NUH PUN LOCK DOWN

NUH PUN LOCK DOWN

(Baca: Kejadian 7:7)

 

       Tahukah Anda dalam sejarah Alkitab, “lock down” bukan barang baru? Nabi Nuh dan seisi keluarganya taat melakukan isolasi mandiri saat Tuhan memerintahkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) hampir setahun lamanya. Stres, takut, kuatir, bosan bisa jadi menghinggapi pikiran dan mental mereka selama itu. Apakah Tuhan peduli? Apakah Tuhan ingat mereka? Jawabannya adalah Ya.

       Alkitab mencatat Allah mengingat Nuh dan seisi keluarganya (Kejadian 8:1). Ketetapan Tuhan tetap dilaksanakan sesuai dengan hak dan kedaulatan-Nya sebagai pemilik dunia termasuk manusia ciptaan-Nya.

       Apa rahasia Nuh bisa bertahan bahkan berhasil hingga selesainya bencana air bah? Nuh percaya dan fokus kepada kebaikan Tuhan! Ia tidak fokus negatif tentang nasibnya terkatung-katung di tengah laut, tentang stres dan tidak nyamannya lock down. Nuh tidak fokus pada pikiran stres karena survival mode (bertahan hidup) tetapi fokus kepada kasih Tuhan yang menghasilkan ketenangan diri (calm mode).

       Doktor Emma Seppala, Ph.D, Associate Director of the Center for Commpassion dari Standford University memaparkan penelitian pikiran yang tenang (a calmer mindset) menolong kita lebih kuat, lebih objektif menghadapi masalah dan lebih cepat bangkit alias keep going.

       Pikiran stres cenderung fokus diri sehingga sulit melihat gambaran utuh sebuah permasalahan, lebih gampang jenuh, sedih, cemas, mudah tersinggung dan sulit mengambil keputusan dengan baik. Sebaliknya pikiran tenang akan membuat kerja otak rileks (alpha wave mode) sehingga memampukan kita melihat permasalahan lebih holistik, lebih kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah. Secara praktis ada 3 tips: Tarik nafas dan hembuskan dengan perlahan; Jangan terus menyalahkan diri atas apa yang terjadi dan beri kesempatan diri untuk jadi baik; Komunikasi dengan orang lain termasuk di dalamnya peduli dengan orang lain.  

       Hari ini ketika kita PSBB, bisa jadi diperhadapkan dengan banyak kesulitan mulai dari masalah ekonomi, sosial, hingga kesehatan mental. Belajar menyesuaikan diri dengan perubahan sambil tetap melakukan kebenaran dan kebaikan adalah cara hidup manusia yang diharapkan pencipta-Nya.

       Tuhan memerintahkan Nuh membuat dan masuk dalam bahtera adalah bukti kasih dan kepedulian-Nya agar Nuh dan seisi rumahnya selamat ketika mereka percaya dan taat. Sebenarnya kisah Nuh dan air bah adalah gambaran apa yang akan terjadi yakni suatu saat dunia akan kiamat dan setiap orang kelak akan mempertanggung jawabkan hidupnya di hadapan Tuhan. Matius 24:38-39 dengan jelas memaparkan bahwa setiap orang bisa masuk dalam bahtera keselamatan ketika bertobat, percaya dan mengikut Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

       Apakah Tuhan peduli? Jelas ya. Yang jadi pertanyaan adalah cara pikir seperti apa yang kita pergunakan dalam menghadapi pandemi virus Corona? Survival Mode dan membiarkan masalah membuat kita stres, jenuh, kuatir dan takut atau merengkuh mindfulness pikiran tenang dan menghadapi bersama dengan Tuhan?

       Jawaban ini akan menentukan bagaimana kita hidup dan bangkit di tengah pandemi Covid 19. Stay home (di rumah aja), social distancing (jaga jarak) adalah salah satu cara kepedulian dalam menghadapi pandemi virus corona. Membantu orang lain seperti berbagi sembako, mendoakan sesama, dsb adalah bagian dari menghidupi apa yang diimani dan meng imani apa yang dinyatakan oleh Firman Tuhan. Kiranya Tuhan menolong dan menguatkan kita menghadapi pandemi ini. Amin.

Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin. Pengkhotbah 4:6.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KENAPA DOA BAPA KAMI?

KENAPA DOA BAPA KAMI?

(Baca: Matius 6:9-13)

 

       Apa itu doa Bapa Kami (The Lord’s Prayer)? Kenapa Nasrani berdoa kepada Bapa? Apakah Tuhan itu laki-laki atau ada mama Tuhan? Jawabannya adalah TIDAK! Kata Tuhan sebagai “Bapa” banyak disebut Alkitab (contoh Mazmur 103:13; Amsal 14:26; Matius 11:26; I Yohanes 2:23; dst.) sebagai gambaran bahwa pribadi Tuhan bukan saja Pencipta dan berkuasa, tetapi juga memiliki sifat Pengasih dan tegas seperti bapa yang baik kepada anaknya.

       Inti doa Bapa Kami adalah Tuhan yang pegang kendali (God in charge). Doa ini dahsyat, namun bukan menyogok Tuhan dengan sesajen dan memaksa-Nya menuruti kemauan kita. Ada yang berpandangan: “manusia lebih rohani kalau mematikan perasaan dan keinginannya”, namun doa ini justru mencurahkan isi hati tanpa membatasi cara Tuhan bekerja.  Doa Bapa Kami adalah doa yang paling manusiawi, yakni menempatkan Tuhan sebagai Tuhan dan manusia sebagai manusia.

       Konon ada sebuah cerita tentang seorang anak yang datang ke konser pianis terkenal Ignacy Jan Padewreski (1860-1941). Selagi menunggu acara dimulai, ibu si anak asyik ngobrol dengan temannya tanpa menyadari anak itu bermain naik ke panggung, membuka piano dan menekan tuts tombolnya.  Sontak massa yang hadir terdiam dan berpikir acara dimulai. Betapa terkejutnya mereka melihat seorang anak bermain piano. “Anak siapa ini? Permainannya jelek sekali” seru sejumlah orang.

       Hadirin semakin tegang ketika melihat Padewreski naik ke atas panggung dan menghampiri anak yang duduk bermain piano. Dalam hati banyak orang berpikir, “Apa yang akan terjadi? Apakah anak itu akan di marahi dan di usir?” Kemudian Padewreski berkata, “Keep going, Keep playing.” Karena disemangati oleh bapak tua, anak ini semakin semangat bermain. Ignacy duduk di samping kiri anak tersebut sambil meliukkan tangan istimewanya bermain piano itu bersama anak ini. Penonton kagum, “Oh ternyata musik sederhana di tangan sang maestro jadi luar biasa!” Konser pun berhasil! Hidup itu seperti musik, bila kita mengundang Tuhan Sang Maestro hadir dan campur tangan maka menghasilkan simfoni kehidupan yang luar biasa! Doa Bapa Kami adalah Tuhan itu sayang dan memahami kebutuhan Anda, oleh sebab itu jangan segan untuk datang kepada-Nya (doa) dengan mengubah posisi dari fokus diri ke fokus Tuhan. Amin.

TUHAN SAYANG DAN MEMAHAMI KEBUTUHAN KITA, OLEH SEBAB ITU JANGAN SEGAN UNTUK MENGUBAH POSISI DARI FOKUS DIRI KE FOKUS TUHAN.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MENGUCAP SYUKUR ITU DAHSYAT!

MENGUCAP SYUKUR ITU DAHSYAT!  

(Baca: Filipi 4:6)

syukur22

       Jurnal Bio Medical and Life Science tahun 2014 menerbitkan hasil penelitian berjudul, “Examining the Pathways between Gratitude and Self Rated Physical Health across Adulthood” kerjasama peneliti dari Departemen Psikologi University Illinois dan Departemen Psikologi University of Zurich. Mereka mengambil sample 962 orang dewasa di Swiss dengan berbagai instrumen ukur kesehatan, kepribadian, kesadaran mencari pertolongan apabila sakit dan kuisioner tentang kesehatan diri. Hasilnya adalah orang yang hidup bersyukur cenderung memiliki kesehatan mental dan kesehatan fisik yang lebih baik.

       Bukankah mengucap syukur adalah ajaran Alkitab? Paulus mengajak jemaat Filipi untuk fokus hidup dalam Tuhan. Uniknya surat Paulus yang dipenuhi dengan sukacita dan ucapan syukur bukan ditulis di istana dengan segala keberlimpahan dan kecukupan; melainkan Paulus menulis suratnya di penjara, yakni dalam keadaan kesulitan, serba kurang dan dibatasi. Dari mana rahasia Paulus memperoleh kekuatan berlimpah itu? Jawabannya adalah dari Tuhan dan Paulus buka dengan kunci hidup mengucap syukur dengan apa yang ada padanya.

       Hari ini banyak penelitian menunjukkan efek dahsyat dari mengucap syukur yang bermanfaat untuk kesehatan mental, kesehatan otak jangka panjang dan tentu saja berdampak bagi kesehatan spiritual.  Dalam bahasa Inggris, mengucap syukur boleh juga diterjemahkan dari kata gratitude: kualitas bersyukur atau kesiapatan untuk menghargai apa yang ada dalam perbuatan baik). Mengucap syukur bukan dan tidak selalu didasari oleh keadaan lancar dan berlimpah. Mengucap syukur di dalam Tuhan adalah sebuah seni praktik iman yang dilakukan oleh orang percaya. Hidup ini adalah anugerah Tuhan yang patut disyukuri dan dijalani dengan fokus yang baik dan benar. Jangan biarkan kekuatiran dan kesulitan mengalihkan perhatian kita kepada Tuhan. Mari belajar mengucap syukur di dalam Tuhan! Coba sebutkan setidaknya 3 hal dari hidup Anda yang patut disyukuri. Selamat menikmati anugerahNya!

MENGUCAP SYUKUR ADALAH PRAKTIK IMAN YANG SANGAT BERMANFAAT BAGI HIDUP KITA, BUKAN TERGANTUNG KEADAAN LANCAR DAN BERLIMPAH.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

BILLY GRAHAM MENINGGAL

BILLY GRAHAM MENINGGAL

(Baca: Mazmur 116:15)

sungguh bharga

       Pada 22 Februari 2018 saya mendapat kabar rohaniwan senior Pdt.Billy Graham (99 tahun) meninggal dunia. Sebelumnya sudah beberapa kali rumor beredar tentang kepergian hamba Tuhan yang jadi berkat bagi ratusan juta orang di Amerika Serikat dan seluruh dunia, namun dibantah oleh pihak keluarga. Hari ini semua media massa besar Amerika dan Internasional meng konfirmasi kepergiannya. Saya pribadi sedih karena kita kehilangan figur teladan pengikut Yesus, Pewarta Kabar Baik, rohaniwan yang setia hingga akhir.

       Ketika membuka ulasan sejumlah media massa di dunia maya tentang beriat kedukaan ini, saya melihat ada seorang yang berkomentar, “I hate Jesus and I love Satan” dan kemudian di “like” oleh beberapa orang. Apapun alasannya menuliskan komentar ini justru membuat saya semakin respek terhadap Pdt. Billy Graham. Mengapa? Itu artinya wajar orang yang hidup dalam kebenaran dibenci oleh orang yang hidup dalam kegelapan.

       Pemazmur menuliskan kalimat yang sangat indah tentang bagaimana Tuhan itu menghargai kematian orang yang dikasihi-Nya. Terjemahan Alkitab bahasa Inggris The Message menyebutkan bahwa orang yang mengasihi Tuhan ketika meninggal disambut dengan sangat baik oleh Tuhan. Konteks bagian ini adalah cara pandang hidup orang percaya: “Tuhan, Engkau sudah mengasihi dan memberkatiku. Apa yang saya bisa lakukan untukmu?”. Kiranya hidup kita yang sekali ini dalam kesementaraan boleh kita gunakan dengan bijaksana untuk menghadapi kekekalan. Jangan fokus pada kebencian, balas dendam dan terbuai dalam nafsu duniawi. Mari fokus pada hidup yang jadi berkat, melayani, dan bersaksi tentang kebaikan Tuhan. I Love Jesus. Do You?

GOD WELCOMES THOSE WHO LOVE HIM

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail