JOURNEY OF LIFE WITH GOD

JOURNEY OF LIFE WITH GOD

(Psalm 90:12)

psalm 90_12

       What’s going to happen in 2017? Some people predict that there will be a new cold war between U.S and Russia, ISIS will morph fully into a social media presence, ice in the Artic sea will continue to melt, but it will not as simple as the hypothesis that the globe is getting warm. Are you worried and afraid about the future?

       The Bible says at Psalm 90:12, “Teach us to number our days, that we may gain a heart of wisdom.” When Moses said this prayer, he had already experienced more than 80 years of difficulty in life. Surprisingly, Moses was not asking God for more money, good health or even bigger popularity. Moses knew that all of these things the world looks for are temporary things, which will end with trouble and sadness. That’s why Moses prayed to God to give him the heart of wisdom. The heart that appreciate God’s grace; the ability to see the priority between mortal and eternal; and the willingness to do God’s Word.

       Abraham didn’t wait for Isaac to be born before begining to travel to the Promised Land.  Noah didn’t wait for rain to to build the ark. Joshua didn’t wait for the walls of Jericho to fall down before he started marching. Daniel didn’t check to see if the lions were hungry before he broke the king’s new law by praying to the true God.

       May we learn from the Moses’ prayer where he prayed:  “Teach us to number our days, that we may gain a heart of wisdom.” I pray that God gives us all a heart to appreciate God’s grace. May God grant us the ability to see situations in life not just in the present, but as they relate to eternal matters.  And, may God greatly encourage you and me that our labor in Christ is not vain. As we enter 2017, let’s live for God, depend on God, and trust God. Amen.

LET’S LIVE FOR GOD, DEPEND ON GOD AND TRUST GOD

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

RAHASIA HIDUP YANG DIKUATKAN

RAHASIA HIDUP YANG DIKUATKAN

(Baca: Roma 15:13)

roma

       Apakah Anda merasa hidup ini sulit? Apakah yang Anda inginkan yang baik itu tidak terjadi? Seolah hari depan tidak bersahabat dengan Anda? Apabila jawabannya ya, maka Ayat Firman Tuhan ini tepat buat Anda. Hidup terkadang tidak semudah seperti yang kita pikirkan. Ada banyak masalah yang membuat kita tidak senang, sedih bahkan merasakan putus asa.

       Rasul Paulus kepada jemaat di Roma menyingkapkan rahasia hidup yang dipenuhi pengharapan, sukacita dan damai sejahtera. Di balik kelemahan orang-orang percaya, Paulus justru melihat orang-orang yang kuat karena mempercayakan diri kepada Tuhan. Ayat Alkitab versi NIV bahasa Inggris menyebutkan frasa “as you trust in Him”, mengandung makna penyerahan hidup kepada Tuhan menghasilkan kelimpahan sukacita, damai sejahtera dan pengharapan. Inilah mujizat Tuhan!

       Apa rahasia hidup yang dikuatkan? Uniknya adalah bukan dengan dikabulkannya semua yang kita inginkan, atau semua permasalahan berjalan lancar tanpa kendala. Paulus justru mengajak orang percaya untuk tindakan sederhana, yakni saling jadi berkat. Barusan saya mendapat pesan singkat yang menarik tentang kebersamaan.

      Kenapa hujan itu menyenangkan? Karena turunnya ramai-ramai. Kalau turunya hanya setetes demi setetes namanya gerimis.

Kenapa nasi itu mengenyangkan? Karena disajikan ramai-ramai. Kalau hanya satu butir saja di atas piring tentu kita kebingunan mau makan apa? Lapar.

Gigi itu berguna karena ramai-ramai berbaris rapi. Kalau gigi berbaris sendirian namanya ompong. Sulit bicara, sulit mengunyah dan terasa ganjil kalau tertawa.

Demikian pula dengan belajar dan bekerja sama dalam tim secara terarah dan terkoordinasi tentu akan cepat selesai dan lebih ringan dari pada dikerjakan sendiri.

       Itulah sebabnya Paulus menyebutkan rahasia sukacita, damai sejahtera dan pengharapan di dalam Tuhan dipraktikkan dengan tindakan positif yang sederhana, dari pada mencari kesenangan sendiri lebih baik mencari kesenangan bersama yang baik, berguna dan memuliakan nama Tuhan. Anda mau mempercayakan seluruh hidup ini kepada Tuhan? Mulailah dengan meninggalkan kekuatiran, kepahitan dan melulu kesenangan diri dan belajar jadi berkat bagi sesama. Kiranya Tuhan menguatkan hidup Anda dengan kasih karunia-Nya. Amin.

 

HIDUP SENDIRIAN DAN MENYENDIRI ITU GARING, TETAPI HIDUP BERSAMA TUHAN DAN BERSANDAR PENUH KEPADANYA TERLETAK SUMBER SUKACITA, DAMAI DAN PENGHARAPAN.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TERORIS SALAH SASARAN

TERORIS SALAH SASARAN

(Matius 5:10)

IMG-20160114-WA0018

 

       “Salah sasaran apabila Teroris mau menyerang Indonesia”, itulah salah satu komentar netizen di hari penyerangan Teroris di Thamrin, Sarinah- Jakarta pada 14 Januari 2016. Terorisme oleh pakar akademisi Alex Schmid dan Berto Jongman, didefinisikan secara konsensus sebagai metode menciptakan rasa cemas dan takut oleh per-orangan atau kelompok atau dalang yang lebih besar di baliknya dengan tujuan spesifik, bersifat kriminal dan atau dengan alasan politis.

       Kalau negara maju seperti eropa, Perancis, Inggris, dll. diserang maka sebagian besar warganya yang sudah terbiasa aman dan nyaman akan menghasilkan sikap yang diharapkan oleh Teroris sendiri, yakni takut, cemas, paranoid, hingga anti terhadap agama Islam.

       Tetapi bagaimana kalau di Indonesia? Di Jakarta yang namanya copet, rampok, pembunuhan dan penculikan saja ada. Warga ibu kota terbiasa dengan mobilitas tinggi dan cermat membaca situasi. Ketika Indonesia diserang, maka yang terjadi adalah justru rasa persatuan, semakin terjalin kerjasama dan persahabatan antara Muslim dengan agama-agama lain. Banyak respon orang di media massa, facebook, Twitter, dsb dapat disimpulkan: terkejut, berdoa, tidak takut dan melanjutkan aktivitas kerja setiap hari.

       Dalam Alkitab frasa “Jangan takut” tercatat 2.966 kali, itu artinya bahwa dari pada manusia hidup dalam rasa takut, lebih baik hidup mempercayai Tuhan (trust and obey God)yang sanggup memegang hari esok. Lebih unik lagi, justru ucapan bahagia di Matius 5 menyiratkan dengan jelas apabila orang percaya yang sungguh mengikut Tuhan tetapi mengalami penderitaan dan penganiayaan disebut bahagia. Mengapa? Mengapa tidak disebut “Ucapan Takut”, “Takutlah orang yang menderita dan dianiaya”? Disebut bahagia bukan karena gila atau tidak waras tetapi lebih kepada cara pandang hidup yang mempercayai Tuhan. Tuhan melihat dan belum selesai bekerja. 

       Kalau teroris mengancam dan menyerang dengan tujuan menawarkan rasa takut, cemas dan paranoid kepada dunia. Firman Tuhan memberikan kalimat penyejuk, penguat dan penyemangat. Dari pada kita menelan rasa takut, lebih baik merangkul kekuatan iman. Mari kita melanjutkan aktivitas pekerjaan kita masing-masing secara benar dan menjadi berkat. Seperti ada pepatah, “Anjing menggonggong, khafilah berlalu”. Buang rasa takut seperti yang diharapkan terorisme dan lanjutkan kehidupan.

YANG DIINGINI TERORISME ADALAH RASA TAKUT, YANG DITAWARKAN ALKITAB ADALAH RASA LEGA MENGIKUT TUHAN

radikalisme

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail