PASTIKAN ANDA SUDAH TERCATAT

PASTIKAN ANDA SUDAH TERCATAT
Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.  Wahyu 20:15
Pernakah Anda kehilangan dompet?  Hal yang paling repot kehilangan dompet bukan saja perasaan rugi, menyesal dan merasa bersalah karena tidak hati-hati; tetapi juga mengurus surat-surat tanda identitas dan dokumen lain.  Siapa sih yang ingin kehilangan dompet?  Bagi orang lain yang tidak ikut mengalami adalah hal kecil biasa, tetapi bagi mereka yang sedang mengalami adalah hal serius yang tidak diinginkan.
Ketika seseorang kehilangan dompet, ia harus mendata ulang apa saja yang ada dalam isi dompetnya.  Apakah itu KTP (kartu tanda penduduk), kartu ATM, kartu kredit, SIM (surat ijin mengemudi), bukti-bukti catatan lainnya maupun sejumlah uang yang ada di dalamnya.  Biasanya kalau dompet jatuh di jalan atau dicopet orang lain, maka kemungkinan besar uang tidak akan kembali.  Sementara kartu kredit, ATM, ada kemungkinan disalahgunakan orang lain dengan dikuras habis jumlah pagu atau limit uang tersebut.  Sisanya, yang bagi sebagian orang tidak terlalu penting tetapi bagi yang kehilangan merupakan barang penting adalah KTP, SIM dan kartu identitas lainnya.  Kemungkinan ini bisa kembali bisa pula tidak bergantung niat orang yang menemukannya.
Pagi itu seorang anggota keluarga saya kehilangan dompetnya.  Kami sekeluarga seperti dibangunkan dari tidur, bergegas mencari di sana sini dan berharap menemukan kenyataan bahwa dompet itu tidak hilang di jalan kemarin malam tetapi hanya jatuh di sekitar rumah.  Singkat cerita dompet itu ditemukan kembali.  Ternyata dompet itu jatuh di dekat kendaraan kami.  Saat itu saya seperti ditempelak suatu pelajaran penting: catat data isi dompet Anda dengan rapi di suatu tempat yang aman dan mudah dijangkau.  Jangan tunggu hal sederhana tapi penting ini terlewatkan agar kita tidak rugi habis-habisan bila kehilangan dompet.
Dalam kehidupan ini, setiap manusia harus menghadapi realitas hidup dan mati.  Setiap orang suatu saat harus menghadap Tuhan dan mempertanggung-jawabkan hidupnya di dunia ini.  Ada yang masuk neraka dan ada yang masuk surga.  Kitab Wahyu menjelaskan bahwa orang yang tidak tertulis namanya dalam Kitab Kehidupan akan dilemparkan ke dalam neraka selama-lamanya.  Penderitaan dan kesengsaraan tanpa ampun dan tidak berkesudahan akan dialami mereka yang namanya tidak tercatat dalam bukunya Tuhan itu. 
Setiap kita diingatkan agar memastikan nama kita tercatat di Kitab Kehidupan.  Yesus berkata, “.. Percayalah kepada Allah, percayalah kepada-Ku… Aku pergi ke situ menyediakan tempat bagimu… Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:1,6).   Paulus menuliskan dalam Kitab Roma 10:9-10, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, adan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.  Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”
Sudahkah Anda mencatatkan nama Anda di dalam Kitab Kehidupan?  Tuhan memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk bertobat, percaya dan mengikut Tuhan Yesus Kristus.  Bukan karena kita kuat, hebat, gagah, banyak berjasa, tetapi semata-mata karena anugerah Allah.  Mari kita menerimanya dengan iman dan menjalani hidup ini sesuai panggilan Tuhan kepada kita.  Kehilangan dompet sangat tidak menyenangkan, kerugian bisa dikurangi dengan adanya catatan data yang penting.  Kehilangan surga dan masuk neraka adalah musibah terbesar dalam hidup manusia, kita masih punya kesempatan untuk berbalik kepada Tuhan dan menerima keselamatan-Nya (Yohanes 3:16).   Maukah Anda? 
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

JANGAN TAKUT…!

 

 

JANGAN TAKUT…!
“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” Lukas 2:10-11
Bagi sebagian orang, rutinitas dapat menjadi hal yang membosankan.  Apalagi di tengah keseharian itu dipenuhi dengan masalah; kesulitan; dan perasaan kosong.  Mungkin kurang lebih seperti itulah yang dialami para gembala di Bethlehem.  Mereka melalui hari-hari mereka bersama kesunyian di malam gelap; ancaman hewan buas terhadapa kawanan ternak; besarnya tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan setiap dombanya; sampai kesendirian di tengah lapang padang rumput.
Sampai tiba pada suatu moment di mana para gembala dikejutkan dengan hadirnya malaikat Tuhan di depan mereka.  Lebih dahsyat lagi adalah pancaran sinar kemuliaan Tuhan meliputi mereka di tengah-tengah malam gelap dan sepi.  Siapakah yang dapat menduga bahwa Juruselamat datang dan melepaskan kepenatan rutinitas?  Bahkan lebih dari pada itu; Tuhan Yesus Kristus datang memberi keselamatan hidup; pengharapan dan damai sejahtera.
Para gembala telah mendengar dan percaya hadirnya Juruselamat di Betlehem.    Mereka bergegas ingin cepat tiba di sebuah kandang binatang; di dalam sebuah palungan tempat Bayi kudus itu terbaring.  Di sanalah terletak jawaban atas semua permasalahan manusia.  Melalui Bayi kudus yang mungil itulah; manusia mendapatkan pengharapan akan pengampunan dosa; keselamatan dan hidup baru.
Sepulang dari menjenguk bayi Yesus; para gembala mengalami perubahan hidup.  Hidup baru mereka dinyatakan dengan memuji dan memuliakan Allah.  Peristiwa ini sudah berlalu dan tercatat dalam sejarah.
Jikalau kita merenungkan kembali makna Natal; kita akan menjumpai bahwa makna peristiwa itu tidak pernah aus; bahkan tokoh Sang Bayi itu tetap hadir melintasi sejarah dan masa depan.  Para Gembala sudah lalu; Yusuf dan Maria sudah tidak ada; palungan itu sudah menjadi debu; namun keberadaan Kristus, Juruselamat tetap eksis dalam hidup kita di masa sekarang maupun yang akan datang.
Bagaimana dengan kita?  Adakah kita terkungkung oleh rutinitas yang membosankan?  Adakah masalah; kesulitan; perasaan kosong; suam-suam; dan segala kekuatiran menjerat dalam kegelapan dan kehampaan hidup kita?
“Janganlah takut…!”  Suara malaikat itu tetap terdengung sebagai berita kekal untuk mengajak setiap manusia datang kepada Juruselamat, Kristus Yesus.  Kegelapan dan kehampaan dimusnahkan dengan hadirnya Terang kemuliaan Tuhan.
“Marilah…!” adalah ajakan dari para gembala yang telah percaya Injil agar  datang dan memperoleh hidup baru: hidup memuliakan Tuhan.  Baiklah kita yang sudah percaya pada Injil, juga menyerukan hal yang pernah diserukan para gembala: “Marilah kita pergi…, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita”.  Jangan sampai kita yang tahu Injil; tetapi tidak ikut pergi kepada Juruselamat.  Ikut pergi mendapatkan hidup baru: hidup memuliakan Tuhan.  Memasuki Advent III ini, mari kita jelang Natal yang sesungguhnya…!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PANGGILAN TUHAN BERDENGUNG

PANGGILAN TUHAN BERDENGUNG HINGGA SEKARANG…!
Keluaran 3:10-4:17
Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Keluaran 3:10
Peristiwa panggilan Tuhan kepada Musa selalu menjadi peristiwa yang menarik untuk disimak oleh setiap orang percaya.  Bagaimana tidak; prinsip kebenaran di dalamnya selalu relevan bagi setiap kita.  Tuhan memanggil Musa di semak belukar yang menyala; di saat Musa hanyalah sebagai penggembala domba; di saat kehidupan terasa rutin dan tidak berpengharapan.
Jauh sebelum Musa menjadi penggembala atas kambing domba Yitro; Musa adalah pemuda kaya; berkedudukan dan berpendidikan tinggi.  Seorang yang ahli strategi perang; penyair ulung; dan pemberani.  Ia mempunyai prospek masa depan yang sangat cerah dan menjanjikan.  Semua itu dapat disimpulkan sebagai Kegagahan dan kearoganan Musa pada masa 40 tahun pertama.
Masa 40 tahun berikutnya, Musa berada di padang gurun.  Suatu masa yang seolah tidak berpengharapan; rutinitas dan membosankan.  Suatu tempat yang seolah tidak cocok sama sekali untuk seorang Musa yang besar itu.  Kendati demikian; inilah pembentukan Tuhan bagi hamba-Nya.
Tuhan memanggil Musa bukan di saat ia merasa kuat dan hebat.  Justru di saat Musa menyadari segala keterbatasan diri; di sanalah panggilan Tuhan nyata dan bergaung keras.  Tuhan mau memakai setiap orang percaya bukan karena kehebatan orang tersebut; tetapi karena penyerahan diri dan ketaatan.
Jauh sebelum permulaan jaman; Tuhan sudah punya rencana yang sangat indah bagi setiap orang percaya (2 Tim.1:9).  Rencana ini semata-mata didasarkan oleh kasih karunia-Nya.  Perjalanan hidup Musa dari kemewahan kepada padang gurun bukanlah suatu kebetulan; melainkan karya Tuhan memoles Musa menjadi pemimpin yang dapat memimpin bangsa Israel.
Uniknya; yang ada pada Musa hanya sebuah tongkat dan penyerahan diri yang diikuti dengan ketaatan.  Panggilan Tuhan disertai dengan kuasa dan misi yang jelas pada Musa: membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Mesir.
Panggilan Tuhan berdengung keras hingga saat ini; memanggil setiap orang secara kuat.  Tuhan sedang menantikan orang-orang yang mau menyerahkan hidupnya di dalam ketaatan.  Tuhan sedang menantikan setiap orang percaya mempergunakan talentanya semaksimal mungkin untuk membangun tubuh Kristus (I Kor.12:27-30).
Siapapun orang itu; bagaimanapun masa lalunya; apapun kemampuannya; Tuhan tidak mencari orang yang merasa diri hebat.  Sebaliknyalah; orang yang rendah hati atau lebih tepatnya tahu diri dan mau berserah penuh yang dicari-Nya.
Bagaimana dengan Anda: Maukah Anda merendahkan diri di hadapan Tuhan dan menyerahkan sepenuhnya seluruh hidup untuk melayani Tuhan?  Apakah talenta Anda?  Sudahkan diserahkan dan dipakai untuk kemuliaan-Nya?  Jangan-jangan, seperti gambar humor di samping ini, Musa pake kemampuannya dari Tuhan tetapi untuk kepentingannya sendiri.  Selamat bergumul menjawab panggilan Tuhan.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

YANG DICARI DAN DIRINDUKAN SEMUA ORANG

YANG DICARI DAN DIRINDUKAN 
SEMUA ORANG
(Baca: Yesaya 11:1-10)
Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia. Yesaya 11:10

Apakah yang paling dibutuhkan, diinginkan dan dirindukan oleh semua manusia di muka bumi ini?  Jawabannya mungkin terlalu sulit, bisa jadi setiap orang ada kemiripan atau bahkan sangat berbeda satu dengan yang lain.  Apapun keadaanya, pada umumnya manusia ingin mendapatkan kebaikan, kehidupan, kemakmuran dan pengharapan.

Sebenarnya Natal adalah jawaban atas apa yang dicari dan dirindukan oleh semua orang.  Kenapa bisa?  Apa penjelasan logisnya?  Lihat saja keadaan dunia saat ini.  Anda merasa cuaca tidak menentu, udara kerap kali panas, bumi serasa semakin tidak nyaman dan aman untuk ditinggali.  Lihat saja konflik antar bangsa-bangsa yang tidak kunjung selesai.  Belum lagi ditambah dengan ketegangan antara Korea Utara dan Selatan yang mengimbas kepada Amerika Serikat dan China.  Lihat saja, keadaan Indonesia dan banyak negara lain yang boleh dikatakan tidak stabil, kapan saja bisa rusuh, orang hidup dan berbuat anarki, kekerasan terjadi di mana-mana.  Bila ditambah dengan bencana yang akhir akhir ini terjadi di Wasior, Mentawai, Merapi, Bromo, membuat manusia mencari kepastian di tengah ketidakpastian.
Keadaan dunia yang semerawut, semakin rusak dan tidak ideal tentu saja wajar bila manusia mencari, merindukan dan mengharapkan kebaikan; kehidupan; kemakmuran dan pengharapan.  Yesaya menjelaskan inti dari apa yang dicari manusia sepanjang masa hidupnya.  Yesaya mendapat penglihatan akan hari di mana manusia mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinantikan ditengah-tengah konflik, kekacauan dan ancaman kematian.
Yesaya hidup di jaman di mana Israel Utara mengalami kehancuran karena mengabaikan dan meninggalkan Tuhan Allah.  Kemurtadtan mereka disebabkan karena mereka mau tidak bertobat dari dosa-dosanya.  Israel runtuh di tangan Asyur pada tahun 722 SM.  Di tengah-tengah kehancuran, kenistaan dan rasa putus asa yang bangsa Israel alami inilah Firman Tuhan datang memberikan jawaban dan pengharapan yang nyata.
Bisakah Anda membayangkan keadaan yang tertulis di dalam Yesaya pasal 11?  Kesukaan orang pada umumnya itu makan enak, mendapat angpao, mempunyai kuasa dan pengaruh besar, menikmati hobby-nya.  Tetapi sosok yang dihadirkan dalam nubuat Yesaya pada waktu itu justru menunjukkan hal yang sangat bertolak belakang, kesukaan keturunan Isai ini adalah takut akan TUHAN. 
Banyak penegak hukum saat ini menjalankan tugas mereka secara bias, tidak adil dan tidak jujur.  Bisakah Anda membayangkan suatu hari ketika seseorang di dunia ini menghakimi dengan adil dan jujur?  Bukankah itu yang didambakan dan dibutuhkan dunia ini?  Bisakah Anda membayangkan dunia di mana “serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing” (Yesaya 11:6)?  Bukankah ini seperti mimpi dan sangat indah, ketika yang ada itu perdamaian dan bukan peperangan?  Bukankah dirindukan semua orang ketika mendapat kebaikan dan bukan kejahatan?
Yesaya sebenarnya berbicara tentang sosok Natal sebagai jawaban yang sesungguhnya dicari, dirindukan dan dibutuhkan semua orang (Wahyu 5:5; 22:16; II Tesalonika 2:8; Matius 4:14; Roma 15:12; Yohanes 12:41).  Bayi mungil di Betlehem itulah yang dinubuatkan oleh Yesaya tentang sosok yang dibutuhkan, dicari, diharapkan untuk dapat memberikan pengharapan, kehidupan, kebaikan dan kemakmuran sejati dalam tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali.
Yesuslah pengharapan yang diceritakan oleh Natal.  Tuhan Yesus Kristus datang ke dalam dunia adalah penggenapan dari apa yang dinubuatkan Yesaya dari Allah.  Hari ini tidak semua orang mengerti, memahami, dan mau mempercayai-Nya.  Bagian kita-lah untuk mendoakan, bersaksi, menceritakan kabar baik ini.  Natal bukan tentang konsumerisme, bukan tentang ornamen dan suasana gembira, bukan pula tentang perayaan religi rutin dalam Kristiani.  Natal adalah jawaban dari apa yang sesungguhnya dirindukan dan dicari kita semua.

Maukah Anda meresponi Natal tahun 2010 ini dengan tindakan nyata?  Akankah Anda melewatkan kesempatan yang lebih berharga dari emas dan intan ini di dalam hidup Anda?  Semua ini tidak bisa dibeli dan didapat dengan usaha dan hikmat sendiri.  Semua ini hanya didapatkan dengan hati yang terbuka, mau percaya dan mengundang Tuhan Yesus Kristus bertakhta dalam hati (Efesus 2:8-9; Roma 10:9-10).  Masanya akan tiba dan sekarang sedang berjalan dalam rana waktu, seperti ada tertulis, “Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia”.  Selamat menyambut Natal 2010.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail