KENDI AIR KERAMAH TAMAHAN


KENDI AIR KERAMAH-TAMAHAN
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya. Matius 10:42
Sewaktu kecil saya mengenyam pendidikan TK (Taman Kanak-kanak) dekat pasar rakyat. Gedung TK ini kecil sehingga sebelum jam pembelajaran dimulai, kami suka nongkrong di depan sambil bermain atau melihat lalu lalang tawar menawar pembeli dan penjual sayur mayuran. Biasalah suasana pasar selain bau menyengat ikan mentah, sayur dan sampah berserakan juga riuh dan ramai dengan berbagai peristiwa yang unik setiap harinya. 
Hari itu saya memperhatikan seorang bapak membawa gerobak (entah apa yang dibawanya) dan berhenti persis di depan rumah di depan TK kami. Depan rumah tersebut berdiri tiang seukuran 1,5 meter dan diletakkan sebuah kendi air di atasnya. Kendi itulah yang diambil oleh bapak itu untuk diminum beberapa teguk dan dikembalikan ke tempatnya. Lalu ia melanjutkan perjalanan.  Tidak berapa lama ada seorang tukang becak yang juga berhenti sejenak, mengambil dan meminum kendi berisi air tersebut dan mengembalikan ke tempatnya. Semula saya berpikir sedang melihat aksi pencurian, tetapi kemudian saya menyadari ini adalah sebuah keramahtamahan.
Mungkin praktik seperti ini agak sukar dilakukan di jaman ini, kalau tidak hilang kendinya bisa pula terjadi orang-orang meminta teh manis, kopi atau minuman bersoda dengan es batu. Perbuatan baik jaman sekarang kerap langka, penuh prasangka dan disalahpahami.  Sebagian orang menolong justru dirampok. Syukurnya, hakikat perbuatan baik yang benar bukan lahir dari reaksi apa kata orang tetapi lahir dari motivasi mau berbagi secara tulus.
Mengikut Yesus secara radikal bukan tentang mengacungkan pedang dan melakukan kekerasan, melainkan mengedepankan prioritas hidup untuk Tuhan dalam cara yang nyata dan seimbang.  Berbuat baik seperti yang dikatakan Yesus, “..memberi air sejuk secangkir sajapun…” (Matius 10:42) adalah bentuk nyata radikalisme Nasrani. Menyambut “orang kecil”, mendukung rohaniwan yang tulus melayani Tuhan, mengunjungi orang sakit pun dapat dilakukan sebagai bagian dari menyambut Tuhan.  Upahnya bukan apa kata orang, apa balas orang, tetapi sebuah kehormatan bisa memberi dan melayani dengan motivasi untuk Tuhan. Inilah militanisme yang perlu dijaga setiap orang percaya apabila merindukan hidupnya berkenan dan diberkati Tuhan. 
KENDI AIR YANG SEDERHANA DAPAT MENJADI ALAT TUHAN MEMBERKATI ORANG LAIN, HIDUP MEMBERI YANG LAHIR DARI MOTIVASI UNTUK TUHAN TIDAK AKAN KEKURANGAN BERKAT TUHAN.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *