiran akan hari depan sehingga mereka diajak lebih percaya apa kata horoskop, gwamia, tarot dsb dari pada mempercayakan hidup kepada Tuhan yang sanggup mengubah kutuk jadi berkat, sial jadi untung, pesimis jadi optimis.

       Hari ini kita semua menghadapi tantangan yang tidak jauh berbeda dengan umat percaya jaman itu. Petrus menyemangati dengan frasa, “lawanlah dia dengan iman yang teguh” (1 Petrus 5:9). Itu artinya kita bisa! Tuhan sudah memberi kemampuan untuk menang. Orang yang mengandalkan Tuhan, tidak akan kekurangan penyertaanNya.

       ANDA BISA! Itulah Firman Tuhan bagi Anda dan saya. Tuhan memberi kemampuan untuk mengikutNya, untuk setia, untuk melewati pencobaan, untuk menang. Kenapa? Karena Tuhan Yesus sudah menang. Selamat mengikutNya.

Jordan, Amman 25 januari 2016.

OPTIMIS ADALAH KEYAKINAN BERSAMA TUHAN HASILNYA AKAN LEBIH BAIK.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

RAJA MENYAMAR SEBAGAI ORANG BIASA

RAJA MENYAMAR SEBAGAI ORANG BIASA

(Baca: Matius 22:34-40)

… Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup (Lukas 10:28)

sky kingdom

 

       Ratusan tahun lampau, seorang raja mengeluarkan dekrit kepada orang-orang di kerajaannya, “Hormatilah raja dan hargai orang sekitarmu!”. Setelah itu raja ini menyamar sebagai rakyat biasa bersama pengawal pribadinya yang juga menyamar. Raja ingin melihat secara natural kehidupan rakyat dan pemerintah di tingkat bawah.

       Ketika masuk ke sebuah depot, raja yang biasa dilayani dengan spesial dan serba mewah ini justru memesan makanan seperti kebanyakan orang di sana. Ia bahkan menuangkan teh hangat kepada pengawalnya. Terkejut dan segan luar biasa, pengawal yang biasanya langsung bersujud dan menyembah jadi kebingungan harus bagaimana. Ia tidak ingin merusak rencana penyamaran. Akhirnya ia memberikan kode mengetuk jari telunjuk dan tengah sebagai tanda bahwa ia sangat berterima kasih.

       Ada aura yang berbeda dari seorang “asing” di distrik tersebut. Sebagian kecil orang mengetahui bahwa orang “asing” ini spesial, tetapi sebagian orang termasuk polisi dan pejabat setempat curiga bahwa orang “asing” ini bukan orang baik, dari luar, bermaksud jahat dan hendak dibereskan. Pejabat setempat tidak dapat menandingi kesopanan dan kerendahan hati orang “asing” ini. Polisi akhirnya hendak menjebak dan bertanya, “Tampaknya kamu bukan orang kerajaan di sini! Coba tunjukkan apa dekrit terbaru kerajaan? Kalau kamu tidak bisa menjawab, masuk penjara! Tunjukkan identitasmu!

       Pengawal raja sangat marah atas kekurangajaran polisi setempat dan hampir terjadi perkelahian. Raja menahan reaksi pengawal dan berkata kepada polisi, “Hormatilah raja dan hargai orang sekitarmu! Itu diucapkan satu minggu yang lalu di depan balai Agung Kerajaan yang disaksikan semua utusan tinggi pejabat provinsi dan berlaku bagi semua orang di kerajaan.” Lalu orang “asing” ini mengeluarkan identitas diri berupa lempengan logam emas kerajaan. Kontan, semua orang yang ada di situ terkejut, termasuk polisi ini yang terperangah dan gemetaran sambil bersujud dan mohon ampun.

       Ilustrasi di atas hanya sebuah cerita untuk menggambarkan kurang lebih sikap negatif orang-orang Farisi dan Saduki kepada Yesus Kristus. Mereka iri, benci, prasangka negatif dan bahkan hendak menjatuhkan orang “asing” (Yesus Kristus) ini karena Yesus telah menarik hati rakyat dan menghadirkan Firman Tuhan lebih dahsyat (Bdk.Matius 22:23-46).

       Ahli Taurat (yang seharusnya diidentikan dengan pejabat Kerajaan Allah) menginterogasi Tuhan dan Raja-Nya sendiri mengenai apa yang paling utama dalam pembelajaran Taurat dan Kitab Para Nabi. Mereka sebenarnya sudah tahu apa jawabannya. Saya membayangkan Yesus tersenyum dan berkata, “Kasihilah Tuhan Allahmu total dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Pada saat yang bersamaan hidup “para pejabat kerajaan Allah” ini lebih difokuskan pada kegiatan religius, fanatik fatalisme, dan hatinya jauh dari kasih.

       Apa jadinya bila Tuhan Yesus Kristus pada saat itu juga langsung menunjukkan kuasa dan kebesaran Ilahi sambil berkata, “lho, itu kan Firman-KU?! Engkau hendak mencobai Allah?” Bisa dibayangkan seperti polisi setempat dalam cerita di atas, para ahli Taurat, Farisi bahkan Saduki bakal bersujud dan gemetaran berhadapan dengan TUHAN Pencipta alam semesta.

       Hari ini kebenaran universal yang sama berlaku. Kita hidup di jaman yang diliputi prasangka negatif, kebencian, sakit hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri dan nafsu. Ini yang membuat kita cenderung menolak Firman Tuhan dan berkata, “Kamu tahu apa tentang hidup? Kamu tahu apa tentang prioritas hidup?” Yesus pun menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39).

 

HIDUP ITU DIUKUR DARI DALAM HATI MENGALIR KE PERBUATAN

 

the Story

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

RAGU ITU BIASA

RAGU ITU BIASA

Baca: Yohanes 20:24-29

Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Yohanes 20:29.

dice

 

       Pernah suatu kali saya hendak mengikuti pendidikan lanjutan teologi lewat kuliah online. Semula semua tampak lancar, namun ketika hendak mendaftar dengan jalur telepon internasional saya menyadari ada keraguan besar. Pasalnya orang yang mengaku sebagai kepala administrasi doktor teologi meminta nomor kartu kredit dan dibayar lunas. Singkatnya, keraguan membuat saya mencari lebih banyak lagi informasi termasuk lembaga akreditasi teologi Amerika Serikat dan Kanada. Kesimpulannya, saya hampir ditipu.

       Keraguan itu biasa karena bentuk mekanisme logika seseorang terhadap paradoksi atau kontradiksi. Bagaimana apabila ragu terhadap adanya Tuhan? Ragu dengan iman percaya kepada Tuhan Yesus? Itulah yang dialami oleh Thomas/Didimus ketika berhadapan dengan kebangkitan Yesus dari kematian pasca salib. Kalau dikuburan Yesus melarang Maria menyentuh-Nya tetapi justru di ruangan para murid berkumpul, Yesus mengajak Thomas menaruh jarinya ke tangan dan lambung Yesus (Yohanes 20:17,27). Semua itu diperbuat Yesus karena sayangNya terhadap murid peragu ini.

       never doubtDelapan hari setelah kebangkitan Yesus dan kemudian menjumpai Didimus bukan perkara deduksi atau induksi dalam rana filsafat tetapi perkara momentum Tuhan menyapa manusia. Bukan sekedar rasio dan empirisme tetapi tentang menyelesaikan keraguan menjadi keyakinan bahwa benar ada Tuhan dan setiap orang yang percaya memperoleh hidup dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 20:31). Anda ragu terhadap Yesus? Gunakan kesempatan indah ini untuk semakin belajar dan cari siapa Yesus itu. Ingat bukan dengan prasangka negatif/hipotesa non objektif tetapi sesuai sumber resmi Alkitab adalah Firman Tuhan.

       Ketika merenungkan perikop Alkitab ini, saya terharu betapa Tuhan tetap sayang dan mau memberikan berkat damai sejahtera bahkan terhadap orang yang ragu siapa Yesus. Berbahagialah orang yang percaya dan mengikut Yesus walau tidak melihat. Amin.

 

DAHSYATAN PERCAYA DAN MENGIKUT YESUS TIDAK DIBATASI DARI METODE DEDUKSI ATAU INDUKSI, ITU ADA KETIKA TUHAN MENYAPANYA.

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail