SULITNYA MENCARI PEKERJAAN

SULITNYA MENCARI PEKERJAAN
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.   Matius 20:16
Seorang bapak menceritakan betapa bersyukurnya ia atas berkat Tuhan.  Anaknya mendapat pekerjaan setelah beberapa waktu menunggu dan mencari lowongan.  Bukan saja dapat pekerjaan yang baik dan cocok, ada uang makan, uang cuti, gaji bulan 13, masih pula ditambah dengan uang pakaian dan fasilitas perumahan.
Ada pula seorang bapak yang mengeluh dan merasa hampir putus asa setelah sekian lama mencari pekerjaan tidak ada yang menerimanya.  Kalaupun ada pekerjaan, itu bersifat orderan sekali-kali setelah itu sepi.  Ia merasa terus berdoa dan berusaha, tetapi tidak ada hasilnya.
Bila melihat kedua contoh di atas, boleh dikatakan: mencari kerja jaman sekarang ini gampang-gampang sulit.  Dikatakan gampang karena ada banyak pekerjaan dan usaha yang dapat dipilih di tengah-tengah banyaknya bidang usaha.  Dikatakan suit, karena memang mencari pekerjaan saja sukar ditemukan apalagi mencari pekerjaan yang cocok, penghasilan tinggi dan segala jaminan yang memadai.
Inilah yang terjadi pada perumpamaan yang diceritakan Yesus Kristus tentang Kerajaan Allah (Matius 20:1-19).  Seorang tuan rumah mencari pekerja dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang layak.  Saat itu, banyak orang menganggur, tetapi lowongan pekerjaan sedikit.  Kemudian ia merekrut pekerja lain pk.09,00, 15.00 dan 17.00. Semuanya bekerja satu hari tetapi mendapat upah harian yang sama.
Pada sore hari ketika semua buruh menerima upahnya, mereka protes.  Buruh yang bekerja dari pagi hingga sore mendapat upah sama banyak dengan mereka yang hanya bekerja sebentar saja.  Tuan rumah ini menjawab: “Apa urusanmu?  Apakah saya bertindak tidak adil?  Setiap orang mendapat upah layak sesuai dengan kasih karunia masing-masing.  Jikalau saya mau bayar lebih seseorang dan membayar standar kepada yang lain adalah kemurahanku.  Apakah kamu marah karena saya murah hati?”
Uniknya dalam cerita ini adalah gambaran orang-orang disekitar kita yang iri terhadap prestasi dan berkat orang lain.  Tuan rumah berlaku sangat adil bahkan bermurah hati terhadap beberapa orang.  Pertama, ia memberi upah kepada setiap pekerja sesuai UMR.  Kedua, ia terus menambah pekerja karena banyak yang menganggur.  Kesempatan diberikan, yang pertama akan menjadi terakhir dan yang terakhir akan menjadi pertama.
Seperti halnya mendapat pekerjaan adalah anugerah, melayani Tuhan pun adalah anugerah.  Ketika Tuhan memberikan kesempatan seseorang mendengar Injil dan dipanggil untuk melayani, itu adalah berkat! 
Banyak orang mungkin sudah mendapat pekerjaan bahkan dengan keadaan yang sangat makmur, namun statusnya dihadapan Tuhan adalah pengangguran rohani.  Jiwanya diperbudak oleh dunia.  Mereka diberikan kesempatan pertama, tetapi tidak mengindahkan untuk ambil bagian dalam pelayanan.  Setelah itu ditawarkan kepada orang lain dan mereka menerima dengan sungguh dan baik.  Di hadapan Tuhan kelak—sekalipun orang percaya—orang itu akan menjadi terakhir karena meremehkan anugerah Tuhan!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *