GUA KORONA

GUA KORONA

(Baca: Daniel 6:17)

       “Kini saatnya, bekerja dari rumah; sekolah dari rumah dan ibadah di rumah” Itulah kesimpulan yang dinyatakan oleh Presiden Jokowi 16 Maret 2020 menyikapi pandemik virus korona yang melanda ratusan negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Grafik penderita semakin naik dan angka kematian terus bertambah. Pihak otoritas berusaha mengambil sejumlah langkah untuk mencegah bahkan mengatasi momok satu ini.

       Masih ingatkah Anda, sejarah mencatat wabah Black Death 1350  yang masuk lewat Sicily, Italy konon diklaim menewaskan 1/3 penduduk dunia? Wabah Kolera 1817 menewaskan setidaknya 1 juta orang. Virus Flu Spanyol 1918 memakan korban lebih dari 50 juta orang. Lebih dari 1,1 juta orang tewas akibat flu Asia, dan masih banyak data serupa yang pernagh terjadi dalam sejarah manusia. Bagaimana sikap kita? Apa yang harus dilakukan dan apa kata Firman Tuhan menyikapi pandemik virus Korona?

       Merenungkan kisah klasik Daniel di gua singa, hidup manusia bisa diumpamakan berada dalam gua korona. Gua yang gelap itu dipenuhi singa lapar. Ancaman kematian begitu nyata namun tidak diketahui kapan dan siapa yang akan jadi korbannya. Apa yang dilakukan Daniel? Apakah ia takluk kepada ancaman gua “korona”? Tidak! Daniel justru tetap saja berdoa sehari 3x dan melayani Tuhan sesuai dengan posisinya sebagai penasihat bahkan digadang-gadang menjadi orang nomor dua setelah Darius penguasa Media. Sebenarnya kitab Daniel bukan bicara kehebatan Daniel, tetapi memberikan pesan bahwa Tuhan itu berkuasa. Manusia terbatas. Tuhan sanggup menolong manusia yang terbatas itu ketika bertobat dan hidup dalam cara-Nya.

       Seperti halnya Daniel tidak “sombong” menantang gua singa, demikian juga kita tidak dipanggil untuk sok-sok an kuat dan pasti tidak terkena virus korona. Tuhan memanggil setiap kita untuk bijaksana menyikapi pandemik virus korona. Panik bukan gaya hidup kita. Dari pada menghabiskan banyak waktu untuk cemas, kuatir dan takut lebih baik banyak berdoa. Tuhan yang sama menolong umat-Nya di masa lalu akan menolong kita di masa kini pula. Pastikan Anda hidup dalam Tuhan. Doa saya kiranya Tuhan menolong dan melindungi kita dari virus korona. Amin.

PANIK BUKAN GAYA HIDUP KITA. DARI PADA BANYAK KUATIR, LEBIH BAIK BANYAK BERDOA.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

WINTER IS COMING

WINTER IS COMING

(Baca: Kejadian 41:46-49)

 

       Dalam pidato pertemuan IMF(Bank Dunia) di Bali Oktober 2018, Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo mengingatkan agar dunia waspada memasuki musim dingin (Winter is Coming) alias krisis keuangan global. Pidato Jokowi bukan untuk menakuti tetapi mengajak siap menghadapi perubahan global. Seperti lingkaran spiral yang terulang di atas dan ke bawah namun tidak pernah benar-benar sama; demikian realitas kehidupan.

       24 Oktober 1929, resesi dunia ditandai dengan  kejatuhan harga saham Amerika dan mulai beranjak pulih sekitar 1936 (7 tahun kemudian). Tahun 1998 Indonesia mengalami krisis moneter hebat akibat kerusuhan dan mulai pulih 2005 (7 tahun kemudian) ditandai berdirinya LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Di jaman Yusuf pun juga mengalami krisis ekonomi global selama 7 tahun! Kabar baiknya: Tuhan tidak tinggal diam dan tahu menjaga umat-Nya!

   Bagaimana kita menanggapi fenomena ekonomi dunia saat ini? Pelajaran apa yang dapat kita petik dari Firman Tuhan tentang perubahan jaman?

  1. Memegang Erat Iman Percayanya kepada Tuhan.

       Yusuf memegang erat imannya kepada Tuhan walaupun dibuang, diftinah dan diabaikan. Kabar gembiranya, Tuhan tidak melupakan bahkan merajut keberhasilan lewat hati yang takut akan Tuhan. Jangan ragukan Firman Tuhan yang Anda terima di tempat terang ketika Anda berada dalam masa suram.

  1. Investasi…! Investasi…! Investasi…!

       Yusuf diberikan hikmat Tuhan untuk mengetahui 7 tahun masa kelimpahan dan 7 tahun masa paceklik. Bahasa modern yang dilakukan Yusuf adalah menabung, menyiapkan Emergency Fund, Investasi dalam sejumlah porto folio dengan motto, “Never put your all eggs in one basket”.

  1. Rajut Hubungan Anda dengan Baik.

       Meskipun Yusuf punya kepahitan dan trauma di masa lalu. Ia memilih berdamai dengan dirinya dan kemudian mengambil langkah memperbaiki hubungan dengan keluarganya meski sulit dan berat. Pastikan hubungan suami, istri, anak, mertua dan menantu dalam terang Firman Tuhan.

       Kitab Suci memuat prinsip kebenaran penting dan isi hati Tuhan yang dengan pertolongan Roh Kudus menuntun umat Allah mengalami pemeliharaan-Nya. Imanuel, Tuhan beserta kita. Amin.  

WINTER IS COMING, PREPARE YOURSELF IN HIM…!

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MENGURUS KTP ERA JOKOWI

MENGURUS KTP ERA JOKOWI

(Galatia 6:7)

tabur

       Apa kesan Anda mendengar frasa “mengurus KTP”? atau berurusan dengan birokrasi di pemerintahan era Jokowi? Inilah yang baru saja saya lakukan setelah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang lama habis masa berlakunya. Sedikit terlambat, namun sama sekali belum terlambat untuk mengurus e-KTP baru. Dalam benak saya, selama ini kalau namanya berurusan dengan yang satu ini terkenal dengan kesan negatif: lama, bertele-tele, uang dan pelayanan yang jauh dari kata memuaskan. Bagaimana dengan era pemerintahan Jokowi?

       Pagi itu saya sengaja datang lebih cepat ke kelurahan dan mempersiapkan mental menghadapi apapun yang mungkin mengecewakan. Kalau dahulu, pembuatan KTP bukan saja lama tetapi juga perlu uang pelicin. Mengejutkan sekali di kantor Kelurahan tempat saya berdomisili, petugas tidak meminta sepeserpun dan melayani dengan baik untuk surat pengantar ke kantor Kecamatan. Sesampai di sana, antri sejenak dan langsung di foto, diambil sidik jari dan keluar surat keterangan KTP sementara sehubungan dengan blanko e-KTP yang kosong. Pelayanan yang baik, ramah dan cepat adalah bukti nyata bahwa memang ada perubahan sejak era Jokowi. Saya tidak tau bagaimana di daerah Anda. Bisa jadi sebaliknya. Silahkan berkomentar di kolom bawah.

       Pelayanan yang terbaik adalah natur dasar hidup manusia yang bermutu. Kerja yang asal-asalan bukan saja merugikan orang lain tetapi juga pada akhirnya diri sendiri. Dalam suratnya kepada jemaat di kota Galatia, Paulus mengingatkan bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Sebagai orang percaya yang dimerdekakan oleh Kristus dari dosa dan neraka, kita dipanggil untuk menjalani hidup ini tidak asal-asalan. Entah sebagai tukang sapu, sekuriti, pegawai kantor ataupun pemimpin perusahaan maka setiap kita dipanggil untuk menunjukkan profesionalitas kerja terbaik. Itulah hakikat iman Nasrani, bukan tunggu berapa banyak uang masuk tetapi bekerja untuk menjadi berkat bagi sesama dan nama Tuhan dipermuliakan lewatnya. Apapun profesinya, apakah kita sedang memberikan pelayanan terbaik? Kiranya nama Tuhan dipermuliakan dan berkat Tuhan dinyatakan lewat apa yang kita tabur dalam hidup ini. Amin.

APA YANG KITA TABUR AKAN KITA TUAI, OLEH SEBAB ITU PELAYANAN YANG TERBAIK ADALAH NATUR DASAR HIDUP MANUSIA YANG BERMUTU.

e ktp

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail