PENJAGA MERCUSUAR

PENJAGA MERCUSUAR

(Baca: Matius 26:41)

mercu

 

 

       Apakah Anda pernah melihat pemandangan dari menara mercusuar? Saya pernah! Setelah menaiki tangga putar sempit puluhan meter, akhirnya kami tiba di atas menara mercusuar. Tepat di tengah menara terdapat lampu siar yang menyala di malam hari guna keperluan navigasi. Dari menara ini dapat terlihat lautan membentang luas dan rumah-rumah penduduk sekitar.

       Petugas mercusuar berjaga hampir di setiap waktu agar tidak terjadi kecelakaan pada kapal yang berlayar. Tidak peduli seberapa besar ukuran kapal atau pun seberapa lengkap persenjataan yang dimiliki oleh benda terapung tersebut, apabila berbenturan dengan pulau kecil atau kandas maka banyak nyawa menjadi taruhannya.

       Kehidupan manusia dapat diumpamakan dengan penjaga mercusuar. Kaki tangan, mata dan mulut adalah penting, namun pelita hati adalah pusat segalanya. Dari dalam hati lah terpancar kehidupan. Tidak peduli seberapa besar kepandaian, kedudukan bahkan kekayaan seseorang, apabila hatinya gelap maka musibah sedang mengintip hidupnya.

       Berjaga-jaga dan berdoa, adalah pesan penting Yesus Kristus kepada para murid di taman Getsemani malam itu. Ini bukan perihal tidak boleh tidur. Ini bukan tentang menjadi manusia yang selalu cemas dan kuatir. Ini adalah menjaga mata hati terkhusus di situasi malam gelap kehidupan yang liar. Berjaga dan berdoa adalah kemauan mengandalkan Tuhan untuk menerangi jalan kehidupan. Berjaga dan berdoa adalah kesadaran bahwa kita ini lemah dan butuh Tuhan.

       Angin di menara mercusuar kian kencang, pikir saya, “Wah, kalau sejam lagi diterpa angin seperti ini maka nanti malam bisa kerokan! Turun dulu Ah! Seruput teh hangat sambil merenungkan Firman Tuhan.

BERJAGA-JAGALAH DAN BERDOALAH, SUPAYA KAMU JANGAN JATUH KE DALAM PENCOBAAN: ROH MEMANG PENURUT, TETAPI DAGING LEMAH.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MENGIKUTI CARA TUHAN

MENGIKUTI CARA TUHAN

(Baca: II Raja-raja 4:1-7)

cara Tu

 

       Pernakah Anda merasa kewalahan dengan tanggung jawab yang ada? Apakah Tuntutan kerja yang sangat tinggi menghasilkan tingkat stress yang besar dalam hidup Anda? Anda merasa tidak berdaya dan takut tidak dapat mengejar target? Bila ya, maka Anda tidak sendirian.

       Inilah yang dirasakan oleh janda hamba Tuhan di jaman Elisa. Ia bukan saja harus bertahan hidup setelah suaminya meninggal, tetapi harus menghidupi anak-anaknya. Hutang melilit hidupnya bertaruh dengan anak-anak yang dijadikan budak oleh renternir.

       Cara Elisa menolong janda hamba Tuhan kedengaran menggelikan dan tidak masuk akal. Ia menyuruh janda yang hanya memiliki sedikit minyak dalam buli-buli dituangkan ke dalam banyak buli-buli kosong dari tetangga. Alhasil, minyak dalam semua buli-buli kosong terisi penuh dan cukup untuk membayar hutang sebelum tiba masa waktunya.

       Cara janda ini menuruti Elisa adalah unik dan kasus khusus, artinya tidak semua orang menuang minyak lalu minyak-nya tidak pernah habis alias berlimpah terus. Kendati demikian, prinsip penyerahan diri pada Tuhan dan pemeliharaan Tuhan tetap berlaku. Bagian kita adalah berusaha semaksimal mungkin dengan apa yang ada pada kita.

       Ketika kita menyerahkan hidup sepenuhnya untuk Tuhan, Ia bisa memberkati dengan cara-Nya yang ajaib. Tuhan dapat mengubah 5 roti dan 2 ikan bekal makan siang yang dipersembahkan anak kecil. Roti dan ikan itu memberkati ribuan orang makan kenyang bahkan masih ada lebihnya.

       Tangan nelayan  Petrus terasa lelah karena semalaman menjala dan  tidak dapat ikan, ketika digunakan sekali lagi dengan cara Tuhan, maka menghasilkan dua perahu penuh ikan, bahkan perahunya hampir tenggelam. Minyak janda miskin yang sedikit itu serasa mustahil bisa menjadi solusi atas hutang yang besar, namun ketika dipakai seturut cara Tuhan dapat menghasilkan uang yang lebih dari cukup. Maukah Anda taat Firman Tuhan dan terbuka dengan cara-Nya yang ajaib? Amin.

 

MENGIKUTI CARA TUHAN TERKADANG SERASA ANEH, TETAPI KETAATAN AKAN MENGHASILKAN  TAWA SYUKUR ATAS KEBAIKAN TUHAN

Cara Tuhan

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

BATU BESAR DULU

BATU BESAR DULU

(Baca: Matius 6:33)

profesor di kelas

 

 

       Pagi itu Profesor memberikan pelajaran penting di kelas. Dipenuhi dengan para pembelajar yang bersiap dengan alat tulis, mereka keheranan karena profesor ini membawa sebuah aquarium besar. Ia lalu meletakkan aquarium tersebut dan mengisi dengan sebuah batu besar sambil bertanya, “Apakah aquarium ini telah penuh?”  Serentak para pembelajar mengatakan, “Belum!”. Profesor itu mengatakan, “Betul sekali, belum!”. Lalu ia mengisi dengan batu-batu kecil dan sedang hingga sampai di bibir aquarium. Ujar Profesor, “Apakah sekarang sudah penuh?”. Serentak semua kelas berkata, “Ya, sudah penuh!” Lagi-lagi Profesor menjawab, “Belum! Perhatikan!

       Ia lalu mengisi aquarium tersebut dengan kerikil-kerikil kecil hingga penuh di bibir aquarium dan bertanya, “Apakah sekarang sudah penuh?” Sebagian mengatakan “Ya”, yang lain mengatakan “Tidak” dan sisanya tampak berpikir agak bingung. Profesor ini mengatakan, “Yang menjawab tidak, benar!” sambil mengambil sekantong pasir dituang dan diakhiri dengan mengisi aquarium tersebut dengan air satu gelas. Pelajaran apa yang hendak saya sampaikan hari ini? Jikalau Anda tidak menempatkan batu besar terlebih dahulu maka yang lain tidak akan bisa muat dalam aquarium ini.

       in ChristApakah batu besar dalam hidup Anda? Kesehatan? Keluarga? Teman? Diri sendiri? Yesus mengatakan bahwa batu besar dalam hidup ini adalah, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya”. Hidup ini bukan diukur dari berapa banyak yang kita inginkan atau bahkan kuatirkan tetapi bagaimana kita menempatkan prioritas hidup. Orang yang meletakkan Yesus Kristus di tempat utama dan paling penting dalam hidup akan menemukan hidupnya dipakai Tuhan melebihi apa yang dia dapat lakukan; memperdalam sukacita; mengembangkan visi; mempertajam cara berpikir; menguatkan kerohanian; melipatgandakan berkat dan menjadi saluran berkat perdamaian di sekitarnya. Kiranya Tuhan menolong kita berhikmat di dalam menaruh prioritas hidup. Amin.

TANPA MELIBATKAN TUHAN, MENJALANI HIDUP INI SEPERTI TANPA WARNA

FLYERS SVEN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail