MANA CUKUP?

MANA CUKUP?

(Baca: II Raja-raja 4:42-44)

Mana Cukup

       Mana cukup? Itulah pertanyaan pelayan yang hendak membagikan 20 roti jelai dan sekantong gandum kepada 100 orang rohaniwan. Masa itu adalah jaman raja-raja Israel dan karena pemimpin yang tidak takut akan Tuhan maka menghasilkan negeri yang porak poranda termasuk kelaparan di peristiwa ini. Elisa dipakai Tuhan bukan saja berbagi makanan lewat pelayan itu, tetapi lewat kejadian ini Tuhan mengkonfirmasi pemeliharaan-Nya kepada umat-Nya.

       Elia dipakai Tuhan menolong janda Sarfat dengan anaknya yang berpikiran akan mati kelaparan karena hanya memiliki segenggam tepung untuk membuat roti. Di tangan Tuhan, tepung dan minyak tidak pernah berkurang hingga masa kelaparan habis.

       Di Perjanjian Baru, 5 roti dan 2 ikan bekal makan siang seorang anak percaya diubah Tuhan memberkati lebih dari 5000 orang pun sisa 12 keranjang. Bahkan Tuhan sanggup membuat mujizat 100 orang makan kenyang dari 20 roti dan masih ada sisanya.  Di tangan Tuhan, yang sedikit dan terbatas dapat dibuat berlimpah dan tanpa batas. Di tangan Tuhan, yang mustahil menjadi mungkin terjadi.

       “Mana cukup?” Itulah pemikiran manusia pada umumnya ketika sudah mengerti matematika dasar. Bagaimana dengan matematikanya Tuhan? Ada tiga konsep untuk jumlah tersebut, pertama adalah persembahan hidup sepenuhnya bagi Tuhan. Kedua adalah prinsip berbagi walau secara matematika manusia adalah terbatas. Ketiga adalah ketaatan Firman Tuhan melahirkan rencana Tuhan dinyatakan secara ajaib.

       Maukah Anda mengalami apa yang dialami oleh mereka? Saya pernah mengalaminya dan tetap mau mengalaminya. Ingat ini bukan tentang kerakusan, tetapi hidup yang mengandalkan Tuhan. Ini bukan tentang hitung-hitungan dengan Tuhan tetapi tentang persembahan diri. Ini adalah jalan mengikut Tuhan. Amin.

DALAM MATEMATIKA-NYA,

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI ORANG YANG MENGIKUT TUHAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MENJADI BERKAT LEWAT KETERBATASAN

MENJADI BERKAT LEWAT KETERBATASAN

(Baca: Markus 6:35-44)

b

 

       Apakah lapar itu? Kajian ilmu kesehatan menengarahi sebagai sensasi yang dipicu dari hypotalamus dan hormon yang mengakibatkan rasa lapar dan berdampak pada kekurangan energi. Pada jangka pendek berhubungan dengan selera makan yang meningkat dan keinginan untuk dikenyangkan. Sementara apabila berdampak jangka panjang, maka lapar akan mengakibatkan kerusakan organ tubuh hingga kematian.

       Dapatkah Anda membayangkan apa dampak massa yang kelaparan? Inilah yang dipikirkan oleh para murid Yesus setelah seharian puluhan ribu massa menyimak kata-kata bijaksana dari Yesus. Mereka begitu terkesima hingga lupa makan dan lupa waktu sudah hampir malam (Markus 6:35). Para murid berpikiran logis, dan boleh dikatakan berpikiran fair (seimbang). Jangan biarkan massa yang lapar. Lebih baik masing-masing pergi bayar makanannya sesuai kemampuan.

       Apa yang dipikirkan para murid berbeda dengan apa yang dipikirkan Yesus. Yesus berpikiran bagaimana melatih mental dan iman dalam menghadapi masalah. Strategi Yesus dimulai dengan menghadapi masalah bukan menghindari/melarikan diri dari masalah. Yesus meminta para murid memeriksa inventaris. Ada dua opsi (bdk.Matius 14:13-21 ; Lukas 9:10-17;Yohanes 6:1-13): uang kas sekitar 200 dinar (Kalau 1 dinar adalah upah minimum sehari, maka cukup untuk 200an orang) dan sepaket donasi dari anak kecil (5 roti dan 2 ekor ikan). Dalam pikiran manusia, dua opsi ini sangat terbatas.

      share Apa yang terjadi? Yesus berdoa mengucap syukur, terjadilah mujizat yang membuat lebih 5000 laki-laki belum termasuk wanita dan anak-anak ini kenyang bahkan lebih 12 bakul besar penuh roti dan ikan. Pelajaran penting kehidupan apa yang dapat kita petik? Pertama, evaluasi inventaris Anda. Seringkali kita merasa kurang dengan segala kebutuhan dan keinginan yang memang tidak pernah ada kata cukup bila tidak disyukuri. Ada baiknya kita menyisihkan sekian persen untuk mendukung pekerjaan pelayanan.

       Kedua, belajar melibatkan Tuhan. Bagi orang Ateis, pemikiran ini sulit untuk diterima akal sehat karena Tuhan adalah diri mereka sendiri. Sementara bagi orang yang pernah mengalami mujizat dan pertolongan Tuhan, mengerti apa arti hidup melibatkan Tuhan. Jadi, singkatnya adalah “ora et labora”, berdoa sambil berusaha. Kiranya Tuhan menolong menjadi berkat bagi banyak orang lewat keterbatasan yang ada pada kita. Immanuel.

SERING KALI JUSTRU LEWAT KETERBATASAN DAN PENYERAHAN DIRI, TUHAN BEKERJA SECARA DAHSYAT MELAMPAUI APA YANG KITA PERKIRAKAN

 

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail