AKHIRNYA HACHIKO BERTEMU TUANNYA

AKHIRNYA HACHIKO BERTEMU TUANNYA

Baca: Lukas 24:13-35

Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: Ikulah Aku (Yohanes 21:22).

hachiko

 

 

       Mungkin banyak dari kita yang sudah pernah mendengar kisah Hachiko, anjing setia sampai akhir. Setelah terpisah sekitar 90 tahun akhirnya Hachiko bertemu dengan pemiliknya Profesor Hidesaburo Ueno. Inilah patung perunggu 1,9m berberat 280 kg yang diresmikan di halaman Today sebagai peringatan makna kesetiaan.

       Kisah nyata Hachiko berawal dari kematian Profesor Ueno (1925) ketika mengajar sebagai dosen Teknik Pertanian Universitas Tokyo. Setiap hari Hachiko menunggu tuannya di depan stasiun Shibuya hingga matinya 10 tahun kemudian. Kisah sedih bermakna persahabatan, keselarasan hubungan dan kesetiaan ini ditandai dengan patung Hachiko di depan pintu keluar stasiun Shibuya dekat Koban (kantor Polisi). Kisah ini serasa belum lengkap sampai dibuat patung pertemuan imajiner antara Hachiko dengan Ueno 03 Maret 2015.

       Perpisahan dengan orang yang dikasihi memang sangat menyedihkan dan berat untuk dijalani, terlebih apabila kedua belah pihak memiliki relasi yang dekat. Itulah yang juga terjadi kepada 2 murid Yesus dari Emaus. Kesedihan membuat mereka “buta” pengharapan hingga tidak melihat Yesus yang mati disalib sudah bangkit menjumpainya (Lukas 24:16). Sentuhan Firman Tuhan yang keluar dari ucapan Tuhan Yesus membuat hati kedua orang itu dipulihkan, dicelikan, dilegakan dan dikobarkan dengan berapi-api.

       hachiko2Kalau cerita Hachiko dengan Ueno ditutup dengan pertemuan imajiner happy ending, maka tidak perlu hubungan manusia dengan Tuhan hanya sebatas imajiner. Sebagian orang merasa Tuhan itu tidak ada alias dongeng jaman dulu. Tuhan dianggap barang imajiner. Tidak halnya dengan 2 murid Emaus yang melihat dan mengalami langsung Tuhan yang hidup. Anda ingin mengalami pemulihan, pencerahan, dan hati yang dikobarkan? Kembalilah kepada Firman Tuhan yang tertulis di Alkitab dan jumpai Tuhan yang hidup ini sekarang juga. Rasakan damai-Nya. Nikmati pertemuan dengan-Nya dalam keheningan sapaan. Tuhan tidak jauh, hanya sebatas doa.

 

PERTEMUAN DENGAN TUHAN YANG MEMULIHKAN, MENCERAHKAN DAN MENYEMANGATI MANUSIA DAPAT DIAKSES DENGAN IMAN.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MENGUPAS ARTI PERSAHABATAN

 

 

MENGUPAS ARTI PERSAHABATAN
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran.” Amsal 17:17
Orang seperti apakah yang menjadi teman dekatmu?  Pendiam atau yang suka bicara?  Jika anda seorang pendiam kemungkinan lebih suka mencari teman bicara yang ramai; demikian pula sebaliknya: orang yang ramai cenderung suka mencari teman yang pendiam. 
Terlepas dari kebalikan sifat atau jenis kelamin, pada umumnya kita mencari orang yang memenuhi kebutuhan kita, dan bisa jadi justru orang yang mempunyai kecocokan dengan diri kita.  Kecocokan itu dapat berupa kegemaran; keahlian; kerohanian; karakter maupun kebiasaan.  Sering juga persahabatan terjalin akrab karena nyambung-nya bicara; pemikiran maupun tujuan.
Persahabatan seringkali ditandai dengan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.  Hubungan timbal balik dapat terjadi karena senasib sepenanggungan.  Ada pula hubungan kesalingan ini dimulai dari salah satu pihak yang berinisiatif  untuk berbuat baik kepada orang lain terlebih dahulu.  Apapun penyebab dan alasannya; persahabatan muncul dan berkembang sejalan dengan kesalingan yang menguntungkan ke dua belah pihak.
Kata “sahabat” dalam ayat di atas mempunyai pengertian adanya sikap menghormati; menghargai; mencari kesejahteraan/kebaikan kawannya.  Rupanya kesalingan dalam persahabatan di kitab Amsal ini dilandasi dengan motivasi tersebut.  Hubungan yang kokoh kerap kali memang didasari dengan kasih yang menaruh respek.  Dua orang teman yang mendasarkan hubungan hanya pada minat tanpa adanya rasa hormat dan penerimaan, kerap kali menimbulkan konflik; ketersinggungan dan kekecewaan.  Persahabatan yang tidak mempunyai landasan kuat tidak akan bertahan lama dalam permasalahan dan perbedaan.
Ada sebuah cerita mengenai sejumlah burung yang terbang dengan formasi V. Diantara sejumlah burung yang terbang itu ada seekor burung dengan suara jelek dan gaya terbangnya payah.  Pada waktu sedang terbang, ada pemburu menembak salah satu burung tersebut.  Komandan burung memerintahkan dua ekor burung lain untuk menolong dan mendampingi burung yang jatuh tertembak itu.
Dalam cerita ini ke dua burung yang diutus untuk menolong burung yang tertembak tidak jadi menolong justru melarikan diri.  Ke dua burung itu ketakutan dengan letusan bertubi-tubi dari pemburu.
Melihat keadaan itu, burung dengan suara jelek dan gaya terbang yang payah merasa kasihan dan turun menolong burung yang tertembak.  Pada akhir cerita, burung ini sekalipun suara jelek dan gaya terbangnya payah, dia menjadi pemimpin dari kelompok burung lain. 
Cerita ini mengekspresikan bagaimana persahabatan yang baik itu dilukiskan.  Ada orang yang hanya menolong sahabatnya atas perintah orang lain atau karena menguntungkan diri.  Jika tidak membawa keuntungan, pastilah sahabat itu ditinggalkan.  Ada pula orang yang mendasari persahabatannya karena kasih yang menaruh respek.  Persahabatan seperti ini tidak jarang menghasilkan kesetiaan dan keakraban yang dalam. 
Terlepas dari kelemahan dan kekurangan, persahabatan yang didasarkan pada kasih yang hormat menembus batas kepicikan dan menghasilkan kebaikan yang benar.  Persahabatan sejati ini sudah diteladankan oleh Yesus Kristus kepada kita, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.  Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15:13-14). 
Yesus Kristus memberikan teladan persahabatan sejati melalui pengorbanan diri-Nya.  Inilah bukti nyata Allah yang berinisiatif mau bersahabat dengan manusia.  Ini pula dasar yang kuat persahabatan antara sesama orang percaya, yakni Kristus Yesus yang sudah mati dan bangkit buat kita.  Yesus Kristus mau menjadi sahabat Anda dan saya.  Maukah Anda menerima jenis persahabatan ini?
Bila ya, maka kita harus masuk dalam dimensi persahabatan yang berbeda dengan cara pandang dunia.  Jenis persahabatan ini bukan angan-angan, bukan pula cari untung, tetapi persahabatan yang ditindaklanjuti dengan melakukan apa yang Tuhan kehendaki.  Persahabatan dengan Allah dan atas inisiatif-Nya ini harus diresponi dengan kasih yang menaruh respek.  Bilah kita mau bersahabat dengan Allah, maka kita harus menaruh sikap respek/hormat kepada-Nya.  Respek itu diwujudkan secara nyata seperti yang Tuhan Yesus mau, “… jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”
Maukah Anda menjadi sahabat Allah?  Maukah Anda menjalani persahabatan yang kekal ini?  Yuk, kita bersama-sama belajar menjalani relasi persahabatan seperti yang diinisiatifkan Yesus.  Selamat berproses! 
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail