BILA CARI JODOH TIDAK MELIBATKAN TUHAN…

Bila Cari Jodoh Tidak Melibatkan Tuhan …
(Baca: Kejadian 6:1-7)
Kalau Anda (yang sedang berpacaran) ditanya: apakah alasan Anda memilihnya sebagai teman hidupmu?  Apakah jawaban Anda?  Banyak orang ketika ditanya apa alasan berpacaran, jawabannya bisa  bermacam-macam: “Hmm.. dia sangat memperhatikan saya.”; “saya rasa cocok dengan dia”; “orangnya cute banget”; “saya kasihan, soalnya dia sudah menembak berkali-kali” 
Mencari dan memilih pasangan hidup adalah fase yang dialami oleh sebagian besar orang di sekitar kita.  Sebagian orang memang masih dicarikan/dijodohkan oleh orang tua atau kerabatnya.  Konon ketertarikan laki-laki dan perempuan mempunyai banyak teori.  Ada teori yang mengatakan mereka tertarik karena diciptakan secara berbeda.  Ada pula teori yang mengatakan laki-laki dan perempuan saling tertarik karena sering berjumpa dan berinteraksi.  Sementara teori lain menjelaskan ketertarikan lawan jenis karena banyaknya kemiripan antara pasangan dengan dirinya sendiri.
Apakah batasan dan kebebasan di dalam memilih pasangan hidup?  Apakah yang sebaiknya perlu menjadi pertimbangan dan mana yang menjadi prioritas dalam memilih pasangan hidup?
Berkaca dari bagian perikop ini, tampaklah dalam perkembangan keturunan manusia terjadi yang namanya pencarian dan pemilihan pasangan hidup.  Alkitab menuliskan anak-anak Allah mencari dan memilih pasangan hidupnya karena cantik.  Pengertian cantik bisa berarti banyak hal: cantik dalam pengertian fisik yang sesuai dengan selera kebanyakan orang; cantik dalam pengertian karakter dan sikap yang baik; cantik dalam hal kepandaian atau kegesitan dalam perilaku; dsb.
Di dalam bahasa Ibrani-Perjanjian Lama, kata “cantik” memiliki arti baik dalam berbagai macam aspek.  Pengertian baik bisa berarti baik secara moral; baik dalam pengertian sepadan; baik dalam pengertian watak; bisa juga baik dalam pengertian sikap dan perilaku.
Apapun pertimbangannya, tampak jelas bahwa manusia-manusia kepunyaan Allah alias orang-orang percaya memilih pasangan hidup berdasarkan apa yang menurut pertimbangan mereka baik.
Apa yang terjadi kemudian dalam generasi mereka?  Alkitab mencatat pula bahwa dari perkawinan antara orang-orang pilihan Allah dan manusia (yang besar kemungkinan  mengacu kepada orang-orang yang sudah tidak lagi mengikuti Tuhan) memang ada yang menghasilkan sejumlah besar pahlawan.  Kendati demikian, bila dikaji secara luas dalam populasi, Alkitab justru dengan gamblang menjelaskan bahwa banyak diantara mereka yang menjadi rusak, jahat dan membuat alam semakin rusak pula karena dosa.
Pengertian Pahlawan bisa ditafsirkan banyak hal, mulai dari pahlawan berarti orang-orang yang berani; orang-orang yang mengenal dan menjalankan kehendak Tuhan; pahlawan bisa juga punya maksud harafiah orang-orang berbadan besar dan tegap yang telah memenangkan banyak pertempuran berdarah.  Saya pribadi cenderung mengambil pemahaman pahlawan sebagai orang-orang yang takut akan Tuhan dan menjalankan perintah-Nya yang disebut pahlawan.  Mengapa demikian?  Karena dalam rangkaian penulisan kitab Kejadian ini, terkhusus di pasal-pasal sebelumnya tampak bahwa penulis mencatat nama-nama keturunan Adam yang dipilih dan dipakai Allah.  Sebenarnya ada banyak orang lain keturunan Adam yang tidak dicatat, namun hanya sejumlah orang pilihan Allah yang ditulis dan berkaitan dengan nubuatan serta penggenapan di Perjanjian Baru.
Syukur-syukur bila orang-orang percaya mendidik anak mereka di dalam Tuhan dan pasangannya bertobat dan mendukung hidup di dalam Allah.  Tetapi, kenyataan di dalamnya justru lebih banyak generasi yang rusak karena orang tua yang ketika mencari dan memilih jodoh tidak di dalam dan melibatkan Tuhan.  Bukankah Tuhan yang menciptakan manusia mengenal manusia lebih dari pada siapapun termasuk diri manusia?  Bukankah Tuhan yang menciptkan jodohnya Adam dengan pasangan yang sepadan?  Bila demikian sudah sewajarnya dan sangat logis bila mencari pasangan harus melibatkan Tuhan terlebih dahulu.
Hari ini banyak orang-orang Nasrani mencari jodoh dengan pemikiran perasaannya saja.  Mereka tidak menanyakan dan menggumulkan bersama Tuhan terlebih dahulu sebelum berpacaran.  Hari ini banyak orang-orang Nasrani menikah dengan orang-orang yang tidak seiman dan menghasilkan kehidupan yang biasa-biasa saja, bahkan berantakan.  Orang bisa tenang-tenang dan kelihatan harmonis dalam pernikahan tidak seiman, tetapi bukan berarti berhasil dalam tujuan pernikahan.  Tujuan pernikahan adalah menjalankan dan menggenapkan kehendak Tuhan di dalam hidup rumah tangga mereka dan membawa anak-anak mereka menjadi pahlawan-pahlawan Allah.
Ada sejumlah orang Nasrani yang sudah memutuskan pacaran barulah mencari kehendak Tuhan atas hubungan mereka, apalagi ketika dihadang dengan banyak masalah.  Sebenarnya hal ini agak terlambat bukan salah sama sekali.  Sebaiknya sebelum memutuskan untuk berpacaran di bawa dalam doa, mencari pimpinan Tuhan.  Sewaktu berpacaran terus melibatkan Tuhan sambil menguji kecocokan dan pertumbuhan relasi satu dengan yang lain di dalam kerohanian, karakter, dsb.
Hari ini bila anak-anak Tuhan mencari jodoh tidak di dalam dan melibatkan Tuhan, maka akan menghasilkan generasi yang broken home, anak-anak yang tidak mengenal Tuhan dan hidup di dalam Tuhan.  Meskipun tidak menjamin bahwa orang-orang dari keluarga orang percaya pasti menghasilkan anak-anak di dalam Tuhan, sebab orang tua mereka terlalu sibuk hidup sekuler.  Kenyataan, lebih banyak orang-orang Nasrani yang mencari jodoh di luar Tuhan mengalami banyak kesulitan dari pada orang-orang yang sejak semula melibatkan Tuhan.  Tapi kisah hidupnya tidak berhenti di sana, ada banyak hal dahsyat yang Tuhan kerjakan dalam hidup pasangan yang melibatkan Tuhan.  Survei membuktikan bahwa pasangan yang melibatkan Tuhan dalam kekudusan hubungan mereka, memiliki tingkat kepuasan seksual jauh lebih besar dari pada mereka yang hamil di luar nikah atau sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah.    Moga-moga saja diantara mereka yang sudah berkeluarga, masih ada orang tua yang mendidik anaknya dalam Tuhan dan muncul anak-anak pahlawan Allah. 
Hari ini bila Anda sedang mencari pasangan hidupmu, buka mata buka hati.  Bukan hanya melihat kecantikan/ketampanan dan kecocokan, tetapi yang terlebih penting melihat apa yang Tuhan mau.  Selamat bergumul, saya mendoakan Anda.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

SIAPA PRESIDEN PILIHAN ANDA?

SIAPA PRESIDEN PILIHAN ANDA?

(Baca: II Samuel 5:17-25)

 

 

 

       Siapakah Presiden pilihan yang Anda coblos bulan April 2019 nanti? Masih setahun tetapi gonjang ganjing partai dan manuver nya begitu terasa di Indonesia. Ada yang mengatakan Indonesia makin miskin dan sengsara makanya perlu ganti Presiden. Ada pula yang mengatakan Indonesia saat ini jelas lebih baik dan sementara memberangus kanker korupsi dan terorisme, oleh sebab itu perlu satu periode lagi. Siapapun pilihan Presiden Anda, jangan lupa melibatkan Tuhan.

       Mengapa penting bagi kita melibatkan Tuhan? Komunis mengajarkan agama seperti candu dan membuang peran Tuhan dalam kehidupan manusia. Sepertinya tabu bagi manusia jaman Now untuk bergantung mencari Tuhan.  Filsafat Humanis mendorong kepercayaan diri manusia yang kuat bahwa ia bisa dengan dirinya sendiri untuk menjadi siapa saja dan mencapai apa saja.  Benarkah demikian?

       Sejarah membuktikan agama hanyalah topeng bagi manusia berdosa yang tidak bertobat. Sejarah pula yang membuktikan kepercayaan berlebihan terhadap manusia pada akhirnya mengecewakan. Hanya ketika manusia melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan, maka di sana ia membiarkan dirinya dituntun kepada kebenaran.  Daud adalah salah satu contoh klasik bagaimana ia mencari dan melibatkan Tuhan bukan karena apa kata orang atau pencitraan agar dipilih oleh rakyat banyak.  Memang ia adalah petempur yang hebat, ahli strategi yang jitu dan pemimpin yang ber kharisma namun ia tidak membiarkan bakat dan kelebihannya menuntunnya pada keberhasilan tanpa Tuhan. Tuhan lah yang menjadi pusat hidupnya melebihi sahabat, keluarga, penasihat bahkan dirinya sendiri.

       Pilihlah pemimpin yang mumpuni, artinya menguasai bidangnya dan mampu bekerja dengan baik. Jangan pilih yang bicaranya pandai memukau orang tetapi hasil kerjanya tidak jelas. Pilihalah pemimpin bukan karena beragama apa tetapi takut akan Tuhan. Pemimpin yang takut akan Tuhan tentu  tidak mau ikutan korupsi, termasuk di dalamnya membiarkan persengkongkolan kejahatan terus bertumbuh. Tidak ada Presiden yang sempurna, tetapi kita dipanggil untuk memilih yang terbaik diantara yang ada. Libatkan Tuhan, nyatakan kebenaran dalam kasih. Doaku bagi masa depan Indonesia.

HANYA KETIKA MANUSIA MELIBATKAN TUHAN, MAKA DI SANA IA MEMBIARKAN DIRINYA DITUNTUN KEPADA KEBENARAN.

 

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

LAPAR ROHANI

LAPAR ROHANI

(Baca: Matius 5:6)

Picture lapar rohani      

       Pernakah Anda merasa belum lengkap kalau belum makan nasi? Itulah yang saya rasakan di Jordania. Setelah menempuh belasan jam penerbangan melewati ribuan kilometer, badan ini rasanya letih dan perut rasanya lapar. Tempat makan yang jadi sasaran utama adalah Hashem Restaurant di kota Amman. Jangan bayangkan makanan mewah dan mahal, tetapi justru makanan enak, me-rakyat dan sangat populer. Sajian utamanya adalah roti disertai dengan falafel, hummus, foul, daun kemangi, sejumlah irisan tomat dan teh hangat rasa mint yang sangat cocok untuk musim dingin saat itu.

       Lapar menunjukkan mekanisme kebutuhan dalam diri. Selera makan kerap diperkuat oleh indera penciuman dan pengelihatan. Walaupun saat itu adalah kali pertama menikmati makanan asing dengan rasa baru, namun rasa lapar itu dapat dipuaskan dan energi terisi ulang sebelum melanjutkan kegiatan.

       Seperti halnya keadaan fisik lapar, manusia juga dapat mengalami lapar rohani. Pada umumnya orang lebih mudah mendeteksi lapar fisik dari pada lapar rohani. Apa itu lapar rohani dan bagaimana ciri-cirinya? Lapar rohani adalah keadaan sangat ingin ditemui Tuhan dengan menemukan kebenaran dan kehendak-Nya. Ciri-cirinya adalah: merasa butuh Tuhan, ingin melakukan yang benar, tidak puas dengan rutinitas tanpa makna kekekalan.

       Orang yang lapar dan haus kebenaran memiliki peluang jauh lebih besar untuk dilawat dan dipakai Tuhan secara dahsyat. Kuncinya bukan terletak kepada berapa banyak uang yang kita belanjakan, semewah apa rumah yang kita tinggali, sebesar apa deposito yang kita miliki. Kuncinya terletak seberapa sering kita datang kepada Tuhan, seberapa sering kita mempercayai pemeliharaan Tuhan, dan seberapa sering kita melibatkan Tuhan dalam keputusan-keputusan kita. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.

 

ROHANI YANG DIPUASKAN TIDAK BERASAL DARI BERAPA BANYAK YANG KITA INGIN TUHAN LAKUKAN, TETAPI SERING KALI BERASAL DARI  BERAPA BANYAK YANG TUHAN INGIN KITA LAKUKAN.

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail