500 JUTA AIRBNB PALSU

 

Rp.500 JUTA Airbnb PALSU

(Baca: Amsal 1:32-33)

Belajar berhikmat

 

       Niatnya mau berlibur, tetapi sebelum hari libur tiba sudah terkena musibah. Inilah yang dialami seorang ibu bernama Cho (asal Korea Selatan). Setelah 14 tahun menjadi ibu rumah tangga dan bersusah payah membesarkan anak-anak. Pada usia ke 41, suaminya memberi hadiah spesial yakni liburan ke Paris selama 7 bulan sambil belajar memasak di Lee Cordon Bleu. Niat hati mau untung tapi malah buntung. Ia berpikiran dengan berhemat sewa akomodasi Airbnb, tetapi tanpa sadar tertipu oleh Airbnb palsu lebih Rp.500 juta (http://www.tnp.sg/news/singapore/singapore-housewife-loses-51k-fake-airbnb-site).

       Apa yang dialami oleh Cho adalah contoh nyata korban penipuan di dunia maya. Tidak seorang pun yang kebal dari kelemahan, namun setidaknya kita perlu ingat pepatah, “Too good to be true” (Penawaran yang terlalu menggiurkan, biasanya adalah tipuan). Kata-kata bijak dilontarkan oleh hikmat yang berseru-seru kepada anak manusia agar tidak menjadi korban kerugian oleh kebodohan dan kebebalan. Uniknya hikmat itu tidak muncul dari seberapa berumur seseorang, atau seberapa tinggi pendidikannya melainkan dimulai dari hati yang takut akan Tuhan. Dari hati yang takut akan Tuhan inilah orang percaya belajar tidak tergiur dan terjebak dalam rancangan penipuan karena ia tetap berjalan lurus di dalam kebenaran.

       Pihak kepolisian tempat di mana Cho melapor, memberikan sejumlah tips bagi setiap orang agar terhindar dari penipuan online. Diantaranya: abaikan panggilan telepon tidak dikenal. Penipu dapat menggunakan teknologi untuk mengelabuhi calon korban seolah dihubungi dari tempat di mana kita mengadakan transaksi. Abaikan transfer uang yang diminta lewat telepon, khususnya transfer pada bank account pihak ketiga. Jangan berikan identitas diri seperti informasi Paspor, nomor identitas diri, maupun kartu kredit via telepon karena hal ini dapat dipakai oleh orang tak bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan kriminal. Kiranya Tuhan menolong kita belajar berhikmat. Kiranya Tuhan menjauhkan kita dari jebakan penipuan. Amin.

“TOO GOOD TO BE TRUE”, PENAWARAN YANG TERLALAU MENGGIURKAN BIASANYA ADALAH PENIPUAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

JUJUR MENGUBAH NASIB?

JUJUR MENGUBAH NASIB?

Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya (Amsal 11:3a).

 gold

 

       “Kejujuran Ubah Hidup Wanita Pemulung ini”, itulah tajuk berita di Viva.co.id mengutip ulang Daily Mail (23 Mei 2015) yang menarik perhatian saya. Ana dos Santos Cruz, terpaksa menjadi pemulung untuk menghidupi anaknya yang berusia 3 tahun, karena suaminya sedang dalam penjara.

       Ketika mengais di pembuangan sampah Barretos (dekat Sao Paulo), Ana menemukan amplop berisi cek dalam plastik senilai £.52.000 atau lebih Rp.1 milliar. Ternyata cek ini adalah donasi untuk Rumah Sakit Kanker Barretos. Karena kesalahan petugas rumah sakit, maka terbuang di tempat sampah. Ana tidak tergiur untuk mengambil cek itu, tetapi justru mengembalikan ke Rumah Sakit yang dirasa lebih membutuhkannya.

       Berita kejujuran Ana segera menyebar dan membuat 1 pusat perbelanjan mengundangnya sebagai bintang kampanye iklan TV & Reklame. Ana mengatakan, “Saya sebelumnya tidak dilihat orang, tapi kini orang minta tanda tangan saya, bicara dengan saya di Face Book”  Ya, itu semuanya berkat kejujuran yang mengubah kehidupannya.

       Kisah nyata di atas sungguh bertolak belakang dengan banyak keadaan di sekeliling kita jaman ini. Apakah benar, kejujuran mengubah nasib hidup? Kenapa banyak orang jujur seolah “ajur” (hancur/rugi)? Apa kata Firman Tuhan tentang hal ini?

       Amsal 11 ditulis oleh raja Salomo, yang dikenal sukses oleh dunia karena memiliki banyak harta, takhta dan wanita. Ia menyimak kehidupan dan merasa muak dengan kegemerlapan dunia tetapi kosong (Baca Pengkhotbah 1-6). Salomo mencari nilai hidup dan membandingkan jalan yang benar dan salah, baik dan buruk, serta konsekuensinya. Integritas orang jujur membuatnya berada di jalur yang benar (Amsal 10:3a).

      legacy honest Kejujuran tidak serta merta mengubah nasib, tetapi memastikan orang tersebut berada di jalur berkat Tuhan. Sebaliknya, ketidak-jujuran Walau terkesan cepat untung namun sedang menghancurkan jalan hidupnya sendiri. Kiranya Tuhan menolong kita cerdik dan “lihai” seperti ular tetapi tetap jujur dan tulus seperti merpati.

Disadur dari tulisan: Bp. Surya Wiraatmadja

 

JUJUR TIDAK SERTA MERTA MENGUBAH NASIB ORANG, TETAPI MEMASTIKAN BERADA DI JALUR BERKAT TUHAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail