THE ASSASSINS

The Assassins
(Baca: Kejadian 7:5-16)
Film yang dibintangi oleh Sylvester Stallone (1995) ini mengetengahkan seorang perempuan yang hendak dibunuh karena membawa kode rahasia yang bernilai puluhan juta dollar.  Perempuan ini tidak menyangka bahwa dirinya akan mengalami pencobaan pembunuhan tingkat tinggi.  Tetangga dan sahabat dekatnya dibunuh ketika datang di apartemen perempuan ini. Singkat cerita, Stallone yang tadinya adalah juga pembunuh justru menjadi penyelamatnya.  Stallone menanyakan bila perempuan ini mau hidup maka ia harus mentaati apa yang dikatakan Stallone.
Kisah film di salah satu televisi ini menyiratkan sekilas mengenai arti ketaatan.  Orang yang tidak berpengalaman dapat selamat karena ketaatan kepada orang yang menguasai bidangnya.   Bukankah ini tema klasik mengenai ketaatan?
Nuh taat dengan Tuhan dengan membuat bahtera agar terhindar dari air bah.  Ketaatan bagi orang yang tidak mengetahui masa depan tampaknya hanya membuang-buang waktu.  Ketaatan bagi orang yang tidak beriman tampak seperti lelucon.  Bagaimana tidak, ada orang membangun kapal di atas gunung?  Bisa jadi banyak menertawakan Nuh karena dianggap aneh.
Rupanya ketaatan Nuh menghasilkan buah yang nyata pada waktunya.  Nuh bukan taat kepada sembarangan orang, tetapi taat kepada Tuhan Sang Pencipta alam semesta.  Nuh taat kepada Tuhan dengan kesabaran dan penantian.  Inilah suatu pengharapan yang menguatkan.
Ketaatan Nuh membawa sejumlah binatang jantan dan betina tetap hidup dan dapat melangsungkan keturunan di kemudian hari.  Ketaatan Nuh membawanya menggenapi misinya di dunia.  Ketaatan Nuh membawa keluarganya diselamatkan.  Bahkan ketaatan Nuh juga berhasil membawa para menantunya turut diselamatkan.
Hari ini bila ditanya: Apakah Anda ingin diselamatkan Tuhan Yesus Kristus dan masuk surga?  Apakah Anda ingin keluarga besar Anda juga turut diselamatkan dan masuk surga kelak?  Semua orang pada umumnya ingin selamat, tidak ada orang yang ingin masuk neraka dan menderita selamanya.
Belajar dari ketaatan Nuh, kita pun dapat belajar taat kepada Tuhan melalui Firman-Nya di Alkitab.  Firmannya banyak memberikan perlengkapan bagi kita untuk bertumbuh dan sekaligus mendorong kita untuk membawa keluarga kita percaya Tuhan.  Meskipun hal ini tidaklah selalu mudah, namun melalui doa dan kesabaran yang terus menerus maka perjuangan untuk membawa orang selamat adalah suatu kemungkinan.
Kakak pembina Kelompok Tumbuh Bersama saya di remaja dahulu pernah bercerita bagaimana ia merindukan ayahnya boleh percaya Yesus.  Ia berdoa dan terus berdoa.  Sampai pernah diceritakannya bahwa ia terkadang hampir putus asa kenapa ayah tidak juga mau menerima Yesus.  Setelah 25 tahun menanti, akhirnya ayahnya percaya dan menerima Tuhan Yesus Kristus.  Sungguh suatu sukacita besar!
Hari ini, adakah diantara keluarga kita yang belum percaya Yesus?  Mungkin itu orang tua, kakak, adik, anak ataupun ponakan-ponakan.  Marilah kita terus mendoakan dan berusaha dengan hikmat Tuhan untuk memberitakan Injil.  Jika Tuhan berkenan dan orang yang kita kasihi terbuka terhadap keselamatan, maka mereka menjadi bagian dari warga negara kerajaan Allah.  Saya turut berdoa buat Anda.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *