KERENDAHAN HATI

KERENDAHAN HATI

(Baca: Mazmur 22:27)

rendah hati

       Apa reaksi orang pada umumnya apabila disakiti? Saya terpikir kata, “marah”, dan  “membalas”. Mari kita melihat bagaimana respon Yesus ketika disakiti sedemikian rupa mulai dari diejek, diludahi, dicambuk hingga disalibkan.

Ada 7 perkataan Yesus ketika berada di kayu salib:

  1. Ya, Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan (Lukas 23:34)
  2. Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus Lukas (23:43)
  3. Ibu, inilah anakmu! … Inilah Ibumu! (Yohanes 19:26-27)
  4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46)
  5. Aku haus (Yohanes 19:28)
  6. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku (Lukas 23:46)
  7. Sudah Selesai (Yohanes 19:30).

       Semua perkataan ini menunjukkan teladan kerendahan hati sejati. Mengapa? Pertama, Yesus Kristus masih memikirkan orang lain ketika disakiti. Tiga perkataan pertama Yesus di kayu salib berbicara tentang: pengampunan terhadap orang yang menyakiti, penerimaan terhadap orang yang bertobat, dan pengaturan hidup sebagai keluarga Allah diantara umat percaya. Hal utama yang diucapkan Yesus bukan mengomel,  atau memerintahkan bala tentara malaikat menghabisi semua yang sudah menyakiti-Nya namun Kristus masih memikirkan kebaikan orang lain.

       Kedua, Yesus Kristus mengekspresikan keadaan diri apa adanya yang sehat. Saya bukan ahli psikologi, namun pembelajaran di mata kuliah sarjana, master dan kuliah online di sejumlah universitas Eropa dan Amerika Serikat, tidak berlebihan apabila saya menyimpulkan bahwa Yesus memiliki respon psikologis tersehat yang dimiliki oleh manusia. Yesus tidak segan meng-ekspresikan rasa gembira, sedih, menangis, marah, sakit dan perasaan sepi ditinggalkan. Ia tidak menutupi dengan topeng sikap sok jago, sok kuat, sok gagah. Yesus meneladankan mekanisme dasar konseling dan terapi kesehatan jiwa  yang paling muktahir.  Inilah kerendahan hati sejati yang menyembuhkan.

       Ketiga, Yesus Kristus menyatakan komitmen full pada kehendak Tuhan. Dua perkataan salib terakhir adalah sebuah penyerahan diri bukan pengakuan kalah. Sejak datang ke dunia, Yesus punya visi dan misi jelas untuk menggarap komitmen Allah bagi manusia. Yesus menyelesaikan dengan tuntas sehingga ada jalan keselamatan hidup sorga dan pemulihan relasi yang rusak antara manusia dengan Allah.

       Tahukah Anda, apa yang menguatkan iman percaya seseorang? Bagaimana memperoleh kehidupan yang dikuatkan Tuhan?  Jawabannya  bukan sikap merasa diri kuat, sandar diri, tetapi sikap rendah hati. Orang yang rendah hati akan makan kenyang, orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia!

SIKAP RENDAH HATI TAMPAKNYA LEMAH, TETAPI KUAT; KELIHATAN SEPERTI DIBAWAH TETAPI SESUNGGUHNYA ADA DI ATAS

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

RAJA MENYAMAR SEBAGAI ORANG BIASA

RAJA MENYAMAR SEBAGAI ORANG BIASA

(Baca: Matius 22:34-40)

… Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup (Lukas 10:28)

sky kingdom

 

       Ratusan tahun lampau, seorang raja mengeluarkan dekrit kepada orang-orang di kerajaannya, “Hormatilah raja dan hargai orang sekitarmu!”. Setelah itu raja ini menyamar sebagai rakyat biasa bersama pengawal pribadinya yang juga menyamar. Raja ingin melihat secara natural kehidupan rakyat dan pemerintah di tingkat bawah.

       Ketika masuk ke sebuah depot, raja yang biasa dilayani dengan spesial dan serba mewah ini justru memesan makanan seperti kebanyakan orang di sana. Ia bahkan menuangkan teh hangat kepada pengawalnya. Terkejut dan segan luar biasa, pengawal yang biasanya langsung bersujud dan menyembah jadi kebingungan harus bagaimana. Ia tidak ingin merusak rencana penyamaran. Akhirnya ia memberikan kode mengetuk jari telunjuk dan tengah sebagai tanda bahwa ia sangat berterima kasih.

       Ada aura yang berbeda dari seorang “asing” di distrik tersebut. Sebagian kecil orang mengetahui bahwa orang “asing” ini spesial, tetapi sebagian orang termasuk polisi dan pejabat setempat curiga bahwa orang “asing” ini bukan orang baik, dari luar, bermaksud jahat dan hendak dibereskan. Pejabat setempat tidak dapat menandingi kesopanan dan kerendahan hati orang “asing” ini. Polisi akhirnya hendak menjebak dan bertanya, “Tampaknya kamu bukan orang kerajaan di sini! Coba tunjukkan apa dekrit terbaru kerajaan? Kalau kamu tidak bisa menjawab, masuk penjara! Tunjukkan identitasmu!

       Pengawal raja sangat marah atas kekurangajaran polisi setempat dan hampir terjadi perkelahian. Raja menahan reaksi pengawal dan berkata kepada polisi, “Hormatilah raja dan hargai orang sekitarmu! Itu diucapkan satu minggu yang lalu di depan balai Agung Kerajaan yang disaksikan semua utusan tinggi pejabat provinsi dan berlaku bagi semua orang di kerajaan.” Lalu orang “asing” ini mengeluarkan identitas diri berupa lempengan logam emas kerajaan. Kontan, semua orang yang ada di situ terkejut, termasuk polisi ini yang terperangah dan gemetaran sambil bersujud dan mohon ampun.

       Ilustrasi di atas hanya sebuah cerita untuk menggambarkan kurang lebih sikap negatif orang-orang Farisi dan Saduki kepada Yesus Kristus. Mereka iri, benci, prasangka negatif dan bahkan hendak menjatuhkan orang “asing” (Yesus Kristus) ini karena Yesus telah menarik hati rakyat dan menghadirkan Firman Tuhan lebih dahsyat (Bdk.Matius 22:23-46).

       Ahli Taurat (yang seharusnya diidentikan dengan pejabat Kerajaan Allah) menginterogasi Tuhan dan Raja-Nya sendiri mengenai apa yang paling utama dalam pembelajaran Taurat dan Kitab Para Nabi. Mereka sebenarnya sudah tahu apa jawabannya. Saya membayangkan Yesus tersenyum dan berkata, “Kasihilah Tuhan Allahmu total dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Pada saat yang bersamaan hidup “para pejabat kerajaan Allah” ini lebih difokuskan pada kegiatan religius, fanatik fatalisme, dan hatinya jauh dari kasih.

       Apa jadinya bila Tuhan Yesus Kristus pada saat itu juga langsung menunjukkan kuasa dan kebesaran Ilahi sambil berkata, “lho, itu kan Firman-KU?! Engkau hendak mencobai Allah?” Bisa dibayangkan seperti polisi setempat dalam cerita di atas, para ahli Taurat, Farisi bahkan Saduki bakal bersujud dan gemetaran berhadapan dengan TUHAN Pencipta alam semesta.

       Hari ini kebenaran universal yang sama berlaku. Kita hidup di jaman yang diliputi prasangka negatif, kebencian, sakit hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri dan nafsu. Ini yang membuat kita cenderung menolak Firman Tuhan dan berkata, “Kamu tahu apa tentang hidup? Kamu tahu apa tentang prioritas hidup?” Yesus pun menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39).

 

HIDUP ITU DIUKUR DARI DALAM HATI MENGALIR KE PERBUATAN

 

the Story

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

SAKIT SEMBUH

SAKIT SEMBUH

Baca: II Raja-raja 20:1-11

“… Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau” (II Raja-raja 20:5b).

2

 

 

       Anda pernah sakit dan sembuh? Sakit adalah manusiawi sebab manusia hidup di dunia yang tidak sempurna, di tengah bakteri dan virus. Tetapi sakit dapat membawa kita lebih dekat atau justru jauh dari Tuhan.

       Itulah yang dialami oleh raja Hizkia, seorang pengikut Tuhan seperti Anda dan saya. Ia menyembah Tuhan, melayani, bahkan mengalami mujizat Tuhan yang luar biasa (II Raja-raja 19), tetapi juga sekaligus punya kelemahan dan kesalahan (II Raja-raja 20:12-19). Waktu itu bahkan ia sakit parah dan hampir mati (II Raja-raja 20:1). Hizkia berdoa dan Tuhan menjawab, “SEMBUH!” Dalam keadaan sakit Hizkia memilih mencari Tuhan.

       Baru-baru ini saya sakit. Otot-otot pegal, kepala berat, demam, mual dan muntah hingga berdarah tentu sangat tidak nyaman dan harus dipaksa istirahat. Ada pepatah mengatakan, “Apabilah Anda terlalu pelit mengambil waktu istirahat, maka sakit akan memaksa Anda beristirahat.” Inilah yang saya alami karena berpikiran terlalu sayang membuang waktu untuk santai sementara ada banyak hal yang bisa dilakukan.

      3 Hidup dan mati memang milik Tuhan. Sakit dan sembuh sebenarnya adalah hak Tuhan yang memberi. Manusia hanya berusaha, baik dengan obat-obatan, istirahat maupun gaya hidup sehat. Sakit mengingatkan kita untuk lebih cari Tuhan atau marah dengan Tuhan; membuat kita refleksi kebodohan diri yang kurang bisa atur waktu atau menyalahkan virus/bakteri dari orang lain. Hizkia cari Tuhan dan disembuhkan. Sebagian orang lain tidak percaya Tuhan juga Tuhan kasih kesempatan untuk sembuh. Kesembuhan tidak hanya tergantung dari kepercayaan kita sebab itupun pemberian Tuhan.

       Berbahagialah orang yang berpikir positif dan justru mengandalkan Tuhan di tengah-tengah kesulitan termasuk sakit. Doa saya Tuhan menyembuhkan Anda yang sakit, menguatkan Anda yang imannya bimbang dan menyemangati Anda yang sehat untuk menghargai anugerah Tuhan yang indah. Amin.

 

SETIAP HAL YANG TUHAN IJINKAN TERJADI MENGAJAR KITA SIAPA TUHAN DAN SIAPA KITA SESUNGGUHNYA

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail