THE DARK KNIGHT RISES

THE DARK KNIGHT RISES:
REFLEKSI DUKA COLORADO
(Baca: Markus 7:1-23)
Apa yang kelihatan baik di luar belum tentu baik di dalam.  Seperti itulah gambaran dari penembak yang menewaskan 12 orang (bisa jadi lebih banyak lagi korban) dan melukai lebih 50 orang di Colorado, Amerika Serikat 20 July 2012.  Sembari asyik menikmati film perdana Batman, “THE DARK KNIGHT RISES” yang diputar di Century XVI Aurora; malam itu penonton tidak menyadari bahwa James Eagan Holmes (24 tahun) melemparkan 2 kaleng gas asap hijau dan secara sadis menembaki ratusan penonton.  Semula mereka berpikir bahwa ini bagian dari kejutan perdana untuk hiburan (entertainment); tetapi siapa sangka akan merengut banyak nyawa dari orang tua, anak muda hingga anak kecil berusia 6 tahun.
Peristiwa 7/20 bukan hanya membuat pejabat negara Amerika termasuk Barrack Obama membatalkan kampanye dan menaruh perhatian simpati di Colorado, tetapi juga menjadi perhatian dunia secara luas.  Tragisnya peristiwa ini masih diselubungi banyak misteri dan ketidakpercayaan bahwa hal ini terjadi.  Bagaimana tidak, James Eagan Holmes adalah seorang yang sangat pandai, rajin, dikenal baik, anak orang kaya yang baik-baik.  Bahkan media massa menyoroti diri James tengah menyelesaikan program doktoral di bidang kedokteran.  Apa yang sesungguhnya terjadi??
Tampaknya manusia tidak henti dikejutkan oleh berbagai peristiwa dari hati manusia yang kelihatan “baik-baik” saja dan menjadi kalap seperti monster pengambil nyawa.  Sungguh apa yang kelihatan baik di luar belum tentu sejatinya baik di dalam.  Inilah yang digambarkan oleh Yesus pada waktu melihat sikap sok baik dari para pemuka agama tetapi busuk di dalamnya.
Orang yang kelihatannya baik, belum tentu baik.   Bisa jadi justru yang paling kelihatan baik adalah yang paling jahat.  Orang yang kelihatan garang dan jahat belum tentu juga pasti jahat.  Ada kalanya justru orang yang kelihatannya tidak ramah di luarnya adalah orang yang halus dan baik di dalamnya.  Yesus menggaris bawahi secara tepat dan tajam, bahwa semua ini berasal dari hati.  Dari hati terpancar kehidupan.  Dari hati terpancar sikap yang najis, kejam, jahat dan pembunuh.  
Serombongan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dari Yerusalem pada waktu itu hendak menuding betapa najis dan kotornya pengikut Yesus.  Mereka tidak becermin diri bahwa hakikat kekudusan bukan rutinitas ritual atau tradisi kaku yang kelihatan saleh.  Mereka lupa bahwa kekudusan tidak dapat ditukar dengan ritual cuci tangan sementara hati sendiri belum bertobat dan najis.  Dikatakan belum bertobat karena mereka tidak percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Dikatakan najis karena dosa dalam hati belum dibereskan sementara menuding-nuding sambil menghakimi bak diri suci.
Mengapa James Holmes yang dalam aksi membunuh memakai peran “Joker” di gedung bioskop itu?  Joker adalah karakter tokoh antagonis yang menjadi musuh bebuyutan pahlawan Batman.  Sebenarnya film The Dark Knight Rises yang berdurasi 2 jam 44 menit ini mengetengahkan krisis pahlawan selama 8 tahun dan muncul-lah Bane musuh Batman yang menelanjangi sisi rawan dan lemah dari hero.  Seolah-olah film ini meneriakkan keadaan jaman bahwa manusia butuh hero (pahlawan) dan manusia tidak bisa cuek atau mendiamkan tragedi kejahatan berlangsung terus.  Masyarakat lelah dan muak dengan banyaknya kejahatan, korupsi, kekerasan, ketidak adilan maupun kecurangan yang kalau boleh disimpulkan efek dosa sungguh memuakkan dan menjijikan.
Mengenang tragedi “The Dark Knight Rises” di Colorado, bukan saja keluarga korban yang berduka tetapi setiap kita yang bersimpati turut mendoakan penghiburan, pemulihan dari luka yang dalam tersebut.  Setiap orang termasuk pelaku adalah juga korban dari kekerasan yang menyelimuti kekelaman.  Manusia tidak bisa lari dari kenyataan ini.  Manusia harus menghadapi kenyataan ini dari efek dosa yang mendera, mencabik-cabik hati manusia hingga liar dan buas.
Konon dari salah satu korban yang meninggal ada seorang pemuda yang tadinya selamat dari kasus penembakan di Toronto.  Pada peristiwa di Century XVI, Aurora-Colorado ia menghembuskan nyawanya.  Saya teringat dengan peristiwa bom Marriot di Jakarta (tahun 2009).  Seorang pihak keamanan pernah dulunya terkena imbas dari ledakan teroris dan pada peristiwa bom tahun 2003 sekali lagi ia kena dan terluka walau tidak meninggal.   Ada pula seorang warga negara Indonesia yang dulunya terkena imbas dari Tsunami di Aceh (tahun 2004), selamat.  Kemudian ketika ia pindah ke Jepang terkena sekali lagi Tsunami di Jepang tahun 2011, selamat.  Kalau sudah waktunya hidup itu berakhir, tidak seorangpun berkuasa menahannya lebih lama.
Kita yang masih ada saat ini mendapat kesempatan untuk memastikan bahwa dosa di hati dibereskan sebelum mengakar dan menebar teror dalam diri sendiri, keluarga maupun masyarakat (I Yohanes 1:9). Tidak cukup hanya menjadi orang yang baik-baik saja apalagi kelihatan baik dan saleh.  Mari kita memastikan bahwa hati kita dikuduskan dan dibersihkan dari segala dosa yang merintangi.  Pastikan bahwa Anda mendapatkan yang terbaik untuk pemulihan dan hidup yang baru (Roma 10:9-10).     Pastikan bahwa kita menjalani hidup tidak dengan sia-sia di hadapan Pencipta, sebab waktunya akan datang bagi setiap orang untuk mempertanggung jawabkan hidupnya kepada Penciptanya (Efesus 2:10).  
Oh ya, Kisah Batman seri Trilogi sudah berakhir dalam film yang meraup lebih 30,6 juta US $ sekali tampil midnight perdana.  Akhir dari film “The Dark Knight Rises” adalah akhir dari serial film gubahan Christopher Nolan.  Film itu selesai, pemain dan semua yang terlibat dibayar.  Tetapi kejahatan dalam film itu sebenarnya tidak pernah berakhir dan mencengkeram manusia secara sadis setiap harinya.  Adakah jalan keluar?  Adakah pertolongan?  Adakah akhir?  
 Wahyu 1:8 mengatakan, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha kuasa.”
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *