DIDIK ANAK JADI SUKSES

DIDIK ANAK JADI SUKSES

(Baca: Amsal 22:6)

ams

       Bagaimana mendidik anak jadi sukses di masa depan? Apakah ada korelasi antara perilaku anak di Taman Kanak-kanak dengan sukses di masa depan? Penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Public Health (November 2016) mengungkapkan sebuah studi komprehensif dari 800 anak selama rentang waktu 20 tahun mulai dari usia Taman Kanak-kanak hingga usia kerja, bahwa mereka yang memiliki kemampuan sosial dan psikis yang baik cenderung lebih berhasil dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam keadaan tidak biasa berbagi, sulit bekerjasama dengan orang lain, enggan mendengarkan orang lain dan tidak terlatih menyelesaikan masalah.

       Penelitian ini hendak menekankan ulang bahwa pendidikan bukan melulu kepada hasil prestasi akademis. Sebaiknya anak diberi wadah untuk mengungkapkan perasaan (sharing and learning how to manage emotions) dan belajar berbagi dengan orang lain baik itu lewat pendidikan di rumah, dalam perjalanan, sedang makan malam bersama keluarga, di tempat ibadah ataupun di sekolah.

       Apabila kita mengamati ulasan singkat dari penemuan penelitian terbaru dengan apa yang dikatakan dalam Alkitab, maka kita akan menemukan bahwa jauh sebelum penelitian demi penelitian tentang perkembangan anak dilakukan, Firman Tuhan telah memberikan arahan yang mendasar dan sangat penting bagi keberhasilan masa depan anak dan generasi muda. Kalau boleh saya simpulkan secara sederhana, yang paling utama adalah mendidik anak mengenal dan menghormati Tuhan. Anak yang hidup tanpa takut akan Tuhan adalah seperti manusia hidup tanpa dasar, setiap saat bisa hancur oleh fondasi hidup lain yang tidak menentu. Kedua, seperti kata Amsal bahwa anak yang di didik (berarti ada usaha dan kerja keras dari kita tentunya sebagai orang tua dan pendidik) di jalan yang benar dan sehat (dalam hal ini termasuk mental kepribadian dan pergaulan yang sehat) maka anak tersebut siap untuk menjadi berhasil dan menghadapi hidup di dunia ini.

       Menurut Anda, bagaimana cara terbaik mendidik anak memiliki kemampuan sosial dan emosional yang kuat? Anda diundang memberikan komentar praktis. Salam pendidikan.

DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA, MAKA PADA MASA TUANYA PUN IA TIDAK AKAN MENYIMPANG DARI PADA JALAN ITU

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MANIA SELFIE

MANIA SELFIE

(Baca: Markus 7:14-23)

selfie

       Anda pernah menjumpai keadaan seperti ini? Ketika mau makan, difoto; sedang berada di objek wisata, difoto; sedang bersama teman, difoto; bahkan hampir semua kegiatan tidak lupa di foto. Ya, itulah yang disebut mania “selfie”.

       Pemerintah Rusia baru saja mengeluarkan peraturan agar waspada bagi para penggila selfie, pasalnya sudah dijumpai ratusan kasus orang yang mania selfie dan akhirnya mencederai bahkan menelan korban nyawa. Gara-gara mania selfie di jalan raya, ditabrak kendaraan. Akibat selife di atas bukit tinggi dan terjal, akhirnya jatuh.

150708135914-russia-selfie-brochure-large-169

       Mania selfie sebenarnya berkaitan dengan dinamika psikologi seseorang untuk menjadi populer.  Doktor Mitch Prinstein dari University of North Carolina at Chapel Hill, Amerika Serikat (July 2015)  menjelaskan bahwa ada banyak data penelitian tentang Psikologi Populer mengenai keadaan seseorang pada posisi ditolak, kontroversi, terabaikan dan terkenal. Apa yang dialami seseorang di masa kecil entah itu populer/tidak populer akan berpengaruh bagaimana bersikap ketika dewasa, baik di  pekerjaan, keluarga maupun  lingkungan sosial.

       Apakah mania selfie sebenarnya menunjukkan narsis atau rendah diri? Apa kata Firman Tuhan?  Yesus mengingatkan agar waspada terhadap motivasi dari dalam hati, seperti pikiran jahat, kesombongan, kelicikan, keserakahan, hawa nafsu dsb. (Markus 7:14-23). Prinsip dasar selfie yang benar terletak pada motivasi hati.

       Mau selfie? Boleh-boleh saja, namun ada baiknya kita bertanya: Apakah ini berguna dan menjadi berkat buat orang lain? Apakah sifatnya membangun untuk kebaikan? Apakah dengan memuat ini nama Tuhan dipermuliakan? Apakah ini sopan, baik, benar? Hanya Tuhan dan diri sendiri yang tahu motivasi hati. Kiranya Tuhan menolong kita hidup berkenan di hadapan-Nya. Amin.

Kata orang, “Kita boleh berbuat apa saja yang kita mau.” Benar! Tetapi tidak semua yang kita mau itu berguna. “Kita boleh berbuat apa saja yang kita mau” –tetapi tidak semua yang kita mau itu membangun kehidupan kita. – Paulus.

Selfie

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail