OPTIMIS, PESIMIS ATAU REALISTIK

OPTIMIS, PESIMIS ATAU REALISTIK?

(Baca: Lukas 24:13-35)

 

       Berpikir positif itu baik dan berpikir negatif itu tidak baik. Benarkah demikian? J.G.Chipperfield dkk. dari University Manitoba, Kanada mengadakan penelitian sepanjang 18 tahun terhadap 132 orang dengan tajuk, A Healthy dose of Realism: The Role of Optimistic and Pessimistic Expectations When Facing A Downward Spiral in Health (diterbikan oleh Jurnal Social Science & Medicine Vol.232, July 2019) dan hasilnya adalah orang yang optimis realistik akan berada dalam keadaan lebih baik (kurang depresi, stress, dll). Menariknya, ditemukan angka 313 % orang lebih beresiko kematian ketika terlalu optimis tetapi tidak realistik.

       Apa yang terjadi pada dua orang murid Yesus dari Emaus? Mereka tadinya begitu optimis dan antusias bahwa Yesus akan mengubah keadaan dan memberikan solusi dari pengharapan manusia. Ketika Yesus disalibkan dan mati, mereka menjadi sangat pesimis dan putus harapan. Kata dalam Alkitab mengindikasikan bahwa mereka sangat sedih; depresi dan dalam keadaan buruk.

       Mereka pulang ke kampungnya dan tidak menyadari Yesus menjumpai dan mengajak ngobrol di tengah jalan. Hati mereka mulai berkobar dengan semangat baru sampai pada puncaknya ketika mereka makan dengan Yesus. Saat itu mereka dicerahkan dengan realitas sesungguhnya: Yesus hidup!

       Optimis memang baik, tetapi optimis yang tidak realistik sama saja mengelabuhi diri untuk tidak melihat kenyataan. Pesimis tentu tidak baik karena akan membuat keadaan lebih buruk dari kenyataan. Sikap terbaik adalah optimis realistik. Itulah yang coba diajarkan Yesus ketika berjumpa dengan dua orang murid-Nya di Emaus. Realistasnya adalah Yesus kalahkan maut. Yesus Tuhan. Yesus peduli dengan kita.

       Hari ini apapun keadaan Anda, ingatlah Tuhan yang sudah mengalahkan masalah paling besar dalam hidup. Ia peduli dan berbicara kepada kita lewat Firman-Nya. Ia tidak memberi PHP (Pemberi Harapan Palsu), tapi mengajak kita menghadapi realitas hidup di dalam Tuhan. Pastikan Anda bergumul dengan Yesus dalam doa. Tetap maju jalani hidup secara optimis dan realistik. Kiranya Tuhan menolong kita hidup berkenan kepada-Nya. Amin.

BUKANKAH HATI KITA BERKOBAR KETIKA IA MENERANGKAN KITAB SUCI?

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PENTINGNYA PERAN AYAH

PENTINGNYA PERAN AYAH TERHADAP ANAK

(Baca: Kolose 3:21)

ayah

       Tahukah Anda bahwa figur ayah memiliki peran penting dalam perkembangan anak? Vaheshta Sethna dkk dalam penelitian berjudul, Father-Child Interactions at 3 Months and 24 Months: Contributions to Children’s Cognitive Development at 24 Months yang diterbitkan oleh Jurnal Infant Mental Health Journal, April 2017 (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/imhj.21642/full#imhj21642-sec-0160) menyimpulkan peran aktif ayah di usia 3 bulan dan kemudian 24 akan berpengaruh besar pada perkembangan kognitif anak.

       Demikian pula dengan hasil penelitian Rohner dan Khaleque, Transnational Relations Between Perceived Parental Acceptance and Personality Dispositions of Children and Adults: A Meta-Analitic Review, yang diterbikan oleh jurnal Personality and Social Psychology Review (September 2011) dengan impact factor 9; menyimpulkan hal penting bahwa penerimaan kasih sayang ayah terhadap anak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadian anak tersebut. Ayah yang menerima anak dengan kasih sayang yang baik akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya diri; sementara anak yang ditolak ayahnya cenderung akan menghasilkan anak yang cemas dan rasa tidak aman. Anak yang ditolak ayahnya akan juga cenderung bersikap bermusuhan dan agresif terhadap orang lain.

       Dampak inilah yang terjadi kepada Ismael anak Abraham dari Hagar (Kejadian 21:14, 16:12). Ismael merasakan kepahitan ditolak dan diusir oleh ayahnya. Tidaklah heran di kemudian hari, ia menjadi pribadi yang agresif yang berakar dari rasa tidak aman. Alkitab mencatat Tuhan mengasihi Hagar dan Ismael.

       Semakin saya belajar banyak tentang psikologi perkembangan dan hasil penelitian dari berbagai jurnal; semakin saya menyadari banyak kekurangan sebagai ayah di masa lalu dan masih banyak yang perlu dipelajari untuk menjadi ayah yang baik. Bersyukur kita punya Tuhan yang begitu mengasihi diri kita dan anak-anak kita.

       Hari ini selagi ada kesempatan, siapapun Anda-baik yang baru menjadi Ayah atau pun sudah memiliki cucu-mari kita sebagai orang tua mendidik anak-anak kita di dalam kasih Tuhan. Disiplin adalah hal yang sangat penting, namun lebih penting dari itu semua adalah kasih dan penerimaan yang bersumber dari Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita dan memampukan kita membentuk generasi muda yang sehat, berhikmat dan takut akan Tuhan. Amin.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

HIDUP BAK SEMUT ZOMBIE

HIDUP BAK SEMUT ZOMBIE

(Baca: Kejadian 6:5-8)

semut zombie

       Seperti apakah efek semut yang jadi zombie? Maridel A.Fredericksen dkk. mengupas hasil mengejutkan bagaimana semut dapat berubah menjadi “zombie” karena jamur parasit dalam terbitan Jurnal PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America) dengan judul Three-dimensional visualization and a deep-learning model reveal complex fungal parasite networks in behaviorally manipulated ants, bulan Oktober 2017 (http://www.pnas.org/content/early/2017/11/06/1711673114.abstract). Hipotesis semula, jamur tersebut menguasai otak semut, namun yang terjadi justru seluruh bagian tubuh semut dikuasai jamur dan otak-nya dibiarkan berfungsi seperti biasa sebelum ajal menjemput.

       Semut “zombie” berubah bentuk secara mengerikan dengan menguasai semua otot semut.  Jamur parasit tersebut berkembang biak dan mengkonsumsi seluruh tubuh semut. Dalam dua hari semut akan mati dan bangkai semut akan menjadi “killing zone” bagi setiap semut yang lewat untuk dijangkiti kembali menjadi semut zombie.

       Sesungguhnya manusia pun banyak yang terinfeksi parasit dan lebih mirip seperti zombie dari pada manusia ciptaan Tuhan. Natur manusia yang serupa gambar Allah (mulia, memiliki budi pekerti, moral nya baik, dst) telah rusak sejak terhinggapi virus dosa. Tidak heran di sana sini ditemukan kejahatan yang terjadi setiap harinya.  Musa mencatat peristiwa Nuh adalah gambaran manusia zombie yang kecenderungan hatinya berbuat jahat.

      Hari ini dunia berada di wilayah “killing zone” yang memangsa manusia. Ada banyak orang yang tanpa sadar sedang dihinggapi jamur parasit dosa. Otaknya bisa berpikiran baik, berbuat baik, bahkan memikirkan kebaikan namun jauh melampaui itu adalah dicengkeram oleh dosa dan neraka. Manusia membutuhkan keselamatan dari Tuhan agar terlepas sebagai korban di area “killing zone” tersebut (Roma 6:23). Menanggalkan manusia zombie dimulai dengan kembali kepada Tuhan (Roma 10:9-10) dan menjalani cara hidup sesuai Firman Tuhan (Ibrani 12:1).

       Dalam hidup yang terbatas ini, manakah yang Anda pilih:Menjadi manusia zombie seperti semut yang dihinggapi parasit jamur atau menjadi manusia baru ciptaan Tuhan? Kiranya Tuhan menolong setiap kita mengevaluasi dan menjalani hidup agar tidak terjerat seperti semut zombie. Amin.

UPAH DOSA ADALAH MAUT, TETAPI KARUNIA ALLAH IALAH HIDUP YANG KEKAL

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

DIDIK ANAK JADI SUKSES

DIDIK ANAK JADI SUKSES

(Baca: Amsal 22:6)

ams

       Bagaimana mendidik anak jadi sukses di masa depan? Apakah ada korelasi antara perilaku anak di Taman Kanak-kanak dengan sukses di masa depan? Penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Public Health (November 2016) mengungkapkan sebuah studi komprehensif dari 800 anak selama rentang waktu 20 tahun mulai dari usia Taman Kanak-kanak hingga usia kerja, bahwa mereka yang memiliki kemampuan sosial dan psikis yang baik cenderung lebih berhasil dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam keadaan tidak biasa berbagi, sulit bekerjasama dengan orang lain, enggan mendengarkan orang lain dan tidak terlatih menyelesaikan masalah.

       Penelitian ini hendak menekankan ulang bahwa pendidikan bukan melulu kepada hasil prestasi akademis. Sebaiknya anak diberi wadah untuk mengungkapkan perasaan (sharing and learning how to manage emotions) dan belajar berbagi dengan orang lain baik itu lewat pendidikan di rumah, dalam perjalanan, sedang makan malam bersama keluarga, di tempat ibadah ataupun di sekolah.

       Apabila kita mengamati ulasan singkat dari penemuan penelitian terbaru dengan apa yang dikatakan dalam Alkitab, maka kita akan menemukan bahwa jauh sebelum penelitian demi penelitian tentang perkembangan anak dilakukan, Firman Tuhan telah memberikan arahan yang mendasar dan sangat penting bagi keberhasilan masa depan anak dan generasi muda. Kalau boleh saya simpulkan secara sederhana, yang paling utama adalah mendidik anak mengenal dan menghormati Tuhan. Anak yang hidup tanpa takut akan Tuhan adalah seperti manusia hidup tanpa dasar, setiap saat bisa hancur oleh fondasi hidup lain yang tidak menentu. Kedua, seperti kata Amsal bahwa anak yang di didik (berarti ada usaha dan kerja keras dari kita tentunya sebagai orang tua dan pendidik) di jalan yang benar dan sehat (dalam hal ini termasuk mental kepribadian dan pergaulan yang sehat) maka anak tersebut siap untuk menjadi berhasil dan menghadapi hidup di dunia ini.

       Menurut Anda, bagaimana cara terbaik mendidik anak memiliki kemampuan sosial dan emosional yang kuat? Anda diundang memberikan komentar praktis. Salam pendidikan.

DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA, MAKA PADA MASA TUANYA PUN IA TIDAK AKAN MENYIMPANG DARI PADA JALAN ITU

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail