DASAR YANG TEGUH

DASAR YANG TEGUH

(Baca: Matius 7:24-27)

 

       Musibah dapat terjadi pada siapa aja tanpa memandang kekayaan, pendidikan maupun usia. Bencana alam adalah fakta bahwa sering kalimanusia tidak berdaya kepada ganasnya alam yang sedang mengamuk. Perumpamaan yang disampaikan Yesus di atas bukit Arbel adalah dua orang yang mendirikan rumah di atas dasar batu yang kuat dan di atas pasir yang rapuh.

       Perumpamaan ini bukan bermaksud mengolok ataupun menghakimi orang yang terkena musibah tetapi menunjukkan bahwa alam yang ramah bisa berubah menjadi bencana yang kejam tanpa memandang status anak manusia saat itu. Perumpamaan ini diangkat oleh Yesus untuk menyampaikan betapa penting dan darurat bagi manusia bukan saja percaya kepada Tuhan Yesus tetapi menjadi pendengar dan pelaku Firman Tuhan.  Alkitab adalah Firman Tuhan yang berguna sebagai prinsip penting menjalani hidup yang selamat, menjadi berkat dan bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia ini.

       Ada sebuah cerita seorang bapak kaya yang bernama Petrus hendak naik mobil mewahnya Cadilac untuk keluar urusan sebentar. Ia lupa mengganti battery kunci mobilnya. Ketika sampai di dalam, mobil terkunci dan tidak bisa keluar. Ia berusaha mendobrak dan membuka manual tetapi sia-sia.

       Kepanasan dan hampir habis oksigen dalam mobil mewah yang sangat terproteksi ini, Petrus akhirnya ditolong oleh tetangga yang kebetulan lihat garasi mobil tidak ditutup. Semula tetangganya berpikir Petrus tentu lupa tutup garasi, dan hendak memberitahukan hal ini. Ternyata Petrus terjebak di dalam mobilnya sendiri. Petrus protes dengan pabrik mobil GM yang dianggap membahayakan pemiliknya.

       Pabrik mobil terkenal GM menolak dan berkata, sudah ada tertulis buku manual tentang bagaimana membuka mobil secara darurat dari dalam dengan menekan tombol di bawah dekat kursi. Petrus tidak pernah membaca buku manual tersebut karena dianggap sama dengan mobil-mobil lainnya. Petrus hampir mati di dalam mobilnya sendiri yang begitu mahal dan canggih karena tidak baca buku manual. Hari ini banyak orang menjalani hidup semaunya sendiri dan menurut apa kata tren dunia tanpa memperhatikan manual yang diberikan oleh Pencipta, yakni Kitab Suci. Buku ini penting bukan hanya dibaca dan direnungkan prinsip kebenaranNya tetapi juga manfaat maksimal terjadi ketika dilakukan. Mari kita menjadi pendengar dan pelaku Firman Tuhan, sebab orang yang diberkati adalah bukan hanya mendengar tetapi ketika melakukannya. Amin.

 

INGIN DIBERKATI TUHAN? JADILAH PENDENGAR DAN PELAKU FIRMAN TUHAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KEMALANGAN PUN DIBUAT-NYA MUJIZAT

KEMALANGAN PUN DIBUATNYA MUJIZAT

(Baca: Yunus 1:16)

yunus

       Pernakah Anda berada di tengah-tengah bencana yang besar? Seolah pada saat itu hanya ada kepanikan? Itulah yang dialami oleh para awak kapal dari Yafo menuju ke Tarsis. Badai besar ombak  bukan saja membanjiri sekelilingi mereka tetapi juga tengah menghancurkan kapal “besar” yang serasa kecil di tengah luasnya samudera. Yunus yang tadinya tertidur lelap tanpa mengerti konteks keadaan, dipaksa untuk naik ke buritan dan mengalami langsung ngerinya situasi saat itu. Drama bencana ini ditutup dengan takjubnya semua awak kapal melihat mujizat Tuhan atas alam semesta. Dengan janji yang serius mereka percaya dan mengikut Tuhan.

       Mujizat Tuhan tidak terjadi pada saat Yunus sebagai hamba-Nya lari dari panggilan pelayanan, tetapi justru ketika ia siap memikul tanggung jawab dan memikirkan kepentingan orang lain. Saya pikir yang merasakan ketakutan dahsyat bukan hanya para awak kapal, tetapi juga Yunus yang baru bangun tidur nyenyak dan naik ke buritan. Ketika jatuh undian, ia bisa saja membisu (tidak bersaksi), berpura-pura tidak tahu, berbohong atau justru ikut menyembah para dewa. Di saat terjepit ini Yunus bertobat, bahkan siap mati di buang di tengah lautan yang ganas agar semua isi kapal selamat.

       Sejarah Alkitab mencatat Yunus tidak mati meski ditelan ikan besar, tetapi lewat bencana besar inilah Tuhan menyelamatkan dan memperbarui kerohaniannya. Tuhan sudah menyatakan mujizat-Nya jauh sebelum ia dipakai Tuhan di kota Niniwe. Hari ini setiap kita yang mengikut Tuhan, tidak bisa memungkiri ada kalanya hidup serasa sulit dan musibah datang beruntun. Di saat itu kita punya pilihan: ngamuk terhadap Tuhan, menyalahkan orang lain atau cari selamat sendiri. Kita juga punya pilihan: evaluasi di hadapan Tuhan (bila ada dosa, bertobat), siap memikul salib sendiri dan rela menjadi saluran berkat-Nya. Apabila kita memilih yang kedua, Tuhan sanggup membuat mujizat bahkan di tengah kemalangan sekalipun. Kiranya Tuhan yang telah menolong Yunus, juga menolong Anda dan saya dalam mengiring Tuhan sampai akhir. Amin.

TUHAN SANGGUP MEMBUAT MUJIZAT BAHKAN DI TENGAH KEMALANGAN YANG KITA ALAMI

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail