HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH YANG PACARAN

Hal yang Perlu Diketahui oleh Mereka yang Pacaran
(Baca: Kejadian 2:21-25)
Tahukah Anda apa hal yang paling menarik dari orang yang sedang jatuh cinta?  Masing-masing pasangannya tidak segan untuk berkorban.  Cowok biasanya rela untuk mengantar pacarnya kemanapun, kapanpun dan pada saat apapun.  Mau hujan, panas, capek, macet, yang namanya cinta biasanya sanggup membuat pengorbanan.  Demikian pula dengan cewek yang sedang jatuh cinta tidak segan-segan untuk memperhatikan, melayani dan melakukan apa yang terbaik untuk cowoknya.
Biasanya orang yang jatuh cinta secara dewasa maka akan tampak perubahan-perubahan yang baik.  Pasangan yang sedang berpacaran menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, tepat waktu, rela berkorban, dan semakin dekat dengan Tuhan. 
Sementara pacaran yang kekanak-kanakan biasanya diwarnai dengan banyak sikap kemalasan, suka bertengkar karena mudah cemburu, kurang atau bahkan tidak bertanggung jawab dengan hidup, pekerjaan rumah, tugas di sekolah dan tidak jarang tugas pelayanan di Gereja.
Firman Tuhan hari ini berbicara tentang sepasang laki-laki dan perempuan yang diciptakan Allah dengan tujuan menjadi pendamping yang sepadan.  Arti sepadan adalah cocok, kompak, saling membangun dan bertumbuh di dalam Tuhan.  Mengapa demikian? Sebab rancangan Allah terhadap manusia adalah menjalankan misi dari Allah untuk dikerjakan dan digenapi.
Ketika Allah menciptkan Hawa, Ia mengambil dari salah satu tulang rusuk Adam dan ditutup kembali.  Hal ini menyiratkan bahwa manusia memang tidak akan pernah tahu persis 100% siapa jodohnya karena Tuhan menutup kembali dengan sangat rapi.  Karena hanya Tuhan yang mengetahui dengan sempurna siapa jodohnya siapa, maka perlulah setiap orang yang akan dan sedang berpacaran terus mencari dan terbuka terhadap kehendak Tuhan.
Pada saat Adam menemukan Hawa, ia sangat senang dan merasa inilah jodoh dari Tuhan.  Memang pada awal sebelum manusia jatuh dalam dosa, manusia lebih peka dan mengerti kehendak Tuhan termasuk jodohnya.  Bisa dibayangkan bila Adam jatuh dalam dosa, maka ia akan mengatakan “inilah monyet pasanganku!”  Dan terjadilah banyak penyimpangan seperti di jaman Sodom maupun hingga sekarang di sebagian orang yang abnormal.
Oh ya, ada dua hal penting yang dapat kita lihat dari pasangan hidup pertama manusia: pertama adalah kemandirian.  Adam dan Hawa membentuk satu unit keluarga baru.  Mereka meninggalkan orang tuanya bukan berarti memusuhi atau putus hubungan, melainkan mengacu pada prinsip kemandirian.  Meninggalkan orang tua bukan berarti tidak perduli atau tidak memperhatikannya, melainkan keputusan dan langkah hidup ditentukan oleh pasangan suami istri.  Jadi, yang sedang berpacaran jangan lupa mengembangkan sikap hidup yang mandiri.  Jangan sedikit-sedikit bergantung dan menyusahkan pasanganmu.  Manja boleh, tetapi jangan kekanak-kanakan.  Saling memperhatikan baik, tetapi lebih baik lagi mengembangkan sikap kerjasama dan kekompakkan.  Ini dipakai seumur hidup lho…!
Hal kedua yang perlu diketahui khususnya bagi mereka yang sedang pacaran adalah: prinsip transparan.  Adam dan Hawa pada saat penciptaan dan mereka hidup sebagai suami istri dalam keadaan telanjang.  Ini bukan sekedar masalah tidak berpakaian, tetapi mereka tidak malu.  Ketransparan adalah masalah kejujuran, apa adanya yang tepat. 
Banyak orang punya kebiasaan buruk marah dengan melempar piring atau ngebut bila marah.  Tidaklah pantas kemudian bilang, “Ya, ini diriku apa adanya!”  Ini adalah tabiat yang bisa diubah.  Yang dimaksudkan dengan transparan adalah juga pakai hikmat waktu bicara.  Transparan tidak identik dengan mengatakan semua yang ada di dalam pikiran kita tanpa mempertimbangkan efek dari perasaan pasangan.  Transparan berarti juga kejujuran.
Keterbukaan yang saling membangun dan berkomunikasi adalah inti dari sikap ketransparanan.  Adalah penting bagi mereka yang sedang berpacaran untuk melatih komunikasi, saling mengingatkan, membangun dan berdiskusi tentang banyak hal di dalam karakter, waktu, uang, prioritas, dsb.  Sebab yang kelak banyak dipakai di dalam kehidupan bersama bukan aktivitas  jalan-jalan ke mal atau makan bakso bersama atau nonton film bersama, melainkan KOMUNIKASI, PERSAHABATANNYA.  Banyak kegiatan, banyak berpergian, banyak aktivitas ramai-ramai terbatas gunannya, sementara melatih diri transparan adalah bentuk kejujuran melihat diri dan pasangan di dalam pimpinan Tuhan.  
Sebagai penutup renungan ini adalah Jangan lupa bahwa tujuan manusia diciptakan, tujuan pasangan hidup dihadirkan Allah, tujuan manusia berkarya adalah semuanya untuk kemuliaan Tuhan.  Semakin kita menjadi serupa dengan gambar Allah, semakin bertumbuh dan membangun kerohanian bersama pasangan itu.  Semakin indah hubungan pasangan dalam suka dan duka, semakin menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar mereka.  Kiranya Tuhan menolong Anda yang sedang berpacaran mengerti kehendak Tuhan. 
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TERLANJUR SAYANG

Terlanjur Sayang
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
(II Korintus 6:15)

Siapa tidak ingin punya pacar cantik/gam’mara’ (bahasa makassar artinya: gagah)?  Bayangkan saja bila Anda (kaum Adam) mempunyai 1000 istri seperti Salomo.  Setiap hari pasti ada yang menemani, memperhatikan dan menarik hati Anda.  Bagaimana pula bila Anda (kaum Hawa) memiliki seorang suami ideal.  Kurang apa, mau mobil termahal, bisa!  Mau shopping sepuasnya, ok!  Mau keliling dunia, tinggal pesan tiket!  Suami begitu perhatian, begitu … ah sudah bayangkan sendiri saja.
Kehidupan mapan dengan banyak istri inilah terjadi pada Salomo (I Raj. 11).  Siapa tidak kenal raja Israel yang sangat bijaksan dan terkaya di jamannya?  Salomo menempatkan Tuhan sebagai prioritas pertama dalam hidup.  Salomo tidak hitung-hitungan di dalam pelayanan, bahkan dengan sukacita memberikan persembahan yang terbaik, terbesar, terindah bagi bait Allah.  Ketika Salomo diberikan kesempatan istimewa oleh Tuhan untuk meminta apa saja, justru Salomo minta bijaksana mengatur Israel, umat Tuhan.  Tidaklah heran awal hidup Salomo begitu diberkati Tuhan.
Keadaan ini tidak berlangsung lama, Salomo mulai melanggar perintah Tuhan: menikah dengan orang tidak seiman.  Banyak orang Kristen/Katolik  melakukan demikian dengan berbagai alasan.  Ada yang menikah dengan orang tidak seiman karena di daerahnya mayoritas lawan jenis bukan Kristen.  Ada juga yang menikah dengan orang tidak seiman karena paksaan orang tua, karena harta, karena “sudah terlanjur sayang”.
Pepatah Jawa mengatakan: tresna jalaran saka kulina, artinya: cinta itu tumbuh karena sering bersua bersama.  Mungkin Salomo berpikir hatinya tetap pada Tuhan walau istri tidak menyembah Tuhan.  Mungkin ia berpikir keluarga tidak ada kaitannya dengan cara ia memerintah Israel.  Kenyataannya, kelak Salomo tidak hanya sembah Tuhan tetapi ilah.
Sewaktu Tuhan memberikan aturan main hidup, semuanya dirancang untuk kebaikan kita.  Peraturannya jelas: pasangan hidup harus seiman.  Jika ini dilanggar, maka seperti kanker akan menggerogoti iman kita.  Lihat saja Salomo: mulanya meminang istri tidak seiman, kemudian mengijinkannya menyembah berhala, akhirnya Salomo ikut ambil bagian mendirikan bahkan mempersembahkan korban untuk dewa-dewa istrinya.  Tidak cukup di sana, pengaruh terhadap pemerintahan adalah perpecahan di Israel, musuh dari luar yang merongrong, dsb.  Betapa perlahan tetapi pasti orang percaya dibawa pada kehidupan yang menjauh dari Tuhan.
Kalau kita sadar siapa diri kita dan kecenderungan kita berbuat dosa, maka perlulah kita belajar mentaati kehendak-Nya agar tidak jatuh terperosok ke dalam kubangan kegelapan.  Jika sudah tahu pisau itu tajam, jangan bermain main digoretkan di tangan.  So, jangan sampai mebiarkan perasaan terlajur sayang dan hati mengeras sehingga kita meninggalkan Tuhan.  Semuanya perlahan, tetapi pasti.  Jika sekarang terlanjur sayang, ambil waktu berdoa, bicarakan baik-baik dan berkomitmen penuh pada Firman Tuhan.  Yesus menyediakan yang terbaik bagi masa depanmu!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

IMLEK: SAMBUT TAHUN BARU 2575

Sambut Tahun Baru Imlek 2575
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.”  Kolose 3:1
 
 
 
 
Pernah suatu kali saya pergi membeli barang di sebuah toko.  Di tempat itu ada sebuah patung kucing kecil yang melambai-lambai.  Saya diberitahukan bahwa mainan itu adalah semacam kepercayaan yang artinya mengundang rejeki datang di tempat itu. Bagaimana pandangan orang Nasrani terhadap hal ini?  Apakah kita boleh mengikuti mitos-mitos seperti ini? 
 
Bulan Februari ini kita jelang dengan berbagai momen penting, mulai dari Imlek, Valenite Day (Hari Kasih Sayang) hingga Pemilu 2024. Banyak orang mulai mempersiapkan diri untuk banyak event ini sekaligus.  Terkhusus untuk hari raya Tahun Baru Tionghoa, sejumlah kertas merah menjadi pernik kebahagiaan.  Konon kertas merah yang ditempel di rumah dipercayai dapat membuat setan-setan takut.  Demikian pula dengan petasan yang katanya akan membuat takut setan gunung yang turun ke rumah penduduk. 
 
Surat Paulus kepada jemaat di Kolose membicarakan jalan keluar atas pertanyaan ini.  Bagaimana orang Nasrani  harus bersikap terhadap mitos-mitos atau berbagai takhayul yang kelihatan begitu menggiurkan dan meyakinkan. Bagaimana menyikapi tahun 2024 yang penuh dengan ketidakpastian ini?  Jemaat Tuhan di kota Kolose saat itu sedang dirongrong ajaran filsafat dunia dan pengaruh kuasa jahat yang bekerja di dunia.  Paulus mengingatkan bagaimana setiap orang percaya yang sudah menerima penebusan Kristus adalah orang merdeka dan menjadi milik Tuhan bukannya ditawan oleh Iblis. 
 
Bahasa asli Yunani Kolose 3:1 yang dituliskan Paulus untuk kata “carilah” menggunakan kata ζητεῖτε yang artinya mencari resolusi sampai akar nya alias mencari dengan sungguh sampai menemukan jawaban nya. Dengan demikian cara menghadapi masalah, maka solusi nya adalah dengan mencari dan mengandalkan Tuhan sampai muncul jalan keluar yang disediakan Tuhan. Paulus mengingatkan jemaat Tuhan agar mereka memandang realitas surgawi bukan hanya perkara di dunia.  Jika seseorang mati bersama Kristus dan hidupnya di dalam Allah, maka kelak akan mendapat kemuliaan Allah kelak ketika Kristus menyatakan diri di akhir jaman sebagai Tuhan.
 
Bagaimana kita sebagai orang Nasrani yang merayakan Imlek?  Boleh-boleh saja dan justru baik bila dirayakan dengan pemahaman yang benar dan tidak mempercayai mitos/takhayul.  Pergantian tahun lama menuju tahun baru digunakan sebagai kesempatan evaluasi dan refleksi diri.  Tahun baru menjadi pengucapan syukur setiap berkat Tuhan sekaligus komitmen hidup lebih bersandar kepada Tuhan.  Apapun yang terjadi di tahun 2024, entah suasana politik yang tidak menentu, keadaan usaha naik turun maupun hubungan keluarga dengan segala dinamika nya, mari andalakan Tuhan!
 
Perayaan tahun baru Imlek sering ditandai dengan warna merah, baik itu di hung bao, pakaian, asesori sampai kepada hiasan-hiasan rumah.  Semuanya ini menurut mitos dapat membawa keselamatan, perlindungan, rejeki, dan kebahagiaan.  Bagi kita sebagai orang percaya warna merah hanya lambang sukacita dan kebahagiaan.  Keselamatan, perlindungan, rejeki dan kebahagiaan hanya di peroleh dari Tuhan saja.
 
 
Tradisi Imlek boleh terus berjalan dan menjadi sukacita kita untuk melihat pemeliharaan dan kasih Tuhan di tengah-tengah berbagai kesulitan hidup.  Marilah kita merayakannya dengan mata yang memandang kepada Sang Pemberi berkat dan Pohon Selamat, Yesus Kristus.  Xin Nien Bing An… Ang Pao Lai Lek…! Selamat Tahun Baru Imlek 2575.
 
 
                                                                                                                                                                       
 
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

BILA CARI JODOH TIDAK MELIBATKAN TUHAN…

Bila Cari Jodoh Tidak Melibatkan Tuhan …
(Baca: Kejadian 6:1-7)
Kalau Anda (yang sedang berpacaran) ditanya: apakah alasan Anda memilihnya sebagai teman hidupmu?  Apakah jawaban Anda?  Banyak orang ketika ditanya apa alasan berpacaran, jawabannya bisa  bermacam-macam: “Hmm.. dia sangat memperhatikan saya.”; “saya rasa cocok dengan dia”; “orangnya cute banget”; “saya kasihan, soalnya dia sudah menembak berkali-kali” 
Mencari dan memilih pasangan hidup adalah fase yang dialami oleh sebagian besar orang di sekitar kita.  Sebagian orang memang masih dicarikan/dijodohkan oleh orang tua atau kerabatnya.  Konon ketertarikan laki-laki dan perempuan mempunyai banyak teori.  Ada teori yang mengatakan mereka tertarik karena diciptakan secara berbeda.  Ada pula teori yang mengatakan laki-laki dan perempuan saling tertarik karena sering berjumpa dan berinteraksi.  Sementara teori lain menjelaskan ketertarikan lawan jenis karena banyaknya kemiripan antara pasangan dengan dirinya sendiri.
Apakah batasan dan kebebasan di dalam memilih pasangan hidup?  Apakah yang sebaiknya perlu menjadi pertimbangan dan mana yang menjadi prioritas dalam memilih pasangan hidup?
Berkaca dari bagian perikop ini, tampaklah dalam perkembangan keturunan manusia terjadi yang namanya pencarian dan pemilihan pasangan hidup.  Alkitab menuliskan anak-anak Allah mencari dan memilih pasangan hidupnya karena cantik.  Pengertian cantik bisa berarti banyak hal: cantik dalam pengertian fisik yang sesuai dengan selera kebanyakan orang; cantik dalam pengertian karakter dan sikap yang baik; cantik dalam hal kepandaian atau kegesitan dalam perilaku; dsb.
Di dalam bahasa Ibrani-Perjanjian Lama, kata “cantik” memiliki arti baik dalam berbagai macam aspek.  Pengertian baik bisa berarti baik secara moral; baik dalam pengertian sepadan; baik dalam pengertian watak; bisa juga baik dalam pengertian sikap dan perilaku.
Apapun pertimbangannya, tampak jelas bahwa manusia-manusia kepunyaan Allah alias orang-orang percaya memilih pasangan hidup berdasarkan apa yang menurut pertimbangan mereka baik.
Apa yang terjadi kemudian dalam generasi mereka?  Alkitab mencatat pula bahwa dari perkawinan antara orang-orang pilihan Allah dan manusia (yang besar kemungkinan  mengacu kepada orang-orang yang sudah tidak lagi mengikuti Tuhan) memang ada yang menghasilkan sejumlah besar pahlawan.  Kendati demikian, bila dikaji secara luas dalam populasi, Alkitab justru dengan gamblang menjelaskan bahwa banyak diantara mereka yang menjadi rusak, jahat dan membuat alam semakin rusak pula karena dosa.
Pengertian Pahlawan bisa ditafsirkan banyak hal, mulai dari pahlawan berarti orang-orang yang berani; orang-orang yang mengenal dan menjalankan kehendak Tuhan; pahlawan bisa juga punya maksud harafiah orang-orang berbadan besar dan tegap yang telah memenangkan banyak pertempuran berdarah.  Saya pribadi cenderung mengambil pemahaman pahlawan sebagai orang-orang yang takut akan Tuhan dan menjalankan perintah-Nya yang disebut pahlawan.  Mengapa demikian?  Karena dalam rangkaian penulisan kitab Kejadian ini, terkhusus di pasal-pasal sebelumnya tampak bahwa penulis mencatat nama-nama keturunan Adam yang dipilih dan dipakai Allah.  Sebenarnya ada banyak orang lain keturunan Adam yang tidak dicatat, namun hanya sejumlah orang pilihan Allah yang ditulis dan berkaitan dengan nubuatan serta penggenapan di Perjanjian Baru.
Syukur-syukur bila orang-orang percaya mendidik anak mereka di dalam Tuhan dan pasangannya bertobat dan mendukung hidup di dalam Allah.  Tetapi, kenyataan di dalamnya justru lebih banyak generasi yang rusak karena orang tua yang ketika mencari dan memilih jodoh tidak di dalam dan melibatkan Tuhan.  Bukankah Tuhan yang menciptakan manusia mengenal manusia lebih dari pada siapapun termasuk diri manusia?  Bukankah Tuhan yang menciptkan jodohnya Adam dengan pasangan yang sepadan?  Bila demikian sudah sewajarnya dan sangat logis bila mencari pasangan harus melibatkan Tuhan terlebih dahulu.
Hari ini banyak orang-orang Nasrani mencari jodoh dengan pemikiran perasaannya saja.  Mereka tidak menanyakan dan menggumulkan bersama Tuhan terlebih dahulu sebelum berpacaran.  Hari ini banyak orang-orang Nasrani menikah dengan orang-orang yang tidak seiman dan menghasilkan kehidupan yang biasa-biasa saja, bahkan berantakan.  Orang bisa tenang-tenang dan kelihatan harmonis dalam pernikahan tidak seiman, tetapi bukan berarti berhasil dalam tujuan pernikahan.  Tujuan pernikahan adalah menjalankan dan menggenapkan kehendak Tuhan di dalam hidup rumah tangga mereka dan membawa anak-anak mereka menjadi pahlawan-pahlawan Allah.
Ada sejumlah orang Nasrani yang sudah memutuskan pacaran barulah mencari kehendak Tuhan atas hubungan mereka, apalagi ketika dihadang dengan banyak masalah.  Sebenarnya hal ini agak terlambat bukan salah sama sekali.  Sebaiknya sebelum memutuskan untuk berpacaran di bawa dalam doa, mencari pimpinan Tuhan.  Sewaktu berpacaran terus melibatkan Tuhan sambil menguji kecocokan dan pertumbuhan relasi satu dengan yang lain di dalam kerohanian, karakter, dsb.
Hari ini bila anak-anak Tuhan mencari jodoh tidak di dalam dan melibatkan Tuhan, maka akan menghasilkan generasi yang broken home, anak-anak yang tidak mengenal Tuhan dan hidup di dalam Tuhan.  Meskipun tidak menjamin bahwa orang-orang dari keluarga orang percaya pasti menghasilkan anak-anak di dalam Tuhan, sebab orang tua mereka terlalu sibuk hidup sekuler.  Kenyataan, lebih banyak orang-orang Nasrani yang mencari jodoh di luar Tuhan mengalami banyak kesulitan dari pada orang-orang yang sejak semula melibatkan Tuhan.  Tapi kisah hidupnya tidak berhenti di sana, ada banyak hal dahsyat yang Tuhan kerjakan dalam hidup pasangan yang melibatkan Tuhan.  Survei membuktikan bahwa pasangan yang melibatkan Tuhan dalam kekudusan hubungan mereka, memiliki tingkat kepuasan seksual jauh lebih besar dari pada mereka yang hamil di luar nikah atau sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah.    Moga-moga saja diantara mereka yang sudah berkeluarga, masih ada orang tua yang mendidik anaknya dalam Tuhan dan muncul anak-anak pahlawan Allah. 
Hari ini bila Anda sedang mencari pasangan hidupmu, buka mata buka hati.  Bukan hanya melihat kecantikan/ketampanan dan kecocokan, tetapi yang terlebih penting melihat apa yang Tuhan mau.  Selamat bergumul, saya mendoakan Anda.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail