MAHALNYA SEBUAH NASIHAT

Mahalnya Sebuah Nasihat
Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: “Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!” I Raja-raja 12:15
Ketika menyusuri pajangan koleksi di Gramedia, Saya menemukan satu buku yang menarik dan bersinggungan dengan kehidupan pelayanan.  Buku ini judulnya: “Motivating People”, ukurannya kecil, tipis, tetapi cukup mahal.  Boleh dikatakan yang mahal bukan bukunya, tetapi nasihat yang terkandung di dalamnya.
Nasihat yang bijaksana tidak secara otomatis diperoleh oleh orang kaya, berkuasa, pun  pandai.  Lihat saja Rehabeam yang baru diangkat menggantikan almarhum papanya yang bijak: Salomo.  Rehabeam mendapat dua nasihat, dari orang yang berpengalaman dan teman-teman sebayanya.
Nasihat para tua-tua adalah memperhatikan rakyat dan sungguh mau melayani mereka.  Nasihat teman-teman sebayanya adalah menanggapi aksi dengan reaksi.  Rakyat yang mengeluh dan bicaranya tidak enak didengar harus ditanggapi emosional dan dijajah bila perlu sambil dicekik.  Sebuah pola otoriter yang bertolak dari demi kepentingan dan kepuasan diri.
Rehabeam yang lebih mendengarkan nasihat teman sebaya bak menanggapi api dengan minyak.  Akibatnya kerajaan Israel terpecah dan Rehabeam sendiri hampir mati terkena kerusuhan.  Nasihat yang bijak mahal harganya, namun besar untungnya.  Nasihat yang buruk enak didengar bahkan murah, tetapi sangat besar ruginya.
 Ada orang yang memilih pasangan hidup atas dasar nasihat kaya dan kelihatan baik.  Sesudah menikah ternyata pasangannya pelit dan jahat.  Ada remaja yang mengikuti nasihat temannya: menyontek.  Katanya cara tercepat dan mudah untuk dapat nilai baik.  Begitu ketahuan bukannya nilai baik, tetapi dapat nol dan diskors.  Belum lagi tanpa sadar ia sedang membentuk  mental menggunakan segala cara tidak jujur untuk capai tujuan.  Ada orang yang mengikuti nasihat “dalam dagang harus ada tipu-tipu sedikit supaya cepat kaya”.  Setelah sekian lama menipu, ia kehilangan banyak pelanggan, nama baiknya jatuh dan hidupnya kacau.
Pernakah Anda mengetahui istilah gema?  Jika seorang berdiri di puncak bukit dan berteriak: “saya mau maju!”  Tidak lama kemudian akan terdengar echo (gema): “maju.. maju..!”.  Ini adalah pantulan suara dari apa yang kita teriakkan.  Apa yang kita tabur akan kita tuai.  Tidak mungkin ketika Anda berteriak:”saya mau maju!”  Tidak lama terdengar gema: “saya juga..!”.
Nasihat bijaksana mahal harganya.  Dikatakan mahal karena yang namanya keberhasilan harus dikerjakan dengan kerja keras dan di dalam kebenaran.  Jikalau kita menabur yang baik dan benar di dalam Tuhan, kelak kita akan menuai hasilnya dengan menggembirakan.  Di sekitar Anda mungkin banyak nasihat, tetapi hati-hati jangan sampai Anda memilih nasihat yang buruk.  Pilihlah nasihat yang baik dan di dalam Kristus (Filipi 2:1).  Nasihat yang baik memang mahal, tetapi bukannya mustahil untuk didapat dan dikerjakan.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *