JALAN HIDUP BERKERIKIL

JALAN HIDUP YANG BERKERIKIL

(Roma 8:28)

Tuhan hadir

       Berada dalam pergumulan yang berat tentu menyita energi setiap orang. Kerap kali pergumulan berat itu datang bak tamu yang tidak diundang dan pergi meninggalkan luka batin yang menyayat. Inilah yang dialami oleh Eva Mozes Kor. Seisi keluarga dibantai oleh tentara Nazi, Jerman. Ia menjadi saksi hidup kekejaman kamp konsentrasi dan pelenyapan manusia di Auschwitz. Ia adalah korban bersama 1500 orang yang dijadikan kelinci percobaan oleh Dr.Yosef Mengele. 1945 Perang Dunia II sudah berakhir. Senjata diletakkan, dan tawanan perang dibebaskan namun tidak halnya bagi ibu Kor yang terus berperang dengan trauma emosional yang mendalam.

       Setelah 50 tahun bergumul dalam luka batin, pada tahun 1995 ibu Eva sembuh. Dalam buku yang ditulisnya ia menyimpulkan: Pengampunan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat lebih dari pada keadilan ditegakkan.

       Paulus pun bergumul dalam berbagai permasalahan, baik itu penganiayaan, fitnah, cambuk, penjara dan ancaman hukuman mati karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Ketika Paulus menuliskan kitab Roma, ia memaparkan dengan jelas bahwa setiap orang percaya yang tidak memiliki pengharapan bak sudah mati selagi hidup. Pengharapan kepada Yesus dan bersama Yesus adalah kekuatan tak terlihat menghadapi hidup yang berkerikil. Sejarah dunia mencatat bahwa Paulus berakhir dengan dipenggal kepalanya sebagai martir.

       Beberapa waktu lalu seorang rekan pelayanan menyaksikan bagaimana saat-saat akhir sebelum mamanya dipanggil Tuhan. Mamanya sakit keras di usia 85 tahun. Ketika ditanya apakah siap bertemu Yesus? Oma tersebut mengatakan, “Siap!”. Beberapa waktu kemudian ia bertanya, “Siapakah mereka ini yang berdiri memakai baju putih-putih?” Orang disekitarnya heran karena tidak ada siapapun termasuk banyak orang apalagi berbaju putih bersinar. Sebelum ibu ini meninggal, ia mendapat karunia khusus melihat para malaikat menjemputnya. Sakitnya tetap tidak sembuh hingga meninggal, tetapi kehadiran Ilahi menguatkan dan mengantar pada kehidupan kekal.

Tahukah Anda kemenangan terbesar dalam pergumulan bukan mendapatkan apa yang kita mau, tetapi TUHAN hadir dan berjalan bersama kita. Paulus tetap dipenggal kepalanya sebagai martir. Ibu 85 tahun tetap meninggal dalam sakitnya tetapi ia dan keluarganya dikuatkan dengan kehadiran malaikat Tuhan. Doa saya Tuhan menolong setiap kita dalam anugerah-Nya menghadapi jalan hidup berkerikil. Amin.

KEMENANGAN TERBESAR DALAM PERGUMULAN BUKAN MENDAPATKAN APA YANG KITA MAU, TETAPI TUHAN HADIR DAN BERJALAN BERSAMA KITA

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PAKAIAN PUTIH

PAKAIAN PUTIH
(Baca: Wahyu 3:1-6)
Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu. 
Wahyu 3:4
Pakaian apa yang paling suka Anda kenakan?  Konon warna dan bentuk pakaian menggambarkan keadaan seseorang.  Sebagai contoh: orang yang memakai baju warna kuning; adalah orang yang periang, suka bicara, penghidup suasana tetapi tidak disiplin.  Orang yang memakai pakaian merah berorientasi pada tujuan; transparan; dan optimis.  Orang yang menyukai warna putih dalam berpakaian biasanya tidak suka konfrontasi, sedangkan orang yang suka mengenakan baju biru biasanya tipe orang pemikir; sensitif; analitif dan introspektif.
Pakaian seperti apa yang Anda biasa kenakan, yang bersih dan rapi walau sederhana atau kotor dan bau tidak sedap?  Normalnya, orang lebih menyukai pakaian yang bersih walaupun sederhana.  Kebersihan biasanya menghasilkan kenyamanan dan keadaan baik.  Sebaliknya, baju kotor dan berbau menyengat menunjukkan ketidaknyamanan dan suasana hati yang kacau/bermasalah.
Perikop kitab Wahyu ini juga membicarakan mengenai pakaian dan hubungannya dengan hidup.  Perkataan Tuhan Yesus Kristus ini ditunjukkan kepada jemaat di Sardis karena sebagian dari mereka tidak mengenakan pakaian putih.  Tuhan Yesus bahkan menegur mereka yang mencemarkan pakaiannya.  Mengapa Kristus mempermasalahkan pakaian seperti apa yang harus dipakai orang Kristen? Apa maksdunya? 
Pakaian putih melambangkan hidup kudus.  Pakaian kotor melambangkan kehidupan dalam dosa yang belum bertobat dari kesesatan.  Di sinilah maksud dari peringatan Tuhan Yesus bagi orang Kristen yang tertidur atau dikatakan sudah mati walaupun masih hidup.  Status adalah orang Nasrani, tetapi hidup jauh dari kekudusan dan persekutuan dengan Tuhan.
Kristus mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh setiap manusia.  Situasi di jemaat Sardis memang banyak tantangan, khususnya penyembahan berhala dan kecemaran seksual yang dibenarkan penduduk di sana.  Kendati demikian, tidaklah seharusnya kematian rohani dan hidup keduniawian dijalani oleh orang Kristen yang sudah pernah mendengar dan menerima pengajaran kebenaran di dalam Kristus.
Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini?  Apakah kerohanian kita suam-suam, bahkan sudah mati walaupun kelihatannya hidup?  Mengetahui kebenaran dan belajar banyak mengenai Alkitab (teologi) tidaklah berarti kerohanian sudah dewasa.  Hanya mereka yang mendengar dan mentaati Firman Tuhanlah yang bertumbuh menjadi dewasa rohani.
Pakaian hidup apakah yang saat ini kita kenakan?  Apakah pakaian putih, yang melambangkan hidup dalam kekudusan?  Atau justru pakaian kotor, yang menunjukkan kehidupan dalam dosa?  Jika kita sedang memakai pakaian cemar, maka kinilah saatnya untuk bertobat dan belajar hidup kudus.  Tidak ada yang mustahil bagi orang yang ingin hidup kudus, apalagi jika mau bertobat dan meminta Kristus menguasai hidup kita.  Tuhan Yesus tahu keberadaan diri kita, kelemahan dan kecenderungan kita, dan Ia berkuasa mengubah dan menolong orang yang mau datang kepada-Nya.  Sekarang tinggal kemauan dan ketaatan kita untuk hidup sebagaimana Tuhan inginkan: mengenakan pakaian putih.  Pakaian apa yang Anda mau kenakan?
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail