RELASI AYAH DENGAN PUTRINYA

RELASI PUTERI DENGAN AYAHNYA

Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihiNya.

(Mazmur 116:15)

 

 

       Ada sebuah cerita tentang seorang puteri yang memiliki kalung mutiara imitasi yang disukainya. Ayahnya mengetahui bahwa ia menyukai kalung tersebut dan hendak membelikannya kalung mutiara asli dengan cara bekerja kerasa selama beberapa bulan.

       Hari itu, di hari ulang tahunnya sang Ayah mengucapkan selamat ulang tahun dan mencium kening puterinya. “Terima Kasih Ayah” seru puteri tersebut.  Ayahnya bertanya, “Ayah mengasihimu. Apakah engkau mengasihi Ayah?”, “Tentu Ayah, saya mengasihimu lebih dari segalanya” , jawab sang puteri. “Bolehkah Ayah memindahkan kalungmu?” Tanya sang Ayah. Tentu saja puteri ini tidak mau dan bersikeras tetap memakainya.

       Sang Ayah berkata, “Nak, Ayah ada hadiah untukmu. Lihat ini kalung mutiara asli untukmu!”. Melihat kalung mutiara yang asli berkilau bukan saja menyerupai tetapi tentu jelas lebih baik dari kepunyaannya, sang puteri melepas kalung itu dan mengijinkan Ayahnya memakaikan kalung mutiara yang asli dan berharga tersebut.

       Apa sih yang membuat sesuatu berharga? Apakah sesuatu yang mahal pasti berharga dan sesuatu yang tidak mahal pasti tidak berharga? Tentu tidak bukan? Arti berharga memang kerap diimbangi dengan nilai yang mahal, namun arti berharga sendiri ditentukan oleh kualitasnya dan siapa yang menghargainya. Inilah yang menjadi perhatian Pemazmur ketika mengatakan berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Kata “berharga” dalam bahasa Ibrani yaqar (יָקָר) memiliki arti, sangat peduli dan berkaitan dengan subjek yang dikasihi yakni menaruh nilai yang tinggi dan terhormat. Pemazmur melewati kesesakan dan kedukaan namun Tuhan menolong, menghibur dan memberi kelegaan.

       Seperti halnya ayah sayang kepada puterinya; demikian halnya Tuhan sayang kepada umat yang dikasihi-Nya. Tuhan tidak memberikan pengharapan palsu, janji kosong dan kata-kata gombal belaka. Ia mengasihi dengan sungguh dan sangat peduli kepada orang-orang yang percaya dan berharap kepada-Nya. Hari ini bila Anda merasa seperti Tuhan mengambil yang berharga dan Anda tidak mengerti mengapa ini terjadi Tuhan; Ijinkan diri Anda berduka dan Tuhan memulihkan sebab sungguh berharga Anda di mata Tuhan. Amin.

TUHAN TIDAK MEMBERIKAN PENGHARAPAN PALSU, JANJI KOSONG DAN KATA-KATA GOMBAL BELAKA. JANJI-NYA MURNI DAN PASTI.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KETIKA PAPA MENINGGALKAN KAMI

KESAKSIAN: KETIKA PAPA MENINGGALKAN KAMI

       Malam itu perangkat seluler saya berdering setelah mendapatkan sinyal di pegunungan Toraja. Di layar terbaca nama kakak perempuan yang melakukan panggilan. Saya berpikir, “Oh, ini kakak saya. Mungkin mau ngobrol atau menyampaikan sebuah info”. Saya tidak terkejut karena kami biasa bertukar  informasi. Dari kejauhan suara dan pesan singkat dilontarkan kakak, “Jeff, Papa sudah tidak ada.” Saya berharap kakak saya menjelaskan apa penyebab dan bagaimana ceritanya, namun seperti kehabisan kata kata dan terdiam. Bunyi telepon ditutup. Air mata mengalir deras serasa malam itu lebih gelap dari kelihatannya. Saat itu saya berada lebih dari 1900 kilometer dari tempat Ayah tinggal di Surabaya.

      Mendapatkan transportasi untuk kembali ke Surabaya bukan perkara mudah dan murah, namun Tuhan membuka jalan sehingga semua berjalan lancar walau sangat melelahkan. Biasanya apabila naik transport darat, saya lebih suka menyetir sendiri atau duduk depan untuk perjalanan berkelok kelok yang memabukkan itu. Malam itu, semua seat di depan penuh sisa di belakang yang masih banyak kosong. Tuhan beri ekstra kekuatan tidak mual dan justru di belakang lah ada cukup ruang untuk berduka malam itu. Seperti film yang diputar dari awal hingga akhir pejalanan hidup bersama Papa, saya hampir tidak tidur sepanjang malam dan berganti dengan rasa duka disertai cucuran air mata.

       Pagi hari ketika tiba di Makassar dan sebelum menlanjutkan perjalanan udara ke Surabaya, saya ber saat teduh yakni membaca Alkitab dan merenungkan keberan Firman Tuhan. Mazmur 100:3,5 “Ketahuilah, bahwa TUHAN-lah Allah; Dia lah yang menjadikan kita dan punya Dia lah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.”

       Tuhan itu baik! Mungkin Anda bertanya, “Bagaimana mungkin Anda berkata Tuhan itu baik sementara keadaanmu sama sekali tidak baik?”. Inilah yang menjadi bahan renungan saya pagi itu. “Tuhan, apa maksud ayat ini?” Seruku dalam hati. Tiba-tiba saat itu seperti damai sejahtera yang luar biasa melingkupi. Saya merasakan Tuhan hadir di samping dan meneguhkan bahwa saya tidak sendirian. Dalam hitungan detik, Tuhan dengan lembut memperlihatkan alasan mengapa Tuhan itu baik.

       Seolah Tuhan berbisik, “Jeff, kamu lihat seisi keluargamu termasuk semua saudara saudari, semua ipar dan semua ponakan mereka sedang belajar mengenal Tuhan dengan ke Gereja, berdoa dan membaca Alkitab. Bukankah itu anugerah Tuhan? Tidak semua orang memiliki keadaan yang sama denganmu.”

       Dalam permenungan itu saya semakin menyadari kalau seisi keluarga meski tidak semuanya pendeta, namun hidup keluarga Sudirgo menjadi berkat bagi orang lain bahkan bagi banyak orang. Inipun anugerah Tuhan yang memampukan kami bisa jadi saluran berkat.

       Bahkan semenjak saya memutuskan diri menjadi hamba Tuhan penuh waktu hingga hari ini saya tidak kekurangan makan dan minum. Tuhan memelihara begitu luar biasa lewat suka dan duka, bukankah itu pun kebaikan anugerah Tuhan? Tiga hal inilah yang membuat hati saya berseru, “YESS! GOD IS SO GOOD!” Tuhan itu baik dan sungguh baik. Siapakah kita umat ciptaan-Nya sehingga mendapat kasih karunia-Nya? Tuhan itu baik!

       Di hari hari kedukaan itu ada ratusan orang yang datang melayat dan sungguh menjadi penghiburan buat kami. Lewat Firman Tuhan, kesaksian keluarga dan kekompakkan kerjasama diantara anggota keluarga, kami melihat campur tangan Tuhan yang ajaib yang bukan saja memberkati keluarga yang berduka tetapi juga banyak orang yang hadir. Baik melalui lisan dan tulisan banyak yang menyampaikan terima kasih karena diberkati Tuhan lewat semuanya itu.

       Pada kesempatan ini kami berterima kasih kepada semua pihak baik keluarga besar dari Papa, dari Mama, sanak famili, besan, semua sahabat, rekan-rekan pelayanan hamba Tuhan, rekan-rekan pelayanan gereja-gereja, rekan rekan usaha, juga dukungan handai taulan dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Jakarta, Mojokerto, Malang, Makassar, Surabaya, Medan, Papua, Jember, Kediri dan tempat-tempat lain yang belum disebutkan. Kami mohon maaf apabila semasa hidup Papa Sudirgo pernah melakukan kesalahan baik dari perkataan maupun perbuatan semasa hidupnya. Terima Kasih dan Tuhan Yesus Memberkati kita semua. Amin.

 

 

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PENTINGNYA PERAN AYAH

PENTINGNYA PERAN AYAH TERHADAP ANAK

(Baca: Kolose 3:21)

ayah

       Tahukah Anda bahwa figur ayah memiliki peran penting dalam perkembangan anak? Vaheshta Sethna dkk dalam penelitian berjudul, Father-Child Interactions at 3 Months and 24 Months: Contributions to Children’s Cognitive Development at 24 Months yang diterbitkan oleh Jurnal Infant Mental Health Journal, April 2017 (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/imhj.21642/full#imhj21642-sec-0160) menyimpulkan peran aktif ayah di usia 3 bulan dan kemudian 24 akan berpengaruh besar pada perkembangan kognitif anak.

       Demikian pula dengan hasil penelitian Rohner dan Khaleque, Transnational Relations Between Perceived Parental Acceptance and Personality Dispositions of Children and Adults: A Meta-Analitic Review, yang diterbikan oleh jurnal Personality and Social Psychology Review (September 2011) dengan impact factor 9; menyimpulkan hal penting bahwa penerimaan kasih sayang ayah terhadap anak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kepribadian anak tersebut. Ayah yang menerima anak dengan kasih sayang yang baik akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya diri; sementara anak yang ditolak ayahnya cenderung akan menghasilkan anak yang cemas dan rasa tidak aman. Anak yang ditolak ayahnya akan juga cenderung bersikap bermusuhan dan agresif terhadap orang lain.

       Dampak inilah yang terjadi kepada Ismael anak Abraham dari Hagar (Kejadian 21:14, 16:12). Ismael merasakan kepahitan ditolak dan diusir oleh ayahnya. Tidaklah heran di kemudian hari, ia menjadi pribadi yang agresif yang berakar dari rasa tidak aman. Alkitab mencatat Tuhan mengasihi Hagar dan Ismael.

       Semakin saya belajar banyak tentang psikologi perkembangan dan hasil penelitian dari berbagai jurnal; semakin saya menyadari banyak kekurangan sebagai ayah di masa lalu dan masih banyak yang perlu dipelajari untuk menjadi ayah yang baik. Bersyukur kita punya Tuhan yang begitu mengasihi diri kita dan anak-anak kita.

       Hari ini selagi ada kesempatan, siapapun Anda-baik yang baru menjadi Ayah atau pun sudah memiliki cucu-mari kita sebagai orang tua mendidik anak-anak kita di dalam kasih Tuhan. Disiplin adalah hal yang sangat penting, namun lebih penting dari itu semua adalah kasih dan penerimaan yang bersumber dari Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita dan memampukan kita membentuk generasi muda yang sehat, berhikmat dan takut akan Tuhan. Amin.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

SPINNER ANAKKU

SPINNER ANAKKU

(I Korintus 10:31)

spinner

       Beberapa waktu lalu anak-anak saya membeli mainan spinner. Mereka begitu gembira dan berterima kasih kepada orang tua. Katanya, “bersyukur”.  Suatu kali salah satu anak kami melihat anak lain memiliki lebih dari satu spinner dan ia ingin punya spinner lagi.

       Dalam percakapan ayah dan anak, hari itu saya menjelaskan arti bersyukur dan mensyukuri apa yang ada pada kita bukan apa yang tidak ada pada kita. Inilah yang membedakan gaya hidup rohani dan duniawi. Gaya hidup duniawi contohnya melihat tetangga memiliki kulkas baru dan ia ingin punya juga padahal kulkas lamanya masih berfungsi baik. Gaya hidup rohani sebaliknya, Firman Tuhan mengajarkan hidup yang bebas tetapi bertanggung jawab untuk sesuatu yang berguna dan membangun.

       Hari ini meskipun banyak orang rajin ke tempat ibadah, tahu dan bahkan hafal ayat Kitab Suci tidak berarti dirinya bebas dari virus hidup duniawi. Paulus mengingatkan jemaat di Korintus agar memiliki moto hidup melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Apabila  frasa “untuk kemuliaan Tuhan” dirasa terlalu rohani dan jauh dari kegemaran hidup kita, maka itu pertanda bahwa virus duniawi menjangkiti kerohanian kita yang rapuh.

       Ingatlah, apa yang kita tabur akan kita tuai. Mari menabur dengan gaya hidup rohani yang memperkenan hati Tuhan. Bisa jadi wadah taburan itu adalah pekerjaan di kantor, mendampingi anak di rumah, kencan dengan pasangan hidup kita, atau mungkin pergi pelayanan misi menjangkau pelosok. Mungkin Anda berkata, “Tetapi… saya banyak dosanya dan banyak melakukan kesalahan. Apakah Tuhan masih memberikan kesempatan?” Selagi Anda dapat membaca tulisan ini, itu artinya Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berubah, bertobat dan memulai lagi melakukan yang baik, benar, yang manis, yang berguna dan membangun. Selagi ada kesempatan mari membiasakan gaya hidup rohani. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.

HIDUP BAGAIKAN SPINNER, SUATU SAAT AKAN BERHENTI BERPUTAR. BERBAHAGIALAH ORANG YANG MENGGUNAKAN HIDUPNYA DENGAN BAIK.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail