VEGETARIAN NATUR MAKANAN MANUSIA?

Vegetarian Natur Makanan Manusia?
(Baca: Kejadian 1:26-31)
 
Apakah benar bahwa manusia diciptakan vegetarian?  Apa dan bagaimana maksud dari hidup tidak memakan daging?  Apakah perbedaan antara vegetarian orang Kristen dengan Budha?
Penciptaan Allah terhadap manusia adalah istimewa dan klimaks dari seluruh karya Allah di alam semesta.  Istimewa berarti Allah sangat mengasihi dan menghargai manusia bahkan menciptakannya dengan karakter Ilahi.  Klimaks berarti Allah menempatkan keberadaan manusia dengan segala sarana dan prasarana yang sempurna baik itu ruang, waktu, terang, gelap, tumbuhan hingga segala jenis hewan.
Karya Allah terhadap manusia dipaparkan kitab Kejadian dengan penjelasan yang lebih banyak dan akurat dari pada ciptaan lain.  Allah memulai dengan hakikat manusia yang diciptakan serupa Dia, artinya memiliki akal budi, karakter dan roh yang kekal.  Allah memberikan misi yang jelas untuk manusia kerjakan dengan mengatur isi alam semesta dengan baik dan bertanggung jawab.  Allah bahkan memberitahukan natur jenis kelamin manusia adalah laki-laki dan perempuan, serta makannya berupa biji-bijian dan buah-buahan.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa manusia pertama dirancang Allah dengan baik dan diberikan makanan yang sehat pula.  Allah memberikan makanan manusia berupa sayuran dan buah-buahan.  Inilah makanan sehat vegetarian.
Berbeda halnya kepercayaan Budha yang menekankan vegetarian dalam rangka mencapai nirwana atau keadaan tanpa keinginan/nafsu.  Makanan lain (selain vegetarian) dianggap memiliki nyawa dan adalah keji apabila dimakan oleh kita.    Kekristenan melihat tubuh manusia perlu dirawat dengan baik, sehat dan bertanggung jawab sebab dirinya adalah bait Allah (I Korintus 6:19), yakni sarana kehadiran Allah di dalam diri orang percaya.  Makanan adalah tetap makanan dan bagian dari alam pemberian Tuhan yang dipercayakan untuk dikuasai manusia.
Bila mengacu kepada peristiwa di mana Petrus boleh memakan daging—termasuk hewan-hewan yang di Perjanjian Lama dianggap najis (Kisah Para Rasul 10) adalah halal, maka semakin jelaslah bahwa di hadapan Allah yang penting bukan menjadi vegetarian atau karnivora, sebab semua inti kehidupan bukan soal makanan (I Korintus 10:23).
Kehidupan manusia pada hakikatnya diciptakan dengan sifat dan perilaku yang mencerminkan keberadaan Allah: kudus, baik dan benar.  Keadaan manusia digariskan sebagai laki-laki dan perempuan secara normal, memakan makanan sehat dan bekerja mengelolah hidup ini berdasarkan talentanya secara bertanggung jawab.  Dengan memelihara kehidupanlah manusia menjumpai naturnya secara tepat dan benar.
Jadi perihal apakah manusia memiliki natur vegetarian adalah sebuah kronologis sejarah yang dalam perkembangannya mengalami perubahan dan kebebasan dalam memilih makanan.  Makanan apapun baik asal dimakan di dalam kekudusan dan bukan kerakusan.  Makanan apapun baik asal tidak merusak tubuh tetapi menjaga kesehatan tubuh.  Setiap orang punya selera.  Di dalam Kekristenan selera itu adalah bagian dari kemerdekaan Kristen yang harus dipergunakan dengan bertanggung jawab dan di dalam kebenaran.  Selamat Makan!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *