BABY SHARK DODODO

BABY SHARK DODODO

(I Korintus 15:33)

BABY

       “Baby shark, dododo…” itulah potongan lirik sebuah lagu yang lagi tren di kalangan anak-anak termasuk Elishia, putri bungsu saya. Berhubung lagu ini diajarkan di sekolah (mungkin untuk mengasah kemampuan dasar bahasa Inggris anak) dan dinyanyikan terus menerus oleh Elishia maka saya jadi penasaran dan ikut menyimak hingga akhirnya terngiang dalam kepala. Lagu ini disajikan dengan susunan kalimat sederhana yaitu tentang keluarga ikan Hiu yang sedang berburu. Menurut saya tidak ada hal yang khusus dan spesial dari lagu ini, namun karena dinyanyikan berulang-ulang maka menjadi populer. Dalam hati saya tersenyum sambil bergumam, “Betapa mudahnya anak mempengaruhi orang tua”.

       Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup kita ini dipengaruhi oleh informasi di sekitar kita. Entah orang muda atau pun orang tua, pergaulan buruk akan merusakkan kebiasaan baik. Paulus mengingatkan jemaat di kota Korintus pada waktu itu agar waspada dengan gaya hidup duniawi dengan pikiran yang sia-sia. Ada kebangkitan hidup dan harapan sorgawi bagi orang percaya yang hidup dalam Kristus Yesus.  Kerja keras umat percaya di dalam persekutuan dengan Tuhan tidak akan pernah sia-sia oleh sebab itu sangat penting untuk tidak menodai kerja keras di dalam Tuhan dengan pergaulan buruk.

       Kalau anak-anak saja dapat dengan mudahnya mempengaruhi orang tua, apalagi generasi anak-anak muda tentu juga gampang dipengaruhi oleh banyak hal. Berkaca dari Firman Tuhan ada pertanyaan yang perlu dipertimbangkan yakni : Tipe kawan kawan seperti apa yang di sekeliling kita? Orang-orang yang suka berkata kotor? Humor jorok? Atau yang mengasihi Tuhan dan berusaha melakukan Firman itu siang dan malam? Kiranya Tuhan menolong setiap kita. Amin.

PERGAULAN BURUK MERUSAKKAN KEBIASAAN BAIK

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MANIA SELFIE

MANIA SELFIE

(Baca: Markus 7:14-23)

selfie

       Anda pernah menjumpai keadaan seperti ini? Ketika mau makan, difoto; sedang berada di objek wisata, difoto; sedang bersama teman, difoto; bahkan hampir semua kegiatan tidak lupa di foto. Ya, itulah yang disebut mania “selfie”.

       Pemerintah Rusia baru saja mengeluarkan peraturan agar waspada bagi para penggila selfie, pasalnya sudah dijumpai ratusan kasus orang yang mania selfie dan akhirnya mencederai bahkan menelan korban nyawa. Gara-gara mania selfie di jalan raya, ditabrak kendaraan. Akibat selife di atas bukit tinggi dan terjal, akhirnya jatuh.

150708135914-russia-selfie-brochure-large-169

       Mania selfie sebenarnya berkaitan dengan dinamika psikologi seseorang untuk menjadi populer.  Doktor Mitch Prinstein dari University of North Carolina at Chapel Hill, Amerika Serikat (July 2015)  menjelaskan bahwa ada banyak data penelitian tentang Psikologi Populer mengenai keadaan seseorang pada posisi ditolak, kontroversi, terabaikan dan terkenal. Apa yang dialami seseorang di masa kecil entah itu populer/tidak populer akan berpengaruh bagaimana bersikap ketika dewasa, baik di  pekerjaan, keluarga maupun  lingkungan sosial.

       Apakah mania selfie sebenarnya menunjukkan narsis atau rendah diri? Apa kata Firman Tuhan?  Yesus mengingatkan agar waspada terhadap motivasi dari dalam hati, seperti pikiran jahat, kesombongan, kelicikan, keserakahan, hawa nafsu dsb. (Markus 7:14-23). Prinsip dasar selfie yang benar terletak pada motivasi hati.

       Mau selfie? Boleh-boleh saja, namun ada baiknya kita bertanya: Apakah ini berguna dan menjadi berkat buat orang lain? Apakah sifatnya membangun untuk kebaikan? Apakah dengan memuat ini nama Tuhan dipermuliakan? Apakah ini sopan, baik, benar? Hanya Tuhan dan diri sendiri yang tahu motivasi hati. Kiranya Tuhan menolong kita hidup berkenan di hadapan-Nya. Amin.

Kata orang, “Kita boleh berbuat apa saja yang kita mau.” Benar! Tetapi tidak semua yang kita mau itu berguna. “Kita boleh berbuat apa saja yang kita mau” –tetapi tidak semua yang kita mau itu membangun kehidupan kita. – Paulus.

Selfie

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail