ALAM, ASISTEN TUHAN

ALAM, ASISTEN DOSEN TUHAN

(Baca: Mazmur 19)

 

       Musim kemarau sudah tiba, banyak tempat mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih. Inilah salah satu berita yang dikupas oleh tim jurnalis iNews di Banjarnegara. Demi mendapatkan air, ratusan warga Jawa Tengah ini harus naik turun tebing terjal (01 July 2019). Tidak dapat dipungkiri, manusia perlu terus belajar menyikapi fenomena alam.

       Inilah yang menjadi refleksi dan doa Daud di pagi hari. Ia memahami alam menjadi asisten dosen Tuhan dengan mata kuliah kehidupan. Dari pagi hari hingga malam, alam tidak berhenti berbisik dan berteriak tentang kemuliaan Tuhan. Manusia yang ingat Tuhan dan mengandalkan-Nya memulai hari dengan segar (fresh) karena hikmat Ilahi.

       Minggu lalu ketika akan mendoakan pasangan yang menikah, saya mendapati kesaksian bagaimana campur tangan Tuhan secara ajaib. Ditengah padatnya pekerjaan dan melelahkannya segala persiapan pernikahan dari permintaan tradisi keluarga, pemberkatan, resepsi hingga rumah tinggal; mereka mendapati uang ditabungan tersisa Rp.100.000 sementara hari pernikahan sudah dekat. Apakah acara akan berjalan lancar? Dari mana datangnya uang tambahan? Bijaksanakah harus meminjam uang untuk acara dua jam dan diangsur puluhan tahun? Besok mau makan apa itu pun juga menjadi pergumulan dan puluhan pertanyaan lain yang harus diselesaikan.

       Tuhan mendengar doa dan memahami kebutuhan umat-Nya. Tiba-tiba calon suami mendapat order an pekerjaan yang lebih banyak sehingga ada cukup makan untuk hari esok bahkan bisa menambah bujet pengeluaran nikah. Pasangan ini bersaksi bahwa satu demi satu masalah terselesaikan karena Tuhan buka jalan. Ketika saya menuliskan ini, pernikahan digelar dengan sangat baik, begitu banyak orang yang hadir. Tuhan sungguh ajaib berkenan campur tangan dalam rumah tangga mereka.

       Sering kali kita sibuk dengan pikiran dan keputusan kita sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Bongkahan batu kita sebut mulia, waktu kita namakan emas dan ilmu pengetahuan disanjung bak Tuhan. Sebaliknya, Daud menyebut Tuhan itu mulia, waktu dan ilmu menjadi profesor yang mengajari tentang keagungan Tuhan. Hari ini mari kita libatkan Tuhan dalam segala pekerjaan, rencana bahkan keputusan-keputusan yang akan dibuat. Amin.

FIRMAN TUHAN ITU MENYEGARKAN JIWA DAN MEMBERI HIKMAT

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

BATU BESAR DULU

BATU BESAR DULU

(Baca: Matius 6:33)

profesor di kelas

 

 

       Pagi itu Profesor memberikan pelajaran penting di kelas. Dipenuhi dengan para pembelajar yang bersiap dengan alat tulis, mereka keheranan karena profesor ini membawa sebuah aquarium besar. Ia lalu meletakkan aquarium tersebut dan mengisi dengan sebuah batu besar sambil bertanya, “Apakah aquarium ini telah penuh?”  Serentak para pembelajar mengatakan, “Belum!”. Profesor itu mengatakan, “Betul sekali, belum!”. Lalu ia mengisi dengan batu-batu kecil dan sedang hingga sampai di bibir aquarium. Ujar Profesor, “Apakah sekarang sudah penuh?”. Serentak semua kelas berkata, “Ya, sudah penuh!” Lagi-lagi Profesor menjawab, “Belum! Perhatikan!

       Ia lalu mengisi aquarium tersebut dengan kerikil-kerikil kecil hingga penuh di bibir aquarium dan bertanya, “Apakah sekarang sudah penuh?” Sebagian mengatakan “Ya”, yang lain mengatakan “Tidak” dan sisanya tampak berpikir agak bingung. Profesor ini mengatakan, “Yang menjawab tidak, benar!” sambil mengambil sekantong pasir dituang dan diakhiri dengan mengisi aquarium tersebut dengan air satu gelas. Pelajaran apa yang hendak saya sampaikan hari ini? Jikalau Anda tidak menempatkan batu besar terlebih dahulu maka yang lain tidak akan bisa muat dalam aquarium ini.

       in ChristApakah batu besar dalam hidup Anda? Kesehatan? Keluarga? Teman? Diri sendiri? Yesus mengatakan bahwa batu besar dalam hidup ini adalah, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya”. Hidup ini bukan diukur dari berapa banyak yang kita inginkan atau bahkan kuatirkan tetapi bagaimana kita menempatkan prioritas hidup. Orang yang meletakkan Yesus Kristus di tempat utama dan paling penting dalam hidup akan menemukan hidupnya dipakai Tuhan melebihi apa yang dia dapat lakukan; memperdalam sukacita; mengembangkan visi; mempertajam cara berpikir; menguatkan kerohanian; melipatgandakan berkat dan menjadi saluran berkat perdamaian di sekitarnya. Kiranya Tuhan menolong kita berhikmat di dalam menaruh prioritas hidup. Amin.

TANPA MELIBATKAN TUHAN, MENJALANI HIDUP INI SEPERTI TANPA WARNA

FLYERS SVEN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail