HIDUP KOQ NGE-GHOSTING?

Hidup Koq Nge-Ghosting?

(Baca: Yesaya 5:1-7)

Pernakah Anda meng-ghosting atau justru korban ghosting? “ghosting” adalah istilah populer yang mengacu pada tindakan menghentikan komunikasi secara mendadak. Bahasa sederhananya, hilang begitu saja tanpa kabar. Istilah ini bisa muncul di konteks persahabatan, percintaan atau bahkan pekerjaan.

Menurut survei yang diungkap Kristina Rodulfo pada 29 maret 2016 bahwa 80% millenial di Amerika Serikat pernah menjadi korban ghosting. Korban yang paling banyak terluka akibat ghosting adalah wanita. Kalau bahasa gaulnya, “sakitnya tuch di sini (hati)”.

Perasaan ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi adalah menyakitkan. Inilah yang diungkap oleh Yesaya (740 S.M), bagaimana perasaan Tuhan ketika Israel membelakangi-Nya. Israel sudah dilindungi dan diberkati Tuhan tetapi umat-Nya hidup tidak berbuahkan kebaikan dan kebenaran. Yesaya menceritakan dalam perumpamaan kebun anggur yang buahnya mengecewakan.

Pada umumnya kalau kita sudah berjerih lelah dengan sesuatu, kita mengharapkan hasil yang baik. Orang tua bekerja keras menafkahi keluarga tentu dengan harapan anak-anaknya berhasil jadi baik. Pelajar bekerja keras menyelesaikan tugas tentu dengan harapan mendapatkan nilai yang baik bukan kegagalan. Demikian juga Tuhan yang sudah menciptkan dan memberkati manusia memiliki pengharapan umat-Nya menjadi lebih baik dan berbuah lebat.

Ada beberapa pertanyaan yang perlu kita renungkan: Apakah kita belajar mensyukuri semua berkat Tuhan atau menganggap itu biasa saja? Apakah kita menjadi orang Nasrani yang begitu-begitu saja tanpa berbuah lebat memuliakan nama-Nya? Apakah yang kita sedang lakukan beberapa waktu ini adalah kebenaran dan kebaikan atau justru kelaliman dan keonaran? Apakah akhir-akhir ini kita jauh dari Tuhan? Hilang begitu saja tanpa kabar, tanpa saat teduh, tanpa doa. Jangan tunggu giliran Tuhan yang cuekin kita, baru tau rasa! Kiranya Tuhan menolong kita memiliki relasi yang akrab dengan-Nya.  Amin.

SETIAP RANTING PADAKU YANG TIDAK BERBUAH, DIPOTONG-NYA

Yohanes 15:2a
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KAPAK YANG TUMPUL

KAPAK YANG TUMPUL

(2 Timotius 3:15-17)

sharpening

       Seorang reporter lokal hendak meliput kehidupan penebang kayu yang jujur, yang menebang sesuai ijin dan dalam jumlah yang optimal. Kemudian reporter ini mendekati seorang bapak dan berkata, “Pak, boleh saya wawancara?” Tanya reporter lokal ini. “Saya tidak waktu! Lain kali saja!” ujar bapak ini dengan wajah cemberut.

       Reporter yang cermat ini bukan hanya bertanya, tetapi juga mengamati bapak tersebut beserta peralatannya. Ia lihat bahwa kapak itu sudah tumpul. Reporter mudah ini mengatakan, “Bagaimana kalau diasah dulu kapaknya pak?”. Sontak bapak ini marah dan berkata, “Tahu tidak?! Tahun tahun sebelumnya satu hari saya bisa memotong 5 pohon, tetapi sekarang satu pohonpun sehari susah. Kalau saya habiskan waktu mengasah kapak tua ini, nanti tidak akan ada cukup waktu!”

       Bapak tua tersebut walaupun jujur, lugu tetapi bodoh karena ia tidak menyempatkan mengasah kapaknya. Bekerja lebih keras bukan jawabannya, tetapi sebenarnya bekerja dengan hikmat dibutuhkan untuk mendampingi sikap jujur. Sama halnya dengan kehidupan ini, apabila kita terlalu sibuk dengan diri sendiri tetapi lupa menyediakan waktu teduh berkualitas di hadapan Tuhan maka lama kelamaan hati nurani akan tumpul dan kerohanian jadi lesuh. Pelayanan lebih banyak bukan jawaban untuk membuat rohani sehat, tetapi relasi dengan Tuhan-lah yang menjadi kekuatan hidup.

         Elia sangat giat bagi Tuhan tetapi rohaninya yang lesuh baru dipulihkan dalam keheningan bersama Tuhan (Lihat I Raja-raja 19:1-12). Marta sibuk melayani Tuhan tetapi mengabaikan Firman Tuhan (Lihat Lukas 10:38-42). Paulus mengingatkan Timotius pentingnya Kitab Suci bagi hidup. Firman Tuhan sanggup mengasah hati nurani dan menyegarkan kehidupan. Kiranya Tuhan menolong kita untuk kembali menyediakan waktu dalam Firman Tuhan, dan doa. Amin.

 

BUKAN HANYA KAPAK YANG PERLU DIASAH, HIDUP MANUSIA JUGA PERLU DIASAH OLEH KEBENARAN FIRMAN TUHAN

renungan rohani f

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail