FENOMENA BLUE BLOOD MOON

FENOMENA BLUE BLOOD MOON

(Baca: Yoel 2:31)

Tuhan tidak lalai

       Apakah Anda menyaksikan Super Blue Blood Moon pada 31 Januari 2018 (atau 01 Januari 2018 di pagi hari di wilayah utara Amerika Serikat dan Hawai)? Fenomena alam unik ini hanya muncul 150 tahun sekali di dunia. Pada keadaan seperti ini justru BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dalam keadaan waspada karena gaya gravitasi bulan menyebabkan pasang air laut  maksimum. Sebuah warning bagi para nelayan atau orang-orang yang hidup di sekitar pantai maupun di tengah lautan agar berhati-hati dengan perubahan singkat keadaan alam lautan.

       Fenomena Super Blue Blood Moon (Gerhana Bulan Total Istimewa) mengingatkan saya dengan sebutan Alkitab tentang bulan yang tampak seperti darah sebagai bagian dari hari kiamat atau datangnya hari Tuhan. Hari kiamat ditandai dengan penampakan Bulan berdarah diikuti dengan fenomena lain yakni gelap gulita pada Matahari dan gempa bumi dahsyat. Setidaknya disebutkan 3x di Perjanjian Lama (Yoel 2:31), Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul 2:20 dan Wahyu 6:12).

       Fenomena gerhana bulan tampak berdarah sebenarnya adalah peringatan bukan hanya oleh BMKG kepada para nelayan, namun oleh Kitab Suci bahwa dunia suatu saat akan berakhir/kiamat dan kita diberi kesempatan menggunakan waktu yang ada dengan bijaksana. Apakah tujuan hidup kita masih untuk kekekalan? Apakah kita masih melakukan yang baik dan menjadi berkat bagi sesama? Waktu kita terbatas. Apabila Tuhan ijinkan hidup di tahun 2018 ini, maka itu artinya ada rencana-Nya bagi kita untuk digenapi: Hidup yang memuliakan Tuhan. Amin.

TUHAN TIDAK LALAI MENEPATI JANJINYA

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

APAKAH ANDA HAMBA TUHAN?

APAKAH ANDA HAMBA TUHAN?

(Baca: Kejadian 20:1-18)

hamba Tuhan

 

       Apakah Anda seorang hamba Tuhan? Maafkan saya tidak berbicara tentang status rohaniwan entah disebut Pendeta, Pastor, Evangelist, atau apapun sebutannya. Jabatan gerejawi dan kedudukan di sebuah organisasi hanyalah kulit luar dan tidak menjamin bahwa orang yang ber titel pasti hamba Tuhan. Apakah Anda seorang hamba Tuhan? Pertanyaan ini dapat dijawab oleh Tuhan dan yang bersangkutan.

       Ketika Abimelekh dijumpai Tuhan dalam mimpi, Tuhan dengan jelas menyebut Abraham adalah hamba Tuhan dengan fungsi Nabi (Kejadian 20:7). Tuhan memberikan penghargaan khusus kepada hamba-Nya. Tuhan mengajarkan umat-Nya untuk memberikan penghargaan khusus kepada hamba Tuhan yang menyampaikan isi hati dan kehendak Tuhan.

       Bagaimana kita tahu bahwa seseorang adalah hamba Tuhan? Berkaca dari Abraham sebagai hamba Tuhan, maka yang disebut hamba Tuhan adalah orang yang dipanggil Tuhan terlepas dari kekurangan atau kelemahan dirinya sebagai manusia biasa. Hamba Tuhan diakui Tuhan bukan karena status atau jabatan di organisasi, tetapi fungsinya menggenapi kehendak Tuhan. Hamba Tuhan berarti hidupnya 100% dikhususkan untuk Tuhan.

       Bagaimana apabila seseorang menyebut diri hamba Tuhan tetapi memberitakan ajaran lain selain Firman Tuhan? Apakah disebut hamba Tuhan apabila gaya hidupnya jauh dari Firman Tuhan? Hamba Tuhan bukan orang sempurna, tetapi ia wajib menyampaikan kebenaran Firman Tuhan dengan setia dan benar. Ia harus berusaha menjalani hidup untuk Tuhan, oleh Tuhan dan karena Tuhan saja.

       Abimelekh adalah orang percaya yang sangat baik, tulus dan pengikut Tuhan; namun ia bukan hamba Tuhan. Ia adalah raja Gerar yang bertanggung jawab membawa kesejahteraan rakyatnya di dalam Tuhan. Ia mengasihi rakyatnya dan takut akan Tuhan. Apakah Anda hamba Tuhan? Apakah Anda termasuk bilangan orang percaya Tuhan? Setiap kita sama-sama dipanggil untuk hidup takut akan Tuhan dan melakukan yang terbaik. Ketika rencana Tuhan digenapi dan Firman-Nya dilakukan oleh kita, maka perkara ajaib akan dinyatakan Tuhan pada waktu-Nya. Ingat-lah, Tuhan sanggup menolong Anda dan saya! Amin.

KETIKA KITA MENGGENAPI RENCANA TUHAN, MAKA PERKARA AJAIB AKAN DINYATAKAN PADA WAKTU-NYA

 

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MERDEKA … !!!

MERDEKA …!!!

(Baca: Galatia 5:1)

merdeka

       Beberapa waktu lalu, putri bungsu saya tiba-tiba menyanyikan lagu kemerdekaan “Pantang Mundur”. Saya cukup terkejut dan gembira karena semangat cinta kebangsaan ditanamkan oleh guru sejak masa kecil.  Di sekolah ia sudah diajari lagu “Indonesia Raya”, “17 Agustus”, dan sejumlah lagu lain. Miris melihat sejumlah kaum muda yang dicekokin untuk mengganti dasar negara Indonesia dengan asas negara baru yang doktrinnya diimpor dari belahan negara lain. Apa iya Indonesia masih merdeka? Apa Indonesia hanya milik agama  tertentu?

       Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah anugerah Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus bahwa ketika Tuhan Yesus Kristus memerdekakan kita, maka kita benar-benar merdeka. Merdeka dari belenggu dosa lewat pengampunanNya. Merdeka untuk memilih jalan keselamatan surgawi. Merdeka untuk menjalani hidup ini secara bertanggung jawab. Merdeka untuk jadi saluran berkat tanpa mengharapkan pamrih. Kemerdekaan yang sesungguhnya lahir dari kasihNya yang bekorban.  

       Kalau kemerdekaan di masa lalu mengangkat senjata melawan penjajah, maka di masa sekarang kemerdekaan harus dipertahankan dengan sikap perlawanan terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme; menjadi teladan dalam hidup benar dan turut membangun kesejahteraan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi sebenarnya kalau dikatakan apakah kita benar-benar merdeka? Jawabannya bergantung dari cara kita memandang kehidupan berbangsa dan bernegera. Bagi orang Nasrani, kemerdekaan sejati itu sudah diperoleh dari Tuhan. Bagi kita, saat ini adalah masa untuk terus menerus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang baik, benar dan membangun.

       Tak terasa kami menikmati lagu-lagu kemerdekaan, jam sudah menunjukkan pukul 21.00. Waktunya kami sebagai orang tua mendampingi anak-anak tidur malam. Kemerdekaan malam itu kami isi dengan doa dan cerita Firman Tuhan. Dalam hati saya bergumam, “Selagi masih ada waktu, kemerdekaan itu harus terus diisi. MERDEKA…!!!”

SELAGI TUHAN MEMBERI KITA WAKTU, MAKA KEMERDEKAAN ITU HARUS DIISI DENGAN BENAR

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

SET YOUR MIND OF THINGS ABOVE

PETRA:

SET YOUR MIND OF THINGS ABOVE

Colossians 3:1-4

       Who said that in the desert you will only feel hot and humid weather? I had the same thought too. Do you know that the desert which Moses crossed was not only hot in the summer but also freezing in the winter? The weather can reach 10 to 2 degree celcius and some times it snows.

       When the Israelites walked from Egypt through this desert called Wadi Musa, they grumbled many times. Israelites grumbled about having not enough food, water and all things compared to the things they had in their former life in Egypt.

       Do you know that the most miracles in the Old Testament happened in the wilderness? God gave free food to Israelites for 40 years. They received free meat, free clean and fresh water. They have free light at night and free gps direction from God through the pillar of cloud.

       Unfortunately, instead of being thankfull to God, the Israelites filled their lives with grumbling. They chose to focus on their daily problems rather than see things from God’s point of view. They filled their daily life with grumbling, complaining, and comparing between the relative good condition of life in the past in Egypt verses facing their difficulties in the present in the wilderness. The Israelites even threated and intimidated God. “God must be wrong to put us in this situation! It’s all your fault, God!!

       Paul reminds us to set our minds on things above. This is not about utopia or idealism but to confront the reality of life with the right decisions, right thoughts about our life. If we fill our life with complaining, blaming and grumbling, than we will see that life becomes more difficult.

       If we change the grumbling to thankfullness, blaming to self-evaluation and complaining to being self-sufficient, than we will see our life more wisely and we will begin to serve God, care for each other and face our lives in a more optimistic way.

       God wants us to set our minds on things above so we can know the truth, understand the reality of life and approach our daily problems according to the ideas and principles laid out in the Word of God.

       Following Biblical principles helps us so much because God knows what is the best for our life, our future and our world. God knows you because he made you and the Bible is in some ways kind of like an owner’s manual explaining the best way something works.

       God loves us and calls us to meditate His words. The principle of God’s Word will help us to understand the reality of this life. It will also help us to fulfill God’s eternal plan in our life.

SETTING OUR MINDS ON THINGS ABOVE IS NOT ABOUT IDEALISM OR UTOPIA, BUT IT’S THE BEST WAY TO COPE WITH THIS LIFE ACCORDING TO THE WORD OF GOD

FotorCreated

 

 

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail