IA DI SAMPING KITA

IA DI SAMPING KITA

Maka menangislah Yesus  (Yohanes 11:35).

 

       Anda pernah ke Ruang Gawat Darurat di Rumah Sakit? Saya pernah berkali-kali, baik itu mendoakan orang yang sakit maupun membawa keluarga yang sedang sakit parah. Sering kali dijumpai dalam ruang seperti ini adalah wajah tegang, sedih, hingga teriakan kesakitan. Ada anak yang menjerit kesakitan dan hati orang tua yang mendampingi serasa teriris iris. Ada suami yang memasuki fase akhir kehidupan dan hati istri anak-anaknya hancur piluh. Di ruangan ini bukan hanya banyak uang mengalir keluar tetapi air mata banyak mengalir keluar tanda kesedihan mendalam.

       Alkitab sangat relevan dengan kehidupan manusia. Lihatlah apa yang dialami oleh kakak adik dalam rumah tangga dari Betania tersebut. Mungkin ayah ibunya sudah lama meninggal sehingga tiga bersaudara ini harus bersatu dan saling topang demi melanjutkan kehidupan. Salah satu saudaranya terkena penyakit parah. Tampaknya pengobatan sudah diusahakan sana dan sini tetapi tidak juga sembuh bahkan akhirnya saudaranya tersebut meninggal. Ialah Lazarus, Maria dan Marta pengikut Yesus. Mereka menantikan pertolongan Tuhan yang tidak kunjung datang namun bukan berarti Tuhan tidak peduli. Yesus turut menangis bersama Maria dan Marta yang sedang berduka.

       Mengikut Tuhan Yesus tidak sama dengan memiliki jimat atau lampu aladin yang keluar  menuruti semua keinginan kita. Mengikut Tuhan Yesus berarti menjadikan Tuhan sebagai Tuhan dan manusia sebagai manusia. Manusia dipanggil untuk taat dan percaya Firman Tuhan melewati susah dan senangnya hidup. Uniknya adalah Tuhan yang Kasih itu bukan jauh tetapi dekat bahkan turut menangis bersama tangisan yang kita rasakan. Tuhan melihat hati dan memperhitungkan iman walau sebesar biji sesawi.

       Hari ini bila Anda merasa sedih, berbeban berat bahkan berdukacita, maka ingatlah Anda tidak sendirian. Tuhan Yesus mendengar doa dan memahami keadaan kita, bahkan Ia turut menangis dengan kita. Ia melihat jauh ke dalam hati dan sanggup memulihkan dan membalut semua luka. Mungkin apa yang Anda harapkan tidak terjadi tetapi bukan berarti Tuhan tidak peduli. Itulah sebabnya Tuhan disebut Tuhan dan bukan jimat atau lampu aladin karena Ia punya cara-Nya, hikmat-Nya dan waktu-Nya sendiri. Bila kita percaya, maka kita akan melihat kemuliaan-Nya dinyatakan. Kiranya Tuhan menolong kita setia mengikut Dia. Amin.

PENGHIBURAN TERBESAR DALAM WAKTU DUKA ADALAH TUHAN HADIR DI SAMPING KITA

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MELIHAT DARI AKHIR

MELIHAT DARI AKHIR

Jangan takut!… Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.  (Markus 16:6)

 

       Anda suka menonton film silat berseri? Bagi sebagian orang, film berseri panjang sangat menarik dan bagi yang lain tentu membosankan karena alur yang kepanjangan. Rahasia mengetahui sebuah film kerap bukan di lihat di awal tetapi dari akhir. Itu sebabnya mertua saya suka sekali menonton awal dan kemudian akhir seri sebelum melanjutkan film di tengah. Dengan demikian langsung mengetahui akhir kisah cerita senang, sedih atau membingungkan.

       Hidup di lihat dari akhir adalah sebuah misteri Ilahi yang hanya dapat disingkapkan oleh Pencipta dan Penguasa sejarah dan masa depan. Manusia kerap tidak mengerti dan belum memahaminya, namun Alkitab mengajar kita bahwa akhir dari hidup manusia bersifat kekal dan tentunya berbeda bila dijalani di dalam Tuhan Yesus Kristus.

      Apa yang dialami para murid ketika Yesus Kristus disalib adalah sebuah catatan kelam bernama kedukaan. Mereka bukan saja sedih, bingung, tetapi hancur dan putus asa setelah gurunya difitnah secara kejam dan dihukum mati karena dengki dan iri hati dari para Farisi dan Ahli Taurat. Kedukaan itu berubah menjadi sukacita ketika Yesus Kristus mengalahkan neraka dan bangkit dari kematian. Malaikat menampakkan diri, banyak mujizat terjadi bahkan Yesus pun menjumpai para murid. Inilah tonggak kebangkitan iman, yakni melihat hidup bukan dari awal tetapi dari akhirnya.

       Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome menjadi saksi kubur kosong dan melihat malaikat bahkan pada akhirnya melihat Yesus Kristus yang sebenarnya lebih dari guru yakni Tuhan yang menjadi manusia. Kebangkitan Yesus diresponi dengan pewartaan kabar baik keselamatan kepada semua orang.

       Akhir dari film kehidupan manusia sudah disingkapkan rahasianya oleh Tuhan yakni ada kekekalan. Saat ini kita yang masih diberikan kesempatan hidup dapat memilih pengharapan atau keputusasaan; bimbang, ragu dan merasa tak berdaya atau justru melibatkan Tuhan untuk mendapat kekuatan, keberanian dan hikmat-Nya?

       Bagi tiga wanita itu, batu besar di kubur Yesus tampak sebagai penghalang namun ketika didekati sebenarnya malaikat sudah menyingkirkan penghalang raksasa itu. Bagi manusia kedukaan bisa menjadi penghalang kehidupan, tetapi di dalam Tuhan ada penghiburan, kekuatan dan pengharapan. Kiranya Tuhan menolong Anda dan saya menjalani hidup ini bersama Tuhan yang menguasai akhir dari segalanya. Amin.

RAHASIA MENJALANI HIDUP BUKAN DI LIHAT DARI AWAL TETAPI JUSTRU DARI AKHIR BERSAMA TUHAN

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PENGHARAPAN HARI ESOK

PENGHARAPAN HARI ESOK

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)

 

 

       Seorang anak kecil umur 2 tahun baru saja dibelikan mainan masak-masak oleh ibunya. Anak ini begitu senang dan berkata, “Terima kasih mama. Mama begitu baik dech. Saya sayang mama.” Kemudian anak itu bermain dengan peralatan dapur, sayur mayur dan makanan yang semuanya terbuat dari plastik cantik.

       Sementara anak ini bermain dan ibunya memasak di ruangan kecil rumah itu, tiba-tiba terdengar bunyi telpon seluler dari kamar tidur. Ibu ini meninggalkan masakannya dan masuk ke kamar. Dalam hitungan detik, anak kecil yang lagi asyik bermain tiba-tiba melihat benda mengkilat dan dikenalnya. Ia berpikir ini adalah pisau asli! Kemudian anak ini berdiri dan mengambil pisau (yang sebenarnya adalah silet tajam) yang memantulkan cahaya karena terkena sinar matahari. Pas, waktu itu masuklah ibunya. Apabila Anda adalah orang tuanya, apakah yang Anda lakukan?

       Apakah Anda akan menjelaskan panjang lebar teori logam dan implikasi benda tajam dan benda lunak agar anak tersebut mengerti dan terhindar dari bahaya? Tentu tidak bukan? Pada umumnya orang tua langsung berteriak atau berseru, “Stop! Diam dulu.” Kemudian langsung mengambil benda tajam ini. Anak ini tidak akan mengerti apabila Anda menjelaskan definisi logam dan perbedaan pisau plastik dengan silet tajam.

       Apakah yang terjadi selanjutnya dengan cerita itu? Anak ini menangis dan menjerit-jerit. “Mama jahat! Kenapa merampas mainanku! Mama tidak sayang dengan saya.” Apakah ibunya jahat dan tidak sayang anak ini? Tentu tidak bukan? Justru karena sayang dan peduli keselamatan anak ini, maka ibu ini mengambil cara terbaik agar anaknya tidak terluka.

       Tahukah Anda bahwa hubungan manusia dengan Tuhan ada kalanya seperti ini. Tuhan punya rencana yang baik dan mulia, tetapi bukan berarti semua keinginan kita dikabulkan. Ketika Tuhan mengijinkan hidup ini ada susah dan senang, lancar dan sulit, maka sebenarnya Tuhan punya rencana yang istimewa bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.

       Dalam bahasa asli Yunani pemahaman tentang surat Roma 8:28 mempunyai pengertian  bahwa cara kerja Tuhan itu istimewa dengan mensinergikan segala peristiwa baik atau buruk keadaanya untuk tujuan yang sangat baik dan sifatnya melampaui kasat mata atau pemahaman kita saat itu. Di sinilah peran iman berjumpa dengan keterbatasan pemahaman dan kata-kata manusia dengan realitas sesungguhnya dari sudut pandang Allah.

       Seperti halnya ibu yang sayang anaknya terkadang mengambil tindakan yang tidak disukai yang dianggap tidak baik bahkan kejam oleh anaknya; demikian Tuhan ada kalanya mengijinkan peristiwa kelam dan gelap terjadi dalam hidup kita untuk maksud baik yang melampaui pemahaman dan kata-kata kita.

       Pada saat itu terjadi, bisa saja kita seperti anak 2 tahun yang menangis dan menjerit protes karena tidak memahami realitas hidup secara utuh dari sudut pandang kekal. Kita berseru, “Tuhan jahat! Kenapa merampas orang yang saya sayangi dari padaku! Tuhan tidak sayang kepadaku.”  Ini adalah reaksi yang bisa terjadi pada siapa saja ketika marah, sedih dan kecewa bercampur jadi satu.

       Pesan Firman Tuhan mengajak kita untuk jangan putus asa, jangan kehilangan harapan apalagi meninggalkan Tuhan dan memilih jalan hidup duniawi sebagai bentuk pemberontakan. Tetap pegang teguh iman kepada-Nya dan minta hikmatNya agar dapat bijak menghadapi susah senang dan lancar sulitnya hidup. Doa saya, Tuhan menolong setiap pembaca yang tengah berada dalam fase kehidupan awan gelap.

JANGAN PUTUS ASA, JANGAN KEHILANGAN HARAPAN APALAGI MENINGGALKAN TUHAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail